Sofia cukup teecengang melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya. Bahkan dia bisa melihat bagaimana wajah memerah penuh emosi milik Gery. Namun, wanita cantik dengan balutan kemeja kerjanya itu hanya bisa diam membisu sambil memperhatikan keduanya.Sofia menghela napas lega setelah melihat kepergian Gery. Tak hanya Sofia, Eve pun melakukan hal yang sama. Eve sendiri cukup terkejut melihat bagaimana sikap Gery tadi pada Cheryl. Sebenarnya, Eve merasa iba pada Cheryl hanya saja dirinya juga tidak bisa melakukan apa-apa karena semua itu akibat dari ulah Cheryl sendiri."Awas saja kamu, Gery. Tega sekali kamu melakukan itu padaku hanya karena wanita tak tahu diri ini? Tidak ingatkah kamu dengan apa yang sudah kita lewati kemarin?" gumam Cheryl yang masih bisa didengar oleh Eve dan Sofia karena jarak keduanya memang begitu dekat.Eve dan Sofia saling memandang, tetapi keduanya tetap terdiam. Sama sekali tidak berniat menimpali ucapan Cheryl sebab takut jika nanti akan memuncul
Usai mendapatkan persetujuan dari Gery, Ny. Daphne segera mengirimkan pesan pada Sofia. Pesan yang berisi perintah untuk menyiapkan beberapa hal serta barang penting yang nantinya akan mereka bawa ketika datang ke rumah Eve saat acara lamaran nanti.Sofia yang berada di ruangannya dan sedang duduk di kursinya seketika bangkit dan bersorak gembira. Kabar yang begitu ditunggunya akhirnya keluar juga."Huh, tidak sia-sia aku memberikan saran itu pada Nyonya Daphne tadi. Jika begini aku ikut bahagia mendengarnya. Tidak sabar sekali rasanya!" Lagi, Sofia berseru dengan wajah yang sarat akan rasa bahagia.Saat sudah sedikit berhasil menguasai diri dari keterjutan juga rasa gembiranya, Sofia pun bergegas keluar dan melakukan perintah Oma Gery itu. Dengan begitu antusias dan senyuman lebar, Sofia menyiapkan segalanya. Bahkan berulang kali pula Sofia memeriksa kembali beberapa barang yang sudah disiapkannya.Sofia menatap penuh binar ke arah barang yang sudah ada di hadapannya. Semuanya terlih
Langkah kaki jenjang mengenakan sepatu stiletto heels memasuki ruangan. Pemiliknya hari itu berangkat bekerja dengan wajah berseri-seri. Usai memutuskan menerima pertunangan dengan Gery, senyuman tak pernah lolos dari bibir Eve.Kali ini Eve merasa sudah mengambil keputusan tepat. Meskipun sempat dikalungi kebimbangan, karena tidak yakin Gery menyukainya, bahkan bersikap sangat menyebalkan, tak ia pungkiri, Gery pria menyenangkan dan layak dicintai.Tak ada satu kabar pun yang lolos dari dinding Vinestra. Sejak pertama kali Eve menampakkan wajah cerahnya, semua mata mengarah kepadanya.Eve sedikit heran, kenapa semua orang mengarahkan pandangan aneh padanya. Tanda tanya besar mulai terbit di hatinya saat Dixne, salah satu rekannya, tiba-tiba tertawa lebar sambil memeluknya erat.“Luar biasa, kamu jadi pemenangnya! Congrats, Dear,” ucap Dixne sambil tertawa lebar. Tak lama kemudian rekan-rekannya sudah berdiri mengelilinginya.“Hei, ada apa ini? Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya
Menantang BahayaDunia seolah berakhir bagi Cheryl, setelah menyadari nomornya diblokir oleh Gery. Gadis itu tidak fokus pada pekerjaannya. Ia membanting ponselnya.“Sial! Gerry nggak bisa ngelakuin ini! Dia tidak menganggap aku! Nggak bisa, ini nggak bisa dibiarkan.”Cheryl ingin datang ke kantor Gery, tapi ia ingat hari ini ada pameran busana di hotel mewah pusat kota. Dengan wajah cemberut Cheryl segera mengemudikan mobilnya menuju ke hotel itu.Hari itu Cheryl tidak fokus tampil dalam peragaan busana. Beberapa kali langkahnya nyaris tersandung karpet lantai. Salah satu rekannya menegur.“Jaga langkahmu Cheryl! Jangan semaunya, kamu merusak formasi,” tegur gadis berambut pirang.“Tutup mulutmu! Jangan mengatur aku! Aku tahu apa yang aku lakukan.” Sheryl membalasnya dengan tatapan tajam.Setelah tiga jam, acara peragaan busana pun usai. Cheryl bernapas lega dan segera mengganti bajunya. Gadis itu mengenakan celana jeans dan kemeja tanpa lengan, dilengkapi dengan sepatu boot menuju
Cheryl tersenyum senang kala mendengar Jonathan berhasil membujuk Gery untuk menjemputnya ke bar tersebut. Perempuan itu memang sengaja mabuk, tetapi masih punya kesadaran penuh dan semua yang ia lakukan merupakan sebuah rencana untuk menghancurkan hubungan Gery dan Eve.“Kena kamu!” gumam Cheryl tersenyum licik.Jonathan yang tidak tahu menahu tentang rencana Cheryl, hanya bisa membopong perempuan itu ke sebuah sofa yang berada di ruangan VIP. Lalu ia menunggu Gery datang menjemput perempuan berparas cantik itu.Benar saja, tak berselang lama. Gery datang menggunakan mobilnya ke bar tersebut, ia langsung menghampiri Jonathan dan bertanya tentang apa yang sebenarnya tekah terjadi.“Selamat malam Jo, mana Cheryl?” tanya Gery dengan wajah memerah.“Malam, dia ada di ruangan VIP. Aku sengaja memindahkannya agar tidak mengacau di sini,” balas Jonathan.“Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa dia seperti itu?” tanya Gery.“Aku juga tidak tahu, yang jelas saat masuk ke sini suasana hatinya se
Pagi itu suasana hati Eve untungnya masih dalam keadaan baik, sebab gadis itu belum melihat televisi ataupun ponselnya. Karena gadis itu juga bangun kesiangan, jadi buru-buru ia bersiap dan pergi ke kantor.Sesampainya di kantor pun tak ada yang membahas perihal berita yang tengah panas beredar itu, mereka disibukkan dengan tumpukan pekerjaan, hingga akhirnya jam makan siang pun tiba. Eve bersama rekan-rekan kantornya pergi ke kantin untuk makan siang.“Eve ayo ke kantin bersama,” ajak salah satu rekan Eve.“Tunggu sebentar, ada berkas lagi yang harus aku selesaikan. Setelah ini aku akan menyetorkannya pada Pak Gery,” jawab Eve.“Tapi sepertinya Pak Gery tidak datang hari ini,” timpal Linda.“Eh?” Eve terdiam beberapa saat lalu menatap ruangan Gery. “Benar, sedari tadi aku di sini, belum lihat dia lewat. Ke mana ya dia? Apa dia sakit? Tapi kalau sakit pasti ada yang kasih tahu aku, ini?” pikir Eve penuh tanya.“Eve?” panggil Linda menepuk pundak Eve pelan.“Eh iya! Maaf-maaf, aku seda
Eve kini tengah melakukan perjalanan pulang menggunakan mobil biru kesayangannya. Hatinya bergemuruh, perasaannya berkecamuk sekarang. Eve merasa telah dibohongi oleh Gery. Sungguh, dia kecewa pada Gery setelah melihat berita yang beredar."Aku sungguh kecewa padamu," ucap Eve pelan.Wajah Eve tampak lesu, hal itu bisa dilihat dari kaca yang berada di depan sopir. Sang sopir taksi tak berani bertanya apa pun pada penumpangnya, dia tahu keadaan Eve.'Gadis ini sepertinya sedang tidak baik-baik saja,' batin sopir.Sopir tersebut kembali fokus menatap jalanan, keselamatan penumpang adalah hal utama baginya. Lagi pula, gadis seusia Eve biasanya rawan putus cinta. Sopir itu menduga Eve juga mengalami hal serupa. Entahlah, aura patah hati seseorang seolah terpancar dari wajah Eve."Aku kecewa padamu, Gery."Suara Eve yang mengungkapkan kekecewaan ditambah menyebutkan nama seseorang membuat sopir merasa dugaannya benar. Sopir taksi mengerutkan keningnya, dia mendengar nama yang diucapkan ole
Cheryl berada di dalam ruang make up, dia tengah dirias oleh MUA dan penata rambut. Senyuman terpatri di wajahnya, Cheryl merasa senang hari ini."Warna bibirnya mau yang terang atau gelap?" tanya MUA.Cheryl berpikir sejenak seraya melihat wajahnya di hadapan cermin. MUA menunggu jawaban dari Cheryl, tetapi sepertinya dia kebingungan.MUA bertanya terkait warna dress yang akan dikenakan oleh Cheryl kepada stylish. Ternyata warna yang akan dikenakan oleh Cheryl untuk pemotretan adalah Burgundy."Warna dress yang akan dikenakannya Burgundy. Aku rasa lebih cocok kalau polesan di bibir juga cenderung gelap," ujar MUA."Baiklah, lakukan," timpal Cheryl dengan santai.Bukan tanpa alasan MUA bertanya terlebih dahulu kepada Cheryl. Memang terkadang ada kalanya dia bertanya pada kliennya. Khawatir warna yang dipilihnya tidak disukai oleh Cheryl.Sementara itu, hairdo tengah meng-curly rambut Cheryl. Rambut Cheryl dibuat curly hanya bagian bawahnya saja. Setelah itu, bagian samping kanan dipak