Tubuh Yota gemetar hebat. Detak jantung juga terpompa cepat saat melihat Bumi tergeletak di ujung tangga. Bibirnya bahkan kehilangan rona, dan mata ... matanya juga tak berkedip. Dia bahkan terduduk lemas dan keringat dingin mengucur deras. Sama sekali tak menyangka kalau Bumi terjatuh. Dia tidak be
"Bagaimana dengan keadaan menantu saya, Dok?" tanya Prita yang berdiri mematung di dekat pintu. Matanya yang keriput menatap sang dokter dengan penuh harap. Sangat sangat berharap menantu dan calon cucunya selamat. Dia tak pernah menduga hal mengerikan begini bisa menimpa Bumi "Nyonya Bumi baik-bai
Setelah menenangkan diri akhirnya Rey kembali ke rumah sakit. Sekarang tampilannya sudah lumayan segar karena dia membasuh muka dan membersihkan noda darah Bumi yang tertinggal di badan. Pikiran Rey juga sudah lebih tenang sekarang. Rey menyadari, di situasi kacau seperti ini bersikap gegabah hanya
"Rey ... anak kita, Rey. Anak kita ...." Bumi terus menerus mengigau dan membuat Rey kembali mengembuskan napas panjang. Tak ada yang bisa Rey lakukan selain menenangkan—menggenggam tangan Bumi dan mengusap keningnya—setelah itu dia menenggelamkan wajah di ceruk leher istrinya itu. "Tenanglah, Say
"Kenapa Papa berubah drastis begini? Apa karena ibu kami di penjara jadi Papa membuangku begitu saja dan memilih berpihak pada Bumi agar status sosial dan jabatan Papa masih bertahan?" Bima terdiam, mukanya masam karena lisan Yota telah menghinanya. Namun, dia tidak menampik itu karena memang sejat
Beberapa hari berselang, kesehatan fisik Bumi mulai stabil tapi tidak untuk psikisnya. Wanita yang baru saja kehilangan itu lebih sering melamun dan tak henti-hentinya menghela napas panjang. Rey yang melihat kebiasaan aneh istrinya itu pun tak tinggal diam, dia selalu menghibur dengan lelucon konyo
"Masih punya nyali rupanya!" seru Rey yang seketika membuat kakak beradik itu menolah dan berdiri. Sedangkan Bumi hanya diam memperhatikan saudara tirinya itu mendekat. "Untuk apa kalian ke sini?" ketus Rey lagi. Akan tetapi Yota tidak peduli. Matanya yang sembab hanya tertuju pada Bumi. Dia melih
Rey pun mengeluarkan ponselnya, lalu meletakkan ke telapak tangan Bumi yang sudah terbuka. Tentu saja Bumi langsung menggeser layar ponsel itu dan mulai menghubungi seseorang. Senyap, semua orang terdiam. Rey menatap tajam ke Yota sedangkan Aryan menepuk punggung tangan Yota yang melingkar di lenga