Tiga minggu kemudian, Untuk pertama kalinya Bumi datang lagi ke kediaman Prita setelah perdebatan malam itu. Di balik kemudi mobilnya, dia dapat melihat Rey sedang duduk dan sibuk dengan ponsel di teras rumah. Bumi menebak suaminya itu pasti sedang bermain game. Berdecak malas, Bumi melirik amplop
"Kenapa dilempar? Apa kamu sudah tidak membutuhkannya?" Prita mengambil tongkat itu dan kembali menyerahkannya ke Rey. "Meskipun sudah tidak terlalu sakit tetap saja kamu butuh tongkat. Karena kata dokter kamu belum boleh bergerak bebas dan kakimu harus banyak istirahat." "Aku bisa berjalan norm
"Yota," panggil Sakha. Yota yang menyadari kehadiran Sakha hanya melihat sebentar, lalu kembali sibuk dengan gadget di tangan. Dia hanya merespon sang suami dengan berdeham. "Yota," panggil Sakha lagi. Ada penekanan dari nada suaranya kali ini. Pria itu melepas jas dan mengendurkan dasi. Akan te
Pagi itu, untuk melepas keberangkatan Sakha. Bima dan Yota sengaja mengantar pria itu sampai bandara. Mereka pun mau tak mau bertemu dengan Bumi yang memang menunggu Sakha untuk berjalan masuk ke ruang tunggu keberangkatan. Bumi yang menyadari tatapan Yota semakin ingin melancarkan aksi. Dia sengaj
Dua minggu kemudian Tibalah hari yang sangat dinanti-nantikan oleh Rey. Dia akhirnya kembali mengenakan seragam putih abu-abu. Ekspresinya jangan ditanyakan lagi, dia seakan mendapat bongkahan berlian. "Pak, aku turun di sini saja," ucap Rey kepada sang sopir. Sang sopir terdiam. "Tapi Tuan." "P
Nuna cengo dengan mulut sedikit terbuka. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Luntur semua khayalannya untuk melihat Rey dihakimi karena bertindak mesum. Sebab, setelah menyeret Rey dan menjelaskan semua kejadian dari A sampai Z ternyata guru BP hanya diam saja. Ia justru menyeduh teh hangat untuk R
Bel pun berbunyi menandakan jam mata pelajaran yang Sari pegang sudah selesai. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Rey. Dia berdiri dan mengangkat tangan setelah Sari keluar dari kelas. "Kawan-kawan, mohon perhatiannya sebentar." Ucapan Rey membuat semua murid terdiam dan menatapnya dengan panda
Hari itu Bumi dan Sakha baru saja tiba. Jadwal yang seharusnya hanya seminggu di Kalimantan molor menjadi dua minggu. Namun, Bumi tidak keberatan. Dengan sibuk bekerja, sakit hatinya pada Rey bisa sedikit terlupakan. Dia sudah bisa mengganggap hinaan dan cercaan Rey angin lalu. Malah kini kebalikann