Setelah adegan berbagi jawaban tadi, entah kenapa Nuna merasa ada yang mengganjal dalam hati. Jujur saja, dia masih kesal pada Rey dan benar-benar tidak bisa memprediksi jalan pikiran pria itu. Kadang kala menyebalkan tapi jadi pahlawan saat dibutuhkan. Menghela napas panjang, Nuna yang baru selesa
Nuna yang semakin penasaran memutuskan mengintip dari jendela ruang kepala sekolah yang berbentuk persegi empat. Nuna bahkan sengaja mencari kursi demi melancarkan aksi mengintipnya itu. Benar adanya, kecurigaan Nuna ternyata terbukti. Di dalam ruang itu Rey terus membongkar apa saja. Dimulai daru
"Nuna, apa kamu tidak mau bertanya soal tadi pagi?" tanya Rey. Nuna terdiam. Dia paham dengan apa yang Rey maksud tapi enggan untuk menjawab. Dia memilih pura-pura sibuk membaca hingga Rey yang menyadarinya dan tersenyum. "Kamu benar-benar tidak penasaran?" ulang Rey yang tetap melihat depan. "Ti
Dengan sedikit memaksa dan mengancam, akhirmya Bumi bisa membujuk Rey pulang bersamanya. Suasana di mobil begitu senyap. Tak ada yang bersuara selain radio. Bumi yang penasaran mencoba mengintip Rey dari kaca tengah mobil. "Jadi apa kamu akan ikut cerdas cermat itu?" tanya Bumi. Rey yang awalnya
"Sudah?" Sakha bertanya pada Bumi yang sedang memasukkan ponsel dan beberapa berkas dalam tas. Keduanya baru saja selesai bernegosiasi bisnis dengan seorang investor asing di sebuah restoran bintang lima. "Iya, Udah. Tapi kamu duluan saja. Aku mau ke toilet dulu. Mau benerin make up. Nanti aku lan
Keesokan paginya seperti biasa Rey akan berjalan dengan sombongnya menyusuri koridor sekolah. Dia sama sekali tidak mempermasalahkan tatapan para murid yang ada di sana. Dia menganggap bisik-bisik mereka hanyalah bentuk kecemburuan. Ingat kata pepatah lama, sirik tanda tak mampu. Akan tetapi yang t
"Minggir!" sentak Ricky lagi. "Kenapa teriak-teriak? Aku tidak tuli, Rick," balas Nuna sembari menutup telinga. "Lalu, kenapa menghalangi jalan?" Mata Ricky memerah kali ini. "Karena aku berguru sama kamu," balas Nuna ambigu. Ricky yang sedang kesal makin berang. Dia kembali mengepalkan tangan
"Mau ikut aku ke suatu tempat?" tanya Rey. Nuna mendongak menatap Rey. Matanya mengerjap seakan-akan tengah mencari tahu arah pikiran Rey. Bukankah seharusnya pria itu sedih setelah dihina sedemikian rupa? Namun, yang ada dia justru tersenyum dan tampak lebih tenang. "Kita mau ke mana?" Nuna berta