Share

32

Aku memasukkan kakiku ke stiletto kesayangan yang dibelikan Kavaleri ketika ia ada jadwal terbang ke Dubai. Ya, aku hendak menjemput Kavaleri.

“Papa yakin nggak ikut?” Aku menanyai beliau sekali lagi sambil menggendong Saga. Papa tersenyum sambil menggeleng pelan.

“Papa di rumah aja Dis. Udah sana buruan berangkat, ntar telat lho.”

Setelah berpamitan, aku menggendong Saga keluar dan mendudukkannya ke bangku mobil. Memasang seat-belt khusus miliknya.

“Anteng ya sayang, jangan banyak gerak.”

Aku melajukan Civic-ku perlahan meninggalkan pekarangan rumah. Jam menunjukkan pukul sebelas siang. Itu artinya jalanan Jakarta pasti sudah macet. Sedangkan pesawat Kavaleri mungkin akan landing sekitar jam setengah satu. Di tengah perjalanan Saga bergumam, oh tidak lebih tepatnya bernyanyi namun hanya gumaman.

“Nyanyi apa sih dek?”

Dia tidak menggubrisku,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status