Share

Sindiran Devan

Bola basket mulai berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Melayang sesuai lemparan. Tim    A adalah tim Devan beserta teman-teman kuliahnya. Sedangkan tim B, aku tidak tahu mereka berasal dari mana.

Sorak sorai penonton riuh ketika Devan melakukan Slam dunk ke gawang lawan hingga bola tersebut masuk dengan mudahnya.

"Wah ... kereeen ...!" Aku menautkan jari-jariku. Tersenyum setengah memejam.

Plak!

Aw!

"Biasa aja kali!"

Aku mengelus kepalaku yang ditoyor oleh Melda, cewek berkacamata ini selalu saja membuatku sebal.

"Sakit tau! Emang salahku di mana sih?!" ucapku pelan dengan bibir manyun.

"Ya, gak ada yang salah dari kamu. Tapi, aku geli lihat ekspresimu seperti tadi! Seumur-umur baru kali ini kamu mengagumi seseorang sampai segitunya!" Melda mencibir.

"His!" Aku memalingkan muka menghindari wajah Melda yang membuatku semakin kesal. Seenaknya saja main toyor-toyor orang. Kembali menonton pertandingan dengan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status