Hari bahagaiapun tiba. Gala sudah bangun sejak tadi. Ah tidak, Bisa dibilang ia tidak tidur sejak semalam karena memikirkan sang pujaan hati. Padahal ia sudah mencoba segala cara untuk bisa tidur, sampai obat tidurpun dikonsumsinya. Tapi tetap saja matanya terus terjaga.
Sudah beberapa hari ia tidak bertemu dengan Bintang. Sejak kejadian keduanya saling berkata jujur tentang apa yang dialami sebelum akhirnya memutuskan menerima kembali satu sama lain. Bahkan saat semalam ia berkunjung kerumah Bintang, Gala juga tidak bisa melihat Bintang. Kini dada Gala terasa sesak karena menahan rindu.
Gala baru selesai mandi. Wajahnya tampak lebih segar. Tubuhnya masih terbalut oleh handuk, mulai dari perut hingga lututnya. Ia menatap sejenak baju yang akan dikenakannya saat akad nanti. Gala memejamkan mata, menghela nafas pelan dan tersenyum. Kemudian memasang pakaian akadnya. Tidak ada hari sebaik hari ini menurutnya.
Rasa gugup mulai menyerangnya ketika menatap dirinya did
Disebuah hotel bintang lima di Kota Bandung mulai dipadati tamu undangan. Mereka adalah tamu dari Gala dan Bintang. Nuansa Alam juga terasa digedung itu. Disepanjang koridor tersusun daun-daun dan bunga-bunga artificial berwarna putih. Alunan musik juga terdengar di ruangan itu.Bintang dan Gala sudah siap menyambut para tamu undangan. Bintang sangat cantik dengan balutan gaun putihnya. Rambutnya disanggul dan mengenakan mahkota. Sedangkan Gala mengenakan setelan jas berwarna hitam putih dan pita kupu-kupu berwarna hitam melingkar dilehernya. Senyuman tak pernah lepas dari bibir keduanya.Gala dan Bintang Keluar dari arah yang berbeda. Gala dari sudut kanan dan Bintang dari sudut kiri. Para tamu undangan tampak sedang menikmati kegiatannya masing-masing. Tiba-tiba terdengar sebuah suara bariton yang khas menggema keseluruh ruangan pesta. Membuat seluruh para tamu yang hadir melihat kearahnya. Suara Galaxy Semesta.“Selamat malam semuanya. Terima kasih suda
“Capek? Mau aku gendong?” tanya Gala ketika Bintang bersandar didadanya. Rasanya sangat menyenangkan disandari oleh wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya itu.Bintang mengangguk. “Capek, tapi aku sangat bahagia. Bisa ketemu sama teman lama dan bisa bersama kamu,” ucap Bintang tersenyum sambil memilin2 jari telunjuk Gala yang ada dipundakknya. “Sam dimana?”“Sam tidur sama mama dan papa tadi. Kayaknya dia sudah mengantuk banget tadi. Tadinya Mama sama Papa mau pulang, tapi kan udah dibooking juga kamar buat keluarga. Ya aku minta aja mereka tidur disini sekalian.” Gala bangun dari duduknya dan berdiri. “Ayo..”“Mau kemana?” Meski tampak bingung Bintang tetap berdiri mengikuti suaminya.Gala membisikkan sesuatu ditelinga Bintang yang membuat wnaita itu langsung bergidik. “Ketempat dimana aku bisa menggigitmu.”“M-menggigit?” ulang Bintang dengan waja
Sinar matahari bersinar terang siang ini. Terdapat dua sejoli masih tertidur dikamarnya. Mereka masih saling berpelukan. Kegiatan semalam membuat mereka benar-benar kelelahan dan tertidur lelap. Belum lagi karena malam sebelumnya tidak dapat tidur dengan nyenyak memikirkan acara yang akan mereka jalani kemarin.Tapi semua acara telah terlewati dengan baik. Dua sejoli ini sudah sah menjadi suami dan istri baik dimata agama maupun dimata negara.Gala masih terlelap dengan tangan memeluk Bintang dibalik selimutnya. Mereka benar-benar polos didalam sana. Mereka tidur saling berhadapan. Perlahan Bintang mulai membuka matanya merasakan pelukan sang suami diperut polosnya.Ia pun membalikkan tubuhnya. Tangan Bintang memegang pipi Gala, mengelus lembut pria yang masih tertidur lelap itu. Ia tersenyum memandangi wajah Gala. Wajah pertama yang selalu ingin dilihatnya setiap pagi.Mata Gala mulai terbuka perlahan, merasakan sentuhan tangan Bintang dipipinya. Ia ters
Hari semakin sore, Bintang sudah selesai menyusun pakaian Gala yang akan dibawa besok. Gala dengan setia menunggu istrinya berkemas sambil memeriksa beberapa email yang dikirim oleh sekertarisnya.Ketika hendak menutup lemari, Bintang melihat sebuah benda yang bergantungan disalah satu hanger. Hanya terlihat ujungnya karena tertutup oleh baju lainnya. Bintang mengambil barang tersebut dan ternyata itu adalah dasi yang dulu pernah ia berikan pada Gala. Bintang tersenyum melihat barang yang ada dalam genggamannya itu.“Kamu masih simpan ini?” tanya Bintang.Gala mendongak kearah istri tercinta. Kemudian bangkit dari duduknya mendekati Bintang. “Iya, aku menyimpannya. Beberapa kali pernah aku pakai dulu.”“Aku ingin selalu pakaikan untuk kamu. Tapi ternyata nggak bisa.”Gala tersenyum dan memeluk Bintang yang kini sudah duduk ditepi ranjang. “Sekarang kamu bisa memakaikannya setiap hari. Sampai kamu bosan.&rdq
Sejak tadi Gala hanya senyum-senyum saja memandangi wajah istrinya. Sedangkan Bintang terus mengamati barang-barang yang ada dihadapannya.“Sayang, ini apa? Kenapa Mondy dan Abang kasih ini? Banyak banget lagi!” tanya Bintang polos.“Itu obat kuat sayang. Ada yang diminum, ada yang dioles. Tapi tanpa itu juga aku udah kuat. Kamu kan udah buktiin sendiri.” Gala menaik turunkan kedua alisnya berulang kali. “Yuk! Kamu mau berapa ronde?” tanya Gala dengan senyum jahilnya.“O..obat kuat?” Bintang tergagap. Wajahnya mulai memerah.Gala mengangguk dan memainkan rambut Bintang yang terurai, membuat Bintang semakin salah tingkah dibuatnya.“Apa sih liat-liat terus?” Bintang merasa risih saat mendapati Gala yang terus menatapnya.“Terus kamu kenapa mukanya ditutup? Kan aku gak bisa liat wajah istriku yang cantik,” ucap Gala mempererat pelukannya ditubuh Bintang yang kini sudah ber
Bintang dan Gala sudah kembali setelah beberapa negara mereka datangi untuk honeymoon.Kamu tahu siapa yang paling bahagia atas kedatangan mereka? Yap, Sam lah orangnya. Bocah itu tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya ketika mendengar Gala dan Bintang akan kembali. Bahkan ia meminta Oma dan Opanya untuk mengantarnya menjemput Gala dan Bintang.“Mama... Papa...” panggil Sam ketika melihat Bintang dan Gala muncul dari pintu kedatangan.“Sam,” panggil Bintang seraya memeluk tubuh bocah kecil dihadapannya.“Sam kangen sama Mama Papa.”Gala mengacak rambut Sam dengan gemes.“Pa, rambutku jadi berantakan. Nanti dilihat gadis-gadis itu bagaimana?” Sam kesal dengan ulah sang papa.“Hei, siapa yang mengajarkan itu padamu?” tanya Gala.“Om Bara bilang kita harus selalu terlihat keren didepan orang lain, terutama di depan para gadis. Aku jadi tidak terlihat keren Barau r
Satu tahun sudah berlalu. Bintang dan Gala hidup bahagia. Canda dan tawa selalu menghiasi hari-hari mereka. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Gala tidak lagi menjadi seseorang yang gila kerja. Jika bisa memilih, ketika jam kantor selesai ia akan kembali ke rumah dan segera berkumpul bersama keluarga kecilnya.Sejak Sam kelas 1 sekolah dasar beberapa bulan yang lalu Bintang memutuskan untuk berhenti bekerja. Ia ingin fokus mengurus keluarganya.Pagi ini, mata Bintang mulai terbuka. Masih pukul empat pagi memang, tapi Bintang harus segera bangun untuk menyiapkan sarapan. Namun niatnya terhalang ketika tangan besar Gala masih melingkar diperutnya. Bintang tersenyum, kemudian mengangkat tangan Gala untuk membebaskan dirinya dari pelukan posesif sang suami. Alih-alih bisa terbebas, Bintang malah semakin dipeluk oleh Gala. Seperti tidak ingin ditinggalkan.“Mau kemana?” tanya Gala sambil bergumam dengan mata terpejam.“Aku harus kedapu
Menjadi nyonya besar menurut sebagian orang mungkin enak, tinggal duduk, suruh ini dan itu pada orang lain sudah beres dan langsung tersedia. Tapi tidak dengan Bintang.Ia yang biasa mengerjakan sesuatu sendiri, merasa ada yang hilang ketika rutinitasnya dibatasi oleh sang suami. Tidak salah memang, tapi yang namanya sudah jadi kebiasaan dan itu harus dihilangkan akan membuatmu menjadi bingung bukan?Dan lagi Gala belum menjelaskan secara detail alasan yang membuatnya melakukan keputusan seperti itu. Tadi ia berjanji untuk menelfon lagi, tapi sampai jam makan siang berlalu, Gala belum juga menelfonnya.Bintang baru saja memarkirkan mobilnya dimansion setelah menjemput Sam. Bocah itu sangat riang sekali karena tugas yang diberikan oleh sang guru bisa dikerjakannya dengan baik.“Mau makan apa sayang?” tanya Bintang.“Aku ingin makan sop ayam, Ma.”“Oke. Ayo kita turun. Mama akan buatkan sop untukmu.”