Seorang pria ditarik paksa oleh seorang wanita, menuju luar resort. Wanita itu melepaskan tangan pria itu ketika dirasa tempat yang mereka pijak sekarang sepi pengunjung.
Nafas keduanya memburu, wanita itu menatap kesal pria dihadapannya. “Kamu ceroboh banget! Gimana kalau Gara ngabisin kamu. Kamu tahu? Dia sangat ingin menghabisi kamu.”
Pria itu mengacak rambutnya kasar. “Itu yang kamu mau, kan? Aku habisin Gistara, biar kamu puas, terus kamu bisa dapetin Sagara,” ucapnya putus asa.
Pria itu lelah dengan semuanya. Dia mencintai Nesa tapi wanita itu tidak. Haruskah dia membunuh keduanya? Agar kehidupannya sesuai dengan keinginannya? Senyum misterius muncul di sudut bibir pria itu.
“Kamu jangan gegabah Beni. Ingat! Kamu bisa masuk penjara kalau kamu gegabah.”
Beni hanya diam mendengarkan semua perkataan Nesa. Otaknya berputar, mencari cara menghabisi Sagara. Mulai saat ini, bukan hanya Gistara yang menjadi targetn
Warning!Mengandung Adegan Dewasa***“Gita!!”Sagara menarik tangan istrinya agar menjauh dari Beni. Pria itu menatap Beni dengan tajam. Sagara ingat dengan pria yang di ceritakan oleh kakaknya sebelum pernikahannya dan Gistara terlaksanakan.Sagara bukan pria bodoh yang membiarkan istrinya berjalan sendirian seorang diri saat istrinya itu sedang marah. Sagara mengikuti istrinya dengan jarak yang cukup jauh. Saat Beni mendekati istrinya dia memperhatikan dengan seksama. Beni terlihat mencurigakan hingga Sagara memutuskan untuk memanggil istrinya.“Ayok kita balik.” Gistara berniat menolak ajakan suaminya tapi dia batalkan niatnya itu saat melihat wajah Sagara yang tidak bersahabat.“Duluan ya.”Beni mengepalkan tangannya melihat Sagara yang membawa Gistara dengan terburu-buru.Sagara membawa istrinya kembali ke tempat penginapan mereka. Sepanjang perjalanan menuju penginapan mereka, h
Sagara memperhatikan istrinya yang tertidur. Setelah percintaan mereka dua jam yang lalu istrinya belum berniat membuka matanya padahal waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.“Baby, bangun yuk. Kita makan malam.” Sagara mengecup pundak istrinya yang terekspos.“Capek,” lirih Gistara membuat Sagara tersenyum mengingat percintaan panas mereka.“Besok lagi ya?” Gistara membuka matanya, menatap mata suaminya.“Gak bosen apa setiap hari ena-ena.”Sagara menggelengkan kepalanya. Di kamus dia tidak ada bosan bercinta dengan istrinya. Yang ada justru nagih.“Besok kita berenang yuk.”“Ada maunya pasti.” Gistara menggigit rahang Sagara dengan pelan.“Kakak mau ajarin kamu berenang, Sayang. Mikir yang aneh-aneh pasti.” Sagara mengecup berkali-kali pipi istrinya.“Aku tahu ya pikiran Kakak. Ada udang dibalik batu.” Gistara mendelik
Kurang lebih sudah satu minggu sepasang suami-istri itu bulan madu di Bali. Hari ini adalah hari kepulangan mereka. Gistara dan Sagara membereskan barang-barang mereka yang lebih banyak dari keberangkatan mereka.Kemarin, keduanya berbelanja oleh-oleh khas Bali untuk keluarga, sahabat, asisten rumah tangga mereka dan guru-guru di Baramantas’ School. Dari banyaknya oleh-oleh yang dibeli, Sagara hanya membeli untuk keponakan dan adiknya. Sedangkan Gistara, wanita itu membeli banyak sekali oleh-oleh membuat Sagara harus membeli koper untuk menampung barang-barang istrinya.Sagara melarang saat Gistara ingin membelikan oleh-oleh untuk mamanya karena wanita itu pasti tidak akan menerimanya. Gistara yang sedikit keras kepala, tetap membelikan mama mertuanya oleh-oleh.“Kita langsung ke rumah kita ‘kan setelah ini?” tanya Gistara, menyenderkan kepalanya di pundak suaminya.Keduanya sudah berada di pesawat. Sagara mengusap kepala istrinya
Sagara berjalan menuju tempat pemotretan bersama Tama. Dia akan melihat secara langsung bagaimana kerja model yang direkomendasikan oleh Kristina. Model bernama Natasya itu sedang naik daun, sehingga Kristina yakin kalau model itu akan membuat produk yang akan perusahaan Sagara rilis habis di pasaran.“Pagi Pak,” sapa para staf saat melihat Sagara dan Tama berkunjung ke tempat dimana mereka bekerja.Sagara mengangguk. Memberikan isyarat kepada mereka untuk melanjutkan kegiatan mereka.Sagara dan Tama berdiri di balik monitor dimana hasil jepretan fotografer itu berada. Sedangkan sang model sedang beristirahat. Keduanya nampak fokus dengan hasil jepretan fotografer pria itu. Sagara mengangguk melihat hasil foto Natasya, sepertinya dia harus mengucapkan terimakasih kepada Kristina karena model yang dia rekomendasikan cukup bagus untuk ukuran model baru.“Sampaikan ke pacar kamu ucapan terimakasih saya karena model yang dia rekomendasikan n
Gistara sedang berada di kantin bersama dengan Willi. Keduanya ikut mengantri bersama para siswa untuk mengambil makan siang mereka. Di kantin sekolah ini ada menu gratis dan menu berbayar. Menu gratis ini ada setiap hari. Setiap hari jum’at dan senin semua siswa dan guru wajib mengambil menu itu. Sedangkan hari lain, menu gratis diperuntukkan untuk siswa tidak mampu yang mendapat beasiswa di sekolah itu.Menu gratis ini semua siswa harus mengambil karena tidak ada makanan lain. Biasanya hanya ada dua menu seperti ayam goreng dan capcay atau tumis sawi dan udang saus tiram. Sedangkan menu berbayar lebih banyak varian.“Gian nyariin kamu kayaknya,” bisik Willi. Gadis berdarah Italia itu berusaha merubah ‘lo-gue’ dengan ‘aku-kamu’ saat berada di ruang lingkup sekolah.“Biarin dulu. Bentar lagi juga dia ngeliat ke sini.” Gistara memperhatikan Gian yang sedang bertanya dengan seorang siswa.Gian mengikuti
“Tama bilang katanya temen-temen Kakak bakal ngadain reuni. Kakak boleh ikut gak?” tanya Sagara.Gistara membenarkan letak selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Sagara benar-benar meminta jatahnya malam ini. Keinginan Sagara tidak bisa ditolak oleh Gistara.“Boleh.”Sagara menatap istrinya tidak percaya. Kenapa Gistara mudah sekali memberinya izin? “Kamu gak larang Kakak buat ikut itu? Padahal Kakak berharap kamu larang.”Gistara menatap Sagara dengan bingung. Suaminya kenapa berharap dia tidak memberi izin, padahal acara reuni adalah acara paling ditunggu, karena kita bisa bertemu dengan teman-teman lama dan bercerita banyak hal.“Kenapa sih? Kakak bisa ketemu temen-temen Kakak lagi, cerita banyak hal. Kalau aku seneng ketemu temen-temen lama.”Sagara mengelus punggung Gistara yang polos. “Males aja, mending di rumah sama istri. Kelonan.”“Sama istri bisa setiap h
Sagara sedang mendengarkan Tama yang bercerita tentang rencananya ingin menikahi kekasihnya. Pria itu berencana menikahi kekasihnya tahun depan. Dia masih menyakinkan dirinya. Siapkah dia menikah dengan kekasihnya. Menjadikannya wanita satu-satunya dihidupnya yang dia cintai.Melihat Sagara yang bahagia dengan pernikahannya membuatnya terketuk untuk menikah lebih cepat dari rencananya. Karirnya sudah bagus, gajinya sebagai sekretaris Sagara lebih dari cukup.Satu yang Tama rasa kurang. Keluarga, kedua orangtuanya meninggal saat dia sedang sibuk dengan tugas akhirnya sebagai seorang mahasiswa. Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan beruntun di tol setelah berlibur.Ayahnya bukan seorang pengusaha. Ayahnya seorang manager di salah satu perusahaan. Sedangkan ibunya merupakan seorang guru di taman kanak-kanak. Kedua orangtuanya hanya meninggalkan rumah dan mobil untuk Tama.Pria itu tidak memiliki saudara kandung karena rahim ibunya yang lemah se
Sagara duduk di ruang kerjanya. Setelah perkataan istrinya tentang ‘burung murahan’ Sagara meminta haknya. Sekarang istrinya sedang tertidur selagi menunggu istrinya bangun, Sagara akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya.Bohong kalau Sagara akan menuruti keinginan istrinya untuk tidak mencari tahu apa yang terjadi. Saat memutuskan untuk menikah dengan istrinya Sagara berjanji untuk melindunginya bahkan jika berbohong dengan istrinya dia bisa tahu siapa orang yang akan menyakiti istrinya, Sagara akan lakukan itu.Ketukan pintu membuat Sagara mengalihkan perhatiannya dari laptop yang sedang menyala. Di laptop itu terdapat rekaman cctv dari segala penjuru rumahnya.“Bapak cari kami berdua?” tanya Riya saat sudah dipersilahkan memasuki ruangan Sagara.“Iyaa. Kalian boleh duduk.”Keduanya duduk dengan tegang. Riya dan Nina saling melirik, ada apa gerangan majikan mereka memanggil mereka.Riya dan