Levi memuncratkan sisa makanan yang ada di dalam mulutnya tanpa sengaja, tepat ketika dia baru saja mendengar pertanyaan gadis itu.
Levi semakin salah tingkah, baru kali ini dia bertemu dengan gadis berkepribadian unik seperti Gita. Gadis itu mengatakan semua hal yang ada di dalam kepalanya dengan mudah tanpa keraguan.
Gita kembali tertawa menikmati keluguan pria itu.
Gita kemudian duduk menempelkan bokong padatnya pada sofa yang ada di sebrang Levi.
Sementara menunggu Ibu pelayan mempersiapkan piring-piring yang berisi makanan untuknya, Gita bertanya kepada Levi.
“Kemarin malam, saya lihat kamu berdansa dengan seorang gadis. Siapa dia?”
Pertanyaan Gita kali ini terdengar lebih serius, dia menunggu Levi memberikan jawaban.
“Eh? Oh maksudnya gadis yang kemarin. Dia mantan murid saya, gadis yang sama dengan yang mengobati
“Ahhh Git. Mmmphhh.”Mereka berdua terus bercumbu dengan mesra, tidak peduli dengan apa yang ada di sekitar mereka.Saat ini kedua insan ini hanya ingin memuaskan hasrat yang ada pada diri mereka. Levi tanpa sadar sudah menyambut apa yang Gita lakukan, sepertinya dia juga sudah merindukan bibir ranum milik gadis itu.Mendapat sambutan, Gita menyerang lebih ganas, dia memasukan lidahnya, bermain di dalam mulut pria itu. Levi tentu saja pernah berciuman dengan beberapa gadis sebelumnya, tapi tidak pernah seperti ini. Bagi dia berciuman seperti ini adalah sebuah pengalaman yang baru.Gita menekan bongkahan buah dadanya hingga menempel lebih erat pada tubuh pria itu. Levi tentu saja semakin merasakan kenikmatan yang diberikan oleh gadis bertubuh montok ini.Dia merasakan tonjolan kecil dari buah dada milik gadis itu semakin mengeras. Gita menciumi bibirnya sambil terus be
“Kemana Pak Levi? Kenapa bajunya bisa ada di sini?”Rupanya gadis itu belum menemukannya. Dia hanya melihat kemeja dan sepatu milik Pak Levi yang ditaruh dekat kolam renang.Bella, itu suara Bella.Levi bergerak cepat mengenakan kembali celananya.Bella melirik ke arah kolam bersuhu hangat, dia mencari di sana berharap bisa menemukan pria itu. Tapi tidak ada Levi di sana.“Kemana yah Pak Levi?”Saat Bella masih kebingungan, Levi sudah ada di belakangnya.“Bella, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Levi berupaya bersikap tenang sambil menepuk punggungnya.“Pak, aduh Bella sampai kaget. Bapak tadi ada di mana? Kenapa celananya sampai basah seperti itu? Bapak ikut berenang sama Putri Gita yah?”“Eh iyah tadi Putri Gita meminta saya untuk membant
Levi tahu Gita melirik ke arahnya untuk meminta pertolongan, tapi Tuan Baron Lee meminta Gita yang maju bukan dia, jadi apa yang harus dia lakukan sekarang.Levi tetap memberanikan diri maju ke depan, dia menunduk memperlihatkan hormat kepada Tuan Baron Lee juga kepada para petinggi yang ada di ruangan itu.“Tuan Baron Lee maaf, tapi apakah sebagai pengajar Putri Gita saya boleh bantu mewakilkan? Ada beberapa solusi yang ingin saya sampaikan.”“Pak Levi? Hmm jadi kamu sudah punya solusinya? Okay kalau begitu silahkan, kamu boleh mewakili Putri Gita.”Beberapa petinggi yang di sana saling berbisik satu sama lain, mereka mempertanyakan tentang kapabilitas pria itu. Siapa dia? Dia bukan siapa-siapa di tempat ini. Mengapa Tuan Baron Lee membiarkan pria itu membuat lelucon di rapat sepenting ini.“Selamat siang semuanya, perkenalkan nama saya Levi. Saat i
“Kyaaaaaaaaa, hahahaha senangnya bisa berlibur bebas hari ini.” Gita saat ini sedang berada di kapal boat mewah di tengah lautan pulau seribu bersama Levi. Dia membiarkan tangannya ke atas melayang mengikuti arah angin.Saat ini dia sedang terbang melayang bersama Levi di udara dengan menggunakan parasailing.Di depan roda kemudi kapal boat ada Willy dan Tommy yang sedang bertugas mengendalikan kapal, sedangkan Billy dan Johan mereka berjaga di resort Paradise Land.Levi tersenyum ke arahnya, Gita terlihat sangat cantik, dia tidak tahu kalau gadis ini benar-benar sudah memikat hatinya. Levi selalu suka melihat Gita saat dia sedang tertawa bebas.Sekarang Willy sudah mulai memainkan kecepatan kapal boat hingga parasailing yang sedang dikendarai oleh Gita dan Levi mulai bergerak turun mendekati permukaan laut.Rasanya senang dan cukup menakutkan, Gita terus berteriak-te
