31Sudut bibir Earlene mengukir senyuman ketika menyaksikan Chyou muncul malam itu dengan membawa buket bunga mawar merah muda. Perempuan bergaun hijau sebatas lutut, berdiri dari sofa. Earlene menunggu Chyou mendekat, lalu menerima buket beraroma harum sambil mengucapkan terima kasih. Chyou menggenggam jemari Earlene, kemudian mengajak kekasihnya duduk. Keduanya saling menatap selama beberapa saat, sebelum Chyou menunduk untuk mengecup punggung tangan Earlene. "Aku mau menceritakan sesuatu padamu," tutur Chyou sembari memandangi kekasihnya lekat-lekat. "Ya, aku siap mendengarkan," jawab Earlene. "Nama lengkapku, Chyou Jaden Cheung. Aku anak sulung dari Rembrand Cheung dan Gretta Liu. Jianzhen adalah Adik kandungku," ungkap Chyou. "Dan, Daisy Cheung adalah nenekku," lanjutnya yang mengagetkan Earlene. "Maksudmu, Daisy Cheung pemimpin klan Cheung di seluruh Tiongkok?" "Ya, dan aku cucu pertama di keluarga Papa. Sekaligus pewaris utama." Earlene mengerjap-ngerjapkan mata. "Kenap
32Graham Yang termangu sambil memegangi kertas yang menjelaskan identitas Chyou dan yang lainnya. Pria tua benar-benar terkejut karena ternyata Chyou berasal dari keluarga terpandang. Pada awalnya Graham dan keluarganya tidak ada yang mengira, bila Chyou merupakan bagian dari keluarga Cheung yang ternama di Taiwan. Sebab banyak orang biasa yang juga menggunakan marga serupa. Graham mengusap wajahnya dengan tangan kanan. Dia menyandarkan punggung ke sofa sembari memikirkan tindakan selanjutnya. "Selain ini, apa ada informasi lain tentang Chyou?" tanya Graham sambil memandangi adiknya dan keempat pria muda di sekitar. "Belum ada, Pa," sahut Carver. "Saya pikir, lebih baik kita hubungi keluarga Cheung," usul Seth. "Jangan dulu, Paman," cegah Carver. "Kita tunggu Cici atau Chyou yang menelepon kita," lanjutnya. "Ya, aku setuju dengan Carver," imbuh Vinson. "Mungkin saat ini mereka juga tengah berkenalan dengan Cici Earlene," sambungnya. Graham manggut-manggut. "Baik, kita tunggu k
33Earlene memandangi bangunan besar di hadapannya. Perempuan bergaun biru tua mengilat, menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya perlahan. Earlene menoleh ke kanan saat namanya dipanggil. Dia menyambut uluran tangan kiri Chyou dan menggenggamnya erat. Earlene memaksakan senyuman, meskipun jantungnya berdegup kencang. Chyou menarik tangan kekasihnya dan mengajak Earlene jalan menuju teras rumah, di mana Priscilla dan Shen telah menunggu. Chyou menenangkan diri karena baru mengetahui jika Daisy, dan kedua orang tua Priscilla telah datang. Mereka penasaran dengan informasi tentang perempuan yang akan diperkenalkan Chyou pada keluarganya. Priscilla menyambut Earlene dengan beradu pipi. Kemudian dia memegangi tangan kiri sang calon ipar yang terasa dingin. Priscilla mengajak Earlene memasuki ruang tamu di mana keluarga Cheung dan Zheung telah menunggu. Chyou mendatangi Daisy terlebih dahulu. Dia menyalami perempuan tua, lalu mendekapnya sesaat. Selanjutnya Chyou berpindah
34"Apa kamu benar-benar mencintai anak saya?" tanya Gretta sembari memandangi Earlene lekat-lekat. "Ya, Nyonya Cheung," jawab Earlene. "Tidak perlu memanggil Nyonya." "Ehm, lalu, saya panggil apa?" "Bibi." "Baiklah." Gretta membuka baugette bag hitamnya dan mengeluarkan selembar foto. Dia menunjukkan gambar sesosok perempuan berparas cantik pada Earlene yang berada di kursi seberang. "Ini Laurencia Huang. Dia putri kedua Donnel Huang dan Jolene, sahabat saya. Kami sudah mengatur perjodohan Laurencia dengan Chyou," terang Gretta yang menyebabkan Earlene terkesiap. "Ehm, dia cantik," tutur Earlene setelah rasa terkejutnya lenyap. "Ya, sekaligus cerdas. Dia dokter spesialis kandungan." Earlene mengangguk. "Saya paham." Gretta memperhatikan wajah perempuan muda yang berubah menjadi serius. Meskipun Earlene tersenyum, tetapi sorot matanya menunjukkan kesedihan. "Saya hanya ingin memastikan keseriusanmu dengan Chyou, Earlene." Gretta memasukkan kembali foto tadi ke tasnya. "Ba
35Kehadiran Chyou beserta Earlene pagi itu mengejutkan semua karyawan Cheung Grup. Mereka sudah mendengar kabar jika pewaris utama akan segera menikah. Namun, mereka baru kali itu melihat sosok Earlene Yang. Jianzhen menyambut sang calon ipar dengan pelukan. Dengan santainya dia menggandeng Earlene sambil jalan menuju ruang khusus direksi. Chyou mengekori Adik dan kekasihnya sambil berbincang dengan Parker. Mereka memasuki ruang direksi, lalu serentak membungkuk sedikit untuk menghormati Rembrand Cheung dan Richard Cheung. Chyou duduk mengapit Earlene bersama Jianzhen. Sedangkan Parker duduk berderet dengan Shen, Xiuhuan dan Lucas di sisi kanan. Mereka memfokuskan pandangan pada Rembrand yang sedang berdiskusi dengan adiