Nuna cengo dengan mulut sedikit terbuka. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Luntur semua khayalannya untuk melihat Rey dihakimi karena bertindak mesum. Sebab, setelah menyeret Rey dan menjelaskan semua kejadian dari A sampai Z ternyata guru BP hanya diam saja. Ia justru menyeduh teh hangat untuk R
Bel pun berbunyi menandakan jam mata pelajaran yang Sari pegang sudah selesai. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Rey. Dia berdiri dan mengangkat tangan setelah Sari keluar dari kelas. "Kawan-kawan, mohon perhatiannya sebentar." Ucapan Rey membuat semua murid terdiam dan menatapnya dengan panda
Hari itu Bumi dan Sakha baru saja tiba. Jadwal yang seharusnya hanya seminggu di Kalimantan molor menjadi dua minggu. Namun, Bumi tidak keberatan. Dengan sibuk bekerja, sakit hatinya pada Rey bisa sedikit terlupakan. Dia sudah bisa mengganggap hinaan dan cercaan Rey angin lalu. Malah kini kebalikann
"Heh gadis barbar. Apa kamu masih tidak mau minta maaf," ucap Rey. Dia sengaja menghampiri Nuna yang sedang mendalami peran sebagai kang bersih toilet siang itu. "Kalau kamu mau aku bisa kok minta bapak kepala sekolah menghentikan hukuman kamu ini. Tapi dengan catatan kamu harus minta maaf. Bagaim
"Rey, Mimi boleh masuk?" tanya Prita setelah mengetuk pintu kamar putranya. Rey yang awalnya berbaring lelah di atas ranjang akhirnya membukakan pintu untuk ibunya itu. "Kenapa, Mi?" tanyanya dengan malas. "Apa kamu nggak bisa sopan sedikit sama Bumi? Dia itu istri kamu," jelas Prita. "Mi, plea
"Sialan. Om om menyebalkan." Nuna tak henti-hentinya merengut seraya mematut diri di depan cermin. Dia bahkan tak segan bertanya pada semua siswi yang dijumpainya di toilet dan bertanya perihal alis. Apakah benar tinggi sebelah seperti yang Rey katakan? Namun, baik dia ataupun yang lain tidak mene
Setelah adegan berbagi jawaban tadi, entah kenapa Nuna merasa ada yang mengganjal dalam hati. Jujur saja, dia masih kesal pada Rey dan benar-benar tidak bisa memprediksi jalan pikiran pria itu. Kadang kala menyebalkan tapi jadi pahlawan saat dibutuhkan. Menghela napas panjang, Nuna yang baru selesa
Nuna yang semakin penasaran memutuskan mengintip dari jendela ruang kepala sekolah yang berbentuk persegi empat. Nuna bahkan sengaja mencari kursi demi melancarkan aksi mengintipnya itu. Benar adanya, kecurigaan Nuna ternyata terbukti. Di dalam ruang itu Rey terus membongkar apa saja. Dimulai daru