27Puluhan orang keluar dari beberapa mobil SUV dan MPV beraneka warna. Mereka kompak mengenakan kemeja biru tua dengan logo C di ujung kerah, sebagai penanda agar tidak salah orang. Samudra, Harry dan To Mu jalan paling depan sambil berpura-pura berbincang. Mereka berhenti di depan pintu masuk kelab, lalu To Mu memberi kode yang dipahami penjaga yang merupakan Adik Rosanne. Pria bertubuh kekar memeriksa semua orang dalam kelompok To Mu. Adik Rosanne sengaja melewatkan bagian kaki, tempat di mana semua orang menyembunyikan pistol ataupun belati SOG Fixation Bowie, salah satu belati populer di dunia. Satu per satu anggota kelompok tersebut memasuki area dalam yang ramai orang. Mereka menyebar per tim berisi tiga orang ke titik-titik sesuai rencana. Sedangkan Chyou, Dante, Samudra dan Harry meneruskan langkah menuju bar. Calvin, Shen dan Fritz menyusul. Mereka duduk berdampingan di sudut kanan meja. Calvin menunggu kode dari To Mu, kemudian dia memulai percakapan dengan Dionna. Yuz
28Berita penyerangan ke kelab di Hong Kong milik keluarga Xie kemarin malam, menjadi trending topic di banyak stasiun televisi. Begitu pula dengan semua grup pesan dari kalangan mafia dan pelaku bisnis serupa.Flint mengumpat sambil memukuli samsak. Penyerangan terang-terangan yang dilakukan Chyou membuat wajahnya tercoreng. Para tetua keluarga dan beberapa mafia senior menghubunginya untuk menanyakan detail kejadian. Flint benar-benar marah pada Chyou dan yang lainnya. Dia tidak menduga jika musuhnya bergerak lebih cepat dan tidak terdeteksi. Strategi mereka sangat rapi hingga menyulitkan pihak Xie untuk menyeret mereka ke kantor polisi. Selain itu, Flint dan keluarganya juga harus berhati-hati agar tidak ada lagi penyerangan di kelab-kelab lain. Sebab, Flint akan dicecar para pemegang saham bisnis itu, yang pastinya akan menambah masalah. Belasan menit terlewati. Flint tengah duduk di bangku panjang ketika asistennya datang. Jacob menyampaikan pesan dari keluarga Zhang yang bers
29Elmer dan Neuman spontan berdiri ketika pintu ruang kerja Earlene terbuka. Carver yang dikepit Alvaro, mengangkat kedua tangannya di depan dada. Begitu pula dengan Jessica yang disandera Yanuar.Kedua pengawal keluarga Yang, mengambil pistol masing-masing dari dalam saku jas. Mereka menodongkan senjata pada Alvaro yang sengaja diam di tengah-tengah lorong, agar Earlene dan yang lainnya bisa melintas di belakangnya. Haryono dan ketiga rekannya juga mengarahkan senapan laras pendek pada Neuman serta Elmer yang seketika terpaku. Mereka saling menatap dengan tajam, sebelum memindai sekitar untuk memastikan kondisi. Bobby muncul bersama teman-teman pengawal dan penjaga keamanan gedung. Mereka ikut menodongkan pistol pada kelompok pimpinan Haryono, yang membalas dengan serupa. "Tahan! Jangan tembak!" seru Carver yang menjadi tawanan Alvaro. "Tuan muda jangan khawatir. Kami bisa membunuh mereka tanpa menciderai Tuan muda dan Jessica," sahut Bobby. "Coba saja kalau berani!" tegas Zulf
30Graham Yang memijat dahinya yang berdenyut. Pria tua berkemeja abu-abu benar-benar tidak habis pikir, tentang keputusan Earlene untuk kabur, sekaligus menjelaskan bila Earlene tidak mau dijodohkan dengan Matthew Zi Rui Liao. Graham bertambah kesal, karena Chyou ternyata telah berhasil membuatnya malu. Terang-terangan menjemput Earlene di kantor Yang Grup dan disaksikan banyak orang, mengindikasikan Chyou sangat berani menantang keluarga Yang. Graham menggeleng berulang kali. Dia benar-benar bingung harus melakukan apa, karena tidak mengetahui siapa saja orang-orang suruhan Chyou. Selain itu, dia juga penasaran dengan orang-orang tersebut yang terlihat terlatih dan sangat rapi dalam melakukan tugas mereka. Sesuai dengan laporan banyak saksi mata. Dia dan Seth sudah menanyai Jessica tentang sosok kedua perempuan yang ikut dalam kelompok penjemput. Namun, Jessica hanya mengenal nama mereka tanpa tahu alamat serta identitas lainnya. Jessica mengaku bila dia dan Earlene mengenal ke
