Share

80.EXISTENSIALISM

New York

‘’Waah…, ini kelihatan lezat sekali. Benar-benar mengundang laparku,’’ pekik Heilen riang, tapi netranya tak bisa berpaling dari Arthur yang baru saja menyelesaikan adonan sayur, daging dan telur.

Ia sedang memasak atau sedang menggodaku?batin Heilen.

Arthur mengenakan celana drawstring cotton yang nyaman sebagai bawahan, atasannya hanya selembar apron tanpa selembar baju sama sekali, sehingga menampakkan guratan otot-otot bak pahatan dewa yunani di tubuhnya yang atletis, pinggangnya yang kokoh menyiratkan sebuah kekuatan, membuat Heilen membayangkan sesuatu yang indah.

“Sabarlah tunggu aku sebentar, kita makan bersama,’’ keluh Arthur.

‘’Apakah ini sebuah peraturan?aroma masakanmu membuatku kelaparan’’ gerutu Heilen manja sembari mengelus-elus bagian perutnya, bibirnya mengerucut.

“Iya,’’ cetus Arthur seraya menahan tawanya melihat kelakuan childish Heilen.

‘’Tdak peka’’ lanjut Heilen lagi dari meja makan. Sementara Arthur masih menyajikan makanan yang baru saja masak.

Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status