Gita melompat ke arah pria itu, dia mencium bibir Levi dengan seluruh perasaan romantis yang selalu dia rasakan ketika sedang berada di dekat pria ini.Dia ingin mencumbu pria itu hingga tidak ada lagi logika di antara mereka berdua, dia ingin membebaskan malam yang indah ini dengan gairah dan desahan di antar dua insan yang saling beradu kasih.Gita tidak ingin Levi menahan diri lagi, dia mengarahkan pria itu untuk meremas-remas buah dadanya yang saat ini hanya mengenakan sehelai baju tipis tanpa bra.Levi meremas buah dada gadis itu dengan ganas, saking besarnya bahkan tangannya cukup kesulitan untuk bisa memegang seluruh bagian buah dadanya.Gita pun mencumbu kembali bibir pria itu dengan bergairah sambil menikmati sentuhan dan remasan di buah dadanya.Gita mendesah setiap kali pria itu memelintir dan memainkan jari jemarinya di bulatan kecil buah dadanya. Bulatan kecil itu se
Levi mengikuti permintaan Gita, dia mengarahkan batang miliknya untuk masuk ke dalam lubang kenikmatan milik gadis itu.Setelah yakin sudah berada pada posisi yang tepat, Levi mendorong batangnya secara perlahan, memastikan gadis itu bisa menikmatinya.Baru saja batang itu hendak masuk, Gita sudah terlihat meringis kesakitan, dia meremas tangan kiri Levi.Levi berdiam diri sejenak. Dia tidak yakin apa yang sebenarnya sudah terjadi, apakah batang itu menyakitinya. Baru saja dia berpikir seperti itu, Gita memintanya untuk memasukan lagi batang itu lebih dalam.“Gita, apakah kamu yakin?”Gita kembali meremas tangan Levi, dia mengangguk, meminta pria itu untuk melanjutkan.Levi mulai menekan kembali batang miliknya sambil tetap memperhatikan reaksi gadis itu.Saat batang itu masuk lebih dalam, Gita langsung meremas tangan Levi, ju
Suara bel kembali berdering nyaring, meminta penghuni kamar untuk segera membukakan pintu. Levi tidak tahu siapa orang yang datang mengunjungi kamarnya sepagi ini, tapi dia harus ke sana dan melihat sendiri siapa orang itu.Levi mengintip dari lubang pintu.Dari lubang itu, dia melihat ada seorang pria berumur 60 tahunan mengenakan baju resmi resort, berdiri di depan pintu kamarnya.“Pak Alvin,” ucap Levi pelan.Levi mengingat siapa pria ini, dia adalah Pak Alvin kepala pelayan yang sangat dipercaya oleh Tuan Baron Lee. Tapi untuk apa dia ke tempat ini?Levi melihat ke sekeliling, baju tidur Gita berada di dekat kakinya. Dia segera mengambil baju itu dan melemparnya ke dalam kamar mandi.“Gita,” teriak pelan pria itu memanggil namanya.Gita berjalan cepat menghampiri Levi.“Apa?”
Pak Alvin terus memperhatikan celana dalam hitam berenda milik Gita. Levi bergerak cepat ke arah Pak Alvin, dia datang untuk mengambil celana itu. “Maaf Pak Alvin tapi tolong jangan dilihat lagi, celana dalam itu milik saya.” “Ah maafkan saya, saya tidak tahu kalau Pak Levi punya hobi seperti ini. Tentu saja saya akan mengembalikannya Pak.” Levi mengambil celana dalam itu dari Pak Alvin, melipatnya dengan cepat dan menaruh celana itu di dalam lemari nakas yang ada di dekat ranjang. “Tenang Pak Levi, Bapak tidak perlu malu seperti itu. Saya tahu kalau pria muda seperti Bapak pasti punya hasrat seksual yang tinggi, apalagi saat kita harus bekerja jauh dari keluarga. Apakah itu milik Istri Pak Levi?” “Maaf Pak Alvin, tapi sebenarnya sampai saat ini saya belum berkeluarga. Saya tidak punya Istri.” “Jadi, maksud Pak Levi, celana dalam itu bukan milik i