31Sudut bibir Earlene mengukir senyuman ketika menyaksikan Chyou muncul malam itu dengan membawa buket bunga mawar merah muda. Perempuan bergaun hijau sebatas lutut, berdiri dari sofa. Earlene menunggu Chyou mendekat, lalu menerima buket beraroma harum sambil mengucapkan terima kasih. Chyou menggenggam jemari Earlene, kemudian mengajak kekasihnya duduk. Keduanya saling menatap selama beberapa saat, sebelum Chyou menunduk untuk mengecup punggung tangan Earlene. "Aku mau menceritakan sesuatu padamu," tutur Chyou sembari memandangi kekasihnya lekat-lekat. "Ya, aku siap mendengarkan," jawab Earlene. "Nama lengkapku, Chyou Jaden Cheung. Aku anak sulung dari Rembrand Cheung dan Gretta Liu. Jianzhen adalah Adik kandungku," ungkap Chyou. "Dan, Daisy Cheung adalah nenekku," lanjutnya yang mengagetkan Earlene. "Maksudmu, Daisy Cheung pemimpin klan Cheung di seluruh Tiongkok?" "Ya, dan aku cucu pertama di keluarga Papa. Sekaligus pewaris utama." Earlene mengerjap-ngerjapkan mata. "Kenap
32Graham Yang termangu sambil memegangi kertas yang menjelaskan identitas Chyou dan yang lainnya. Pria tua benar-benar terkejut karena ternyata Chyou berasal dari keluarga terpandang. Pada awalnya Graham dan keluarganya tidak ada yang mengira, bila Chyou merupakan bagian dari keluarga Cheung yang ternama di Taiwan. Sebab banyak orang biasa yang juga menggunakan marga serupa. Graham mengusap wajahnya dengan tangan kanan. Dia menyandarkan punggung ke sofa sembari memikirkan tindakan selanjutnya. "Selain ini, apa ada informasi lain tentang Chyou?" tanya Graham sambil memandangi adiknya dan keempat pria muda di sekitar. "Belum ada, Pa," sahut Carver. "Saya pikir, lebih baik kita hubungi keluarga Cheung," usul Seth. "Jangan dulu, Paman," cegah Carver. "Kita tunggu Cici atau Chyou yang menelepon kita," lanjutnya. "Ya, aku setuju dengan Carver," imbuh Vinson. "Mungkin saat ini mereka juga tengah berkenalan dengan Cici Earlene," sambungnya. Graham manggut-manggut. "Baik, kita tunggu k
33Earlene memandangi bangunan besar di hadapannya. Perempuan bergaun biru tua mengilat, menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya perlahan. Earlene menoleh ke kanan saat namanya dipanggil. Dia menyambut uluran tangan kiri Chyou dan menggenggamnya erat. Earlene memaksakan senyuman, meskipun jantungnya berdegup kencang. Chyou menarik tangan kekasihnya dan mengajak Earlene jalan menuju teras rumah, di mana Priscilla dan Shen telah menunggu. Chyou menenangkan diri karena baru mengetahui jika Daisy, dan kedua orang tua Priscilla telah datang. Mereka penasaran dengan informasi tentang perempuan yang akan diperkenalkan Chyou pada keluarganya. Priscilla menyambut Earlene dengan beradu pipi. Kemudian dia memegangi tangan kiri sang calon ipar yang terasa dingin. Priscilla mengajak Earlene memasuki ruang tamu di mana keluarga Cheung dan Zheung telah menunggu. Chyou mendatangi Daisy terlebih dahulu. Dia menyalami perempuan tua, lalu mendekapnya sesaat. Selanjutnya Chyou berpindah
34"Apa kamu benar-benar mencintai anak saya?" tanya Gretta sembari memandangi Earlene lekat-lekat. "Ya, Nyonya Cheung," jawab Earlene. "Tidak perlu memanggil Nyonya." "Ehm, lalu, saya panggil apa?" "Bibi." "Baiklah." Gretta membuka baugette bag hitamnya dan mengeluarkan selembar foto. Dia menunjukkan gambar sesosok perempuan berparas cantik pada Earlene yang berada di kursi seberang. "Ini Laurencia Huang. Dia putri kedua Donnel Huang dan Jolene, sahabat saya. Kami sudah mengatur perjodohan Laurencia dengan Chyou," terang Gretta yang menyebabkan Earlene terkesiap. "Ehm, dia cantik," tutur Earlene setelah rasa terkejutnya lenyap. "Ya, sekaligus cerdas. Dia dokter spesialis kandungan." Earlene mengangguk. "Saya paham." Gretta memperhatikan wajah perempuan muda yang berubah menjadi serius. Meskipun Earlene tersenyum, tetapi sorot matanya menunjukkan kesedihan. "Saya hanya ingin memastikan keseriusanmu dengan Chyou, Earlene." Gretta memasukkan kembali foto tadi ke tasnya. "Ba