"Beneran nggak bohong aku," ucap Andra lagi.Tiara mencoba untuk percaya saja apa kata Andra karena dia malas berdebat sudah lelah dengan rutinitasnya hari ini."Sayang, udahan dulu ya kita ngobrolnya aku capek banget nih," ucap Tiara. "Kamu juga istirahat biar besok bisa semangat lagi kerjanya.""Oke."Obrolan mereka berakhir dan Tiara segera pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya itu. Ingin segera membersihkan diri dan bersiap untuk tidur. Dia kembali ke kamarnya setelah selesai mandi, dia duduk di kasurnya lalu memakai body lotion.Pagi harinya Tiara menjalani rutinitasnya seperti biasa berangkat kerja ke Mall, namun hari ini dia berangkatnya sendiri karena di telepon Andra mengatakan tak bisa mengantarnya karena harus pagi-pagi sekali berangkat ke kantor.Siang hari jika biasanya Andra meneleponnya bertanya sudah makan siang atau belum namun hari ini tidak. Tiara sampai berkali-kali memeriksa ponselnya siapa tahu ada balasan chat dari Andra namun tak ada sama sekali."S
"Saya terima nikah dan kawinnya Mutiara Ayumi binti Ahmad dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Andra dengan satu tarikan napas."Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya pak penghulu kepada para undangan di sana."Sah!" Sahut para saksi serempak.Berikutnya pak penghulu memimpin doa yang diamini oleh kedua mempelai dan juga semua tamu. Semua orang yang berada di sana turut berbahagia untuk pengantin baru itu.Andra kemudian memasangkan cincin emas yang sangat indah itu di jari manis Tiara dan gantian Tiara yang memasangkan cincin perak di jari suaminya itu. Andra tersenyum bahagia saat Tiara mencium tangannya kemudian dia balas mengecup kening istrinya itu dengan penuh sayang."Serasi banget ya mereka," ucap Dina pada Bintang yang duduk di sampingnya yang diangguki oleh pacarnya itu. Dia terharu sekali melihat sahabatnya itu bahagia."Oma, Nayla mau ke sana mau ikut Papa sama Mama," rengek Nayla yang saat ini dipangku oleh Bu Mirna."Iya nanti, sekarang Nayla duduk di sini dulu ya
"Aku mau mandi dulu kalau gitu," ucap Andra sambil melepas kemejanya hanya menyisakan kaus putihnya juga celana panjangnya saja karena dia akan mandi.Tiara menjadi semakin gugup sehingga dia menatap ke arah lain tak berani melihat suaminya itu."Iya, Mas. Aku udah siapin peralatannya kok buat kamu mandi, handuknya juga udah ada di sana," balas Tiara.Andra mengangguk sambil tersenyum. "Makasih, Sayang. Harusnya kamu nggak usah repot-repot segala."Tiara duduk di kasurnya. "Aku nggak ngerasa repot kok. Lagian kan itu juga udah jadi tugas aku sebagai istri kamu," katanya.Andra tersenyum mendengarnya, raut bahagia benar-benar terlihat di wajahnya itu. Bagaimana dia tak bahagia? Dia kan sudah berhasil mendapatkan hati Tiara sekarang, wanita yang sangat dia kagumi sejak dia masih kecil itu. Rasa kagum di hatinya yang semakin lama semakin tumbuh menjadi perasaan cinta dan sayang. Andra berlalu untuk segera mandi.Tiara masih menunggu Andra selesai mandi sambil bermain dengan ponselnya itu
Tiara tersenyum mengamati wajah tidur Andra yang menurutnya sangat polos seperti anak kecil itu. Tangannya mengelus rambut Andra dengan pelan, lalu turun menuju ke alisnya."Aku baru nyadar loh kalau ternyata alisnya Mas Andra tuh tebel gini bagus deh," gumam Tiara sambil tersenyum."Hidungnya juga mancung ih bagus juga deh," kata Tiara sambil menarik hidung Andra. Dia tertawa jahil melihat suaminya itu bergerak sedikit."Kok bisa sih kita jadinya nikah gini?" Tiara ternyata masih tak menyangka jika kini dia sudah menikah dengan Andra. Dia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya karena tersipu malu dengan situasi saat ini."Mendingan aku ke dapur aja deh mau bikinin sarapan yang enak banget buat suami aku," ucap Tiara yang diakhir kalimat dia kembali tersipu malu dengan ucapannya sendiri itu.Namun belum sempat Tiara turun dari tempat tidur mereka itu, Andra langsung menarik pinggangnya sehingga dia kembali berbaring, kali ini dia berada di atas suaminya itu yang memeluknya erat."Mas, ud
"Jangan manja gini deh, kamu nggak malu apa sama anak kamu?" Tiara mengusap rambut Andra sambil tersenyum."Lagian kan Nayla nggak liat ini," jawab Andra lalu dia mencium kening Tiara."Mas, udah deh bangun ayo," pinta Tiara.Andra tersenyum. "Nggak mau," rengeknya seperti bocah saja dia. "Aku masih ngantuk makanya tugas kamu tuh nemenin suami kamu ini."Tiara tersipu malu jika dia mendengar kata itu keluar dari mulut Andra. Sekarang dia sudah menjadi istri Andra! Perasaan yang begitu bahagia memenuhi hatinya. Ya, mereka sudah menikah sekarang."Tapi istri kamu ini udah masakin kamu udah nyiapin semuanya buat kita sarapan di meja makan. Makanya kamu cepetan bangun dong.""Ya udah iya, tapi cium dulu dong," pinta Andra."Apaan sih kamu ini," balas Tiara tersipu lagi sambil menatap ke arah lain."Kok apaan sih bilangnya? Cium dong biar aku langsung semangat bangunnya," timpal Andra sengaja ingin menggoda Tiara."Kan semalem udah, Mas.""Paginya juga aku pengen dicium lagi," balas Andra
Tiara menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk pergi berbulan madu di Paris besok.Dari pakaian dan semuanya sudah masuk ke dalam koper."Apa lagi ya? Kok kaya ada yang kurang ya?" Gumam Tiara sambil menggigiti kukunya tanda dia sedang berpikir keras."Udah semuanya, Sayang?" Tanya Andra yang memasuki kamar mereka. Dia lalu memeluk Tiara dari belakang dan mencium pipinya membuat istrinya tersenyum."Udah kok," jawab Tiara."Kalau gitu sekarang kita tidur istirahat biar besok bisa seger bangun paginya," saran Andra dan Tiara mengangguk patuh."Oke," ucap Tiara tersenyum manis.Andra lebih dulu tidur di atas kasur mereka lalu dia tersenyum begitu Tiara berbaring di sampingnya. Dia langsung memeluk Tiara dan mencium pipinya.Paginya mereka bangun dan sesuai jadwal mereka berangkat ke bandara dengan Bu Mirna dan Nayla sudah pasti ikut.Nayla terus bernyanyi di gendongan Andra dia terlihat gembira sekali karena akan jalan-jalan pikirnya."Kita mau ke mana, Sayang?" Tanya Andra pada anaknya i
"Kok kamu bilang gitu sih Mas? Bukannya Bunda tinggalnya masih di rumah yang lama itu?" tanya Tiara.Andra menggeleng pelan. "Udah nggak tinggal di sana lagi, waktu itu aku iseng mau pulang ke sana tapi rumah itu udah ditempatin orang lain penghuni baru," jawabnya.Tiara tersenyum bahagia. "Kamu pulang Mas? Berarti itu tandanya kamu udah mau maafin Bunda dong iya kan?""Nggak juga," jawab Andra datar. "Udahlah jangan dibahas lagi soal itu udah masa lalu kok.""Masa lalu gimana sih maksud kamu Mas? Beliau itu Bunda kamu loh, jangan bilang kaya gitu ah," tegur Tiara. Dia tak ingin suaminya itu menjadi orang yang pendendam apalagi terhadap ibu kandungnya sendiri.Andra diam saja tak ingin membalas lagi, dia tersenyum sambil balas melambaikan tangannya pada Nayla yang melambaikan tangannya itu.Tiara melirik ponsel Andra lalu dia punya sebuah ide cemerlang di kepalanya. "Mas?""Iya sayang?" tanya Andra sambil menoleh menatap Tiara."Kamu mendingan sekarang temenin Nayla deh, anak kamu itu
Tiara kaget mendengar ucapan Andra. "Mas, kok kamu bilang gitu sih?" tegurnya karena dia tak pernah sekalipun mendengar suaminya itu berkata dingin padanya seperti itu.Andra menghela napas berat, tak tahu dia harus bilang apa. "Aku mau balik ke kamar mau istirahat," pamitnya kemudian berjalan menaiki tangga menuju ke kamar mereka berdua.Tiara sedih dengan sikap Andra, diapun menoleh ke arah Sinta dan dia menjadi tak enak pada ibu mertuanya itu yang sekarang menunduk sedih.Tiara ingin menenangkan Sinta jadi dia menghampiri sang ibu mertua."Bunda maaf ya kalau Mas Andra kaya gitu karena dia mungkin lagi capek aja kok kadi Bunda tenang aja ya?" ucap Tiara menenangkan Sinta.Sinta mengangguk paham sambil tersenyum kecut. "Iya, Tiara Bunda ngerti kok.""Lho? Bu Mirna?' sapa Sinta saat melihat besannya itu lewat di sekitar ruang tamu entah dari mana.Bu Mirna menoleh lalu menghampiri Sinta dengan senyuman di wajahnya."Bu besan ya?" sapa Bu Mirna sambil memeluk Sinta."Syukurlah akhirny