RAHASIA SUAMIKU
SEASON 2
PART 28
GUYS, ini posisi Vina, Albert sama Rehan lagi di salon ya.
🌹🌹🌹
Kudorong pintu kaca rumah kecantikan bernuansa putih pink ini. Beberapa staf menyambut dengan senyuman ramah.
"Mbak, buat calon istri saya makin cantik." ucap Rehan pada pekerja di salon ini."Siap, Pak. Mari, Mbak. Ikut saya," aku berjalan mengekor ke arah sebuah ruangan. Rehan dan Albert menunggu di ruang depan.Pertama-tama aku minta dipijit dengan rileks. Nyaman sekali saat kulit ini pertama disentuh. Terasa bagai berabad-abad otot-ototku menenggang karena kesibukan. Kepalaku juga dipijat dengan perlahan. Seketika semua pening yang melanda entah ke mana. "Mbak, beruntung banget. Jarang loh, ada lelaki yang mau mengantar pasangannya ke salon." mendengar celetukan dari mbaknya. Mataku lantas terbuka. "Ah, bisa aja kamu, Mbak." tanggapku dengan uraiaRahasia SuamikuPart 29"Apa?! Kecelakaan?" Tubuhku langsung menegang. Jantungku serasa berhenti berdegub."Nggak-nggak mungkin dia kecelakaan! Ini pasti bohong 'kan?" Aku menangis mengatakan. Tak percaya dengan hal yang kudengar dari sambungan telepon itu.Tubuhku lunglai hingga terduduk di lantai dengan lemas. Ponsel masih berkacak di daun telingaku sebelah kanan."Jika anda ingin tahu yang sebenarnya, maka ikuti perintah saya," tutur suara wanita dari telepon."Iya, iya," cetusku sambil panik."Sekarang anda ke l
Rahasia SuamikuPart 29"Dewi, kenapa kamu balik lagi ke ruang ganti?" tanya Rehan yang membuat langkahku tertahan. "sini," sergahnya sebelum aku menjawab. Pergelangan tanganku ditarik Rehan menuju tempat duduk yang tersedia di sana, tepat di dekat wanita itu.Wajahku pasti sekarang terlihat masam. Inikah buruknya melihat seorang mantan? Membuat mood hancur berantakan. Lagi pula, ngapain dia ada di sini. Sudah seperti setan aja dia, di manapun selalu ada."Delina, aku minggu depan mau nikah. Kamu datang ya? Kalau bisa, kalau enggak juga nggak pa-pa," tukas Rehan masih menggenggam erat tanganku."Oh, iya, aku pasti datang kok. Ini cal
Rahasia di Koper SuamikuBab 31"Bolehkah aku lepas anting-antingnya?"Mataku langsung terbuka kembali. Kala Rehan menyentuh daun telingaku.Ah, aku baru ingat. Aku lupa melepas anting mutiara yang masih terpasang di telinga ini."He-em," jawabku sembari mengangguk. Hampir saja jantung ini melompat dari otot penyangganya. Aku kira … ia akan melakukan … sudahlah, otakku terlalu berpikir yang tidak-tidak. Ternyata, menikah dengan teman itu jauh lebih mencengangkan. Kita yang terbiasa bertutur sapa akrab, eh malah menjadi suami istri. Jodoh emang nggak kemana.Jemari lembut itu mul
RAHASIA DI KOPER SUAMIKUBab 32Aku tersenyum paksa. Membiarkan lelaki bergelar suami itu terus menatapku heran."Udah sana cuci muka dulu, atau enggak kita langsung ke bawah," pintanya lantas menyentuh rambutku."Eh mau ngapain?" protesku agak mundur sedikit.Rehan tak menjawab. Matanya sibuk celingukan mencari-cari sesuatu yang aku pun tak tahu."Madep sana!" Aku yang tadi menoleh ke samping, segera dihadapkan lurus ke depan.Heran, dia mau ngapain sih. Kenapa ada aja tingkahnya.Pelan kurasa, rambutku yang tergerai mulai ia sisir dengan lembut.Selang berapa menit."Selesai, kalau begini rambutmu udah nggak berantakan lagi. Tapi, cuci muka dulu ya, soalnya masih bau iler."Apa-apaan dia, setelah berlaku manis. Lalu menjatuhkan seenakny
Rahasia di Koper SuamikuBab 33Aku menghela napas sejenak. Bibir ini agak bergetar untuk melanjutkan kalimat yang menggantung."Aku … lagi haid, Mas." Mimik wajah ini agak gimana gitu mengatakan.Seketika Rehan langsung menempelkan telapak tangannya di dahi."Sudah kuduga!" ucapnya terdengar berat. "Yah … gagal pergi memetik bulan dah. Orang tamu bulanannya datang tanpa diundang," lanjutnya sembari memutar bola mata.Antara kasihan dan ketawa. Melihat ekspresi wajah teduh itu mendadak kuyu. Apalagi dengan kalimat yang barusan diucapkan. Rehan bilang ingin pergi memetik bulan dan malah tamu bulanan yang datang? Aku langsung paham maksudnya. Artinya simpel, yaitu gagal bulan madu."Sabar ya, Mas. Ini cobaan," timpalku. Lantas melenggang ke kamar mandi.Rambut basah segera kuseka menggunakan ha
Rahasia di Koper SuamikuBab 34"Kenapa dimatiin?" Kulempar pandangan sinis pada lelaki yang melangkah di sampingku ini."Kan aku udah bilang nggak penting."Hih! Bukannya ngejawab, malah ngeles. Bikin makin kesel aja. Ingin sekali kalimat itu kulontarkan padanya. Tapi, lagi dan lagi hanya mampu kurutukan dalam hati.Tak tahan, akhirnya langkah ini sengaja kuhentikan. Lalu, tanganku lekas merebut ponsel Rehan yang masih ia genggam.Wajah Rehan jelas berubah. Entah apa itu, kesal atau apa aku tak peduli. Bagiku, menikah itu harus tahu secara keseluruhan. Termasuk soal siapa yang nggak diangkat teleponnya begini.
Rahasia di Koper Suamiku Bab 35 Cup "Ini imbalannya." Pipiku dikiss oleh Rehan secepat kilat.
Rahasia di Koper SuamikuBab 36Aku hanya mendelik padanya. Merasai tangan kekar itu masih berkacak menangkup pipiku."Udah dong, bibirnya jangan dimancung-mancungin begitu. Bikin aku tambah gemas aja," cetusnya, kini menoel ujung hidungku.Setelah Rehan menjauh. Aku mendengus kasar sembari merapikan rambut yang berantakan atas ulahnya. Sumpah, kalau ingat wajah Delina bikin tensi naik. Dia itu jelmaan siluman apa sih, kenapa selalu saja hadir disaat momen-momenku bersama Rehan.Mesin mobil ia nyalakan. Perlahan roda empat ini mulai melaju meninggalkan halaman depan toko.Mataku reflek memincing untuk menajamkan pengelihatan. Ada sosok wanita tanpa urat malu di sana, siapa lagi kalau bukan Delina.Bayangan wanita sinis itu terlihat dari kaca spion yang memperlihatkan kalau dia sedang menjulurk