Kimi menatap Richie yang masih diliputi amarah, sadar jika telah salah dengan tidak memberitahukan masalah beasiswa itu kepada suaminya. Richie sendiri sebenarnya hanya takut, hingga membuatnya emosi saat mengetahui istrinya akan belajar di luar negeri.“Rich, aku minta maaf,” ucap Kimi penuh penyesalan.Richie tidak menanggapi ucapan Kimi, hanya menatap dingin sebelum kemudian pergi meninggalkan Kimi di kamar sendirian.Kimi sangat terkejut melihat Richie marah, apalagi saat suaminya itu hanya diam dan menatapnya dingin. Hatinya terasa sakit karena didiamkan, meski tahu jika semua bermula dari kesalahannya sendiri.Malam itu Richie memilih tidur di ruangan lain, sedangkan Kimi meringkuk sambil memeluk kedua kaki seperti sedang kedinginan. Ya, hatinya terasa dingin ketika melihat tatapan benci dan penuh amarah dari sang suami.“Rich, maaf,” lirih Kimi sambil menangis.***Hari berikutnya Kimi bangun lebih awal dari biasanya. Dia memasak sarapan untuk Richie sebelum berangkat bekerja,
Kimi masih memeluk Richie meski suaminya itu berusaha melepas. Dia tetap berusaha meminta maaf meski pria itu tak bicara sepatah kata pun.“Rich, maaf ya. Aku benar-benar berjanji tidak akan melakukan sesuatu lagi tanpa sepengetahuanmu. Maafin aku, ya … ya ….”Kimi terus membujuk, bahkan bertingkah lucu dengan cara memiringkan kepala untuk bisa melihat wajah Richie. Ia ingin tahu bagaimana ekspresi wajah suaminya itu. Richie memalingkan wajah ke kanan saat kepala Kimi berada di sebelah kiri, hingga beralih menghadap kiri, saat sang istri menengok wajah ke kanan.“Rich, jangan marah dong! Nanti aku nangis,” rengek Kimi yang sebenarnya sudah tidak tahu lagi bagaimana cara membujuk suaminya itu.Tanpa sepengetahuan Kimi, Richie sedang setengah mati menahan tawa karena tingkahnya. Dia tak menyangka jika Kimi akan membujuknya seperti itu dan bertingkah seperti anak kecil. Namun, Richie memang menahan diri agar tak langsung memaafkan karena ingin memberi pelajaran Kimi agar lain kali tidak
Setiap orang yang menjalin hubungan satu sama lain, pasti akan ada saja masalah yang muncul dan menggoda keteguhan di antara keduanya.Sama halnya dengan Richie dan Kimi, hubungan mereka tak semulus yang orang pikirkan. Salah paham dan ketidakjujuran menjadi bumbu dalam rumah tangga mereka.“Nanti siang mau makan bersama di luar?” tanya Richie saat Kimi menyajikan sarapan di meja.“Nanti aku lihat-lihat dulu, kalau rumah sakit tidak ramai, kita bisa makan di luar,’ jawab Kimi. Dia lantas duduk di kursi samping sebelah Richie.Richie tersenyum lebar, lantas mengusap rambut Kimi dengan lembut.Keduanya pun makan bersama, setelah pertengkaran mereka seharian, kini keduanya terlihat akur dan semakin mesra.***Siang harinya, Richie berada di ruang kerjanya mengerjakan tugas seperti biasa. Dia sedang fokus dengan produk baru yang akan diproduksi oleh T Factory, hingga ponsel yang ada di atas meja berdering, nama Nova terpampang di sana.“Halo, Ma.” Richie pun langsung menjawab panggilan it
Malam itu Richie sudah berpakaian rapi, tentunya bersiap pergi ke rumah Aprilia guna memenuhi undangan dari bibinya itu.Kimi sendiri mengenakan gaun sederhana tapi tampak istimewa saat melekat di tubuh. Dia tidak ingin terlihat mencolok, seperti biasa karena tak ingin mengundang banyak perhatian, meskipun penampilan sederhananya pasti tetap akan mengundang perhatian.“Apa berpenampilan seperti ini sudah cukup?” tanya Kimi sambil menarik tepian gaun ke kanan dan kiri.Richie tersenyum melihat tingkah istrinya, kemudian mendekat dan langsung merengkuh pinggang sang istri, membuat Kimi begitu terkejut dengan yang dilakukannya.“Mau mengenakan apa pun, kamu tetap cantik,” ucap Richie memuji. “Bahkan tidak mengenakan apa pun juga cantik,” seloroh Richie kemudian.Tentu saja Kimi mencebik mendengar candaan sang suami, bisa-bisanya Richie menggodanya dengan cara seperti itu.“Sudah, jangan menggombal. Kita berangkat sekarang, atau bibimu akan menggerutu jika kita telat,” ujar Kimi mengajak
Richie menatap tajam ke Aprilia, dia tahu jika bibinya pasti sengaja menjegal kaki Kimi. Namun, Richie masih memikirkan harga diri Aprilia, sehingga tak mengamuk di sana, terlebih ada Nova dan kakaknya juga.Aprilia memalingkan wajah, bahkan berpura-pura bicara dengan Lily seolah tak melihat apa yang sedang terjadi. Lily sendiri langsung menenggak minuman yang dipegang, dalam hatinya menertawakan Kimi yang hampir terjungkal.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Richie sambil menatap Kimi yang berada di dekapan.Kimi menggeleng kepala pelan, memaksakan senyum agar suaminya tidak cemas. Richie sekali lagi melirik Aprilia, sebelum kemudian mengajak istrinya menjauh dari sang bibi.Nova, Daniel, dan Ghea melihat Richie yang mendekat bersama Kimi. Hingga Ghea melihat wajah Kimi yang sedikit merah karena seperti ingin menangis.“Aku mau ke kamar mandi sebentar.” Pamit Kimi ke Richie.“Mau aku temani?” tanya Richie yang cemas.Kimi menggelengkan kepala, kemudian memilih pergi sendiri. Dia ingin menan
Hari itu Kimi pergi ke rumah Sara, di sana ada Mina dan Segara juga Biru karena Kimi memang meminta saudara tirinya itu untuk datang dan bertemu.Kimi dan Mina duduk di tepian kolam ikan koi milik Faraj, berbincang sambil mengawasi Segara dan Biru yang sedang bermain.“Semalam aku dan Richie pergi ke pesta bibinya, apa kamu tahu yang terjadi?” tanya Kimi. Tangannya terlihat berada di atas air, menggerakkan jari seolah sedang memberi aba-aba ke ikan koi di sana.Mina memandang Kimi, bisa menebak apa yang terjadi dengan saudaranya itu hanya dari membaca raut wajah Kimi.“Mereka membully mu lagi?” tanya Mina menebak.Kimi mengangguk-angguk, kemudian menghela napas kasar.“Ya, semalam bibinya seperti sengaja menghalangi langkahku hingga aku hampir terjatuh, tampaknya dia memang ingin mempermalukan setiap bertemu denganku,” kata Kimi dengan wajah lemas.Mina tidak tega melihat Kimi yang selalu saja dibully dan dihina, tak mengerti kenapa keluarga Richie selalu bersikap demikian.“Aku rasa
Pagi itu Richie sudah berpakaian rapi, bersiap pergi ke perusahaan seperti biasa. Kimi pun sama, sudah siap dan kini berada di meja makan menyiapkan sarapan.“Rich, apa kamu belum selesai? Nanti kesiangan!” teriak Kimi karena Richie tak kunjung keluar dari kamar untuk sarapan.“Iya ini aku keluar,”Richie keluar dari kamar, lantas menghampiri sang istri yang siap sarapan bersama.Melihat suaminya yang datang dengan pakaian rapi, membuat Kimi langsung berdiri hingga berhadapan dengan Richie. Kimi meraih dasi sang suami, kemudian merapikan ikatan yang kurang rapi.“Kenapa ikatan dasinya tidak rapi,” kata Kimi dengan gerakan tangan lihai membetulkan dasi suaminya.“Sengaja biar kamu perhatian,” balas Richie dengan nada candaan.Kimi melirik suaminya dan melihat senyum di wajah pria itu, sebelum kemudian mencebik dan mengangsurkan tangan di permukaan dasi Richie.“Sudah,” ucap Kimi memperhatikan dasi sang suami.“Aku buru-buru tadi karena kamu panggil, takut istriku marah kalau terlambat.
Malam itu Kimi mengenakan dress yang baru saja dibelinya untuk acara pesta di perusahaan Richie. Dia sengaja membeli gaun dibantu Mina, tidak ingin lagi sampai penampilannya dihina oleh Aprilia. Kali ini Kimi hendak melawan Aprilia, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh saudarinya. Kimi tak ingin lagi dihina dan terus diinjak oleh bibi Richie, sedangkan Nova dan suaminya saja tidak mempermasalahkan tentang dirinya yang bersikap biasa. Richie baru saja keluar dari kamar ganti, hingga melihat sang istri yang mengenakan gaun begitu cantik dan melekat sangat pas di tubuh.“Kamu sangat cantik sekali malam ini,” puji Richie sambil mendekat ke arah Kimi.Richie bahkan memeluk istrinya dari belakang, kemudian mengecup pundak Kimi yang sedikit terbuka.“Rich, apa menurutmu gaun itu terlalu terbuka?” Tiba-tiba Kimi menjadi tidak percaya diri karena dipuji suaminya.“Tidak,” kata Richie, “gaun ini sangat cocok denganmu,” imbuhnya.“Aku sangat takjub melihat penampilanmu malam ini, Kimi.” Richi