Share

Penyesalan Anandita

Jika saja kemarin aku tidak ikut dengannya ke desa itu, tentu aku tidak perlu repot-repot melayaninya seperti ini. Sebab aku pasti tidak memiliki hutang budi padanya. Oh, Tuhan! Kenapa semua ini bisa terjadi di alur hidupku! Tidak terlintas sedikitpun dalam pikiranku kalau aku akan mengalami masa rumit nan menjijikkan seperti ini.

Aku menghela nafas berat. Satu tanganku terulur bersama sendok berisi nasi dan suwiran daging ayam. Tentu mengarah ke mulut laki-laki yang ada di hadapanku. Dia membuka mulutnya. Dengan tatapan mata yang mengunci seluruh wajahku. Meski aku tidak menemui bola matanya, tapi aku dapat mengetahui tatapannya yang seakan tidak mau berpaling dari wajahku. Aku melihat itu melalui ekor mataku.

Tidak ada suara yang keluar dari mulut kami. Aku diam dan enggan memandangnya. Menyulanginya makan adalah hal terbodoh yang pernah aku lakukan. Bagaimana tidak, bisa-bisanya aku melayani orang yang telah memerkosaku. Merampas segalany

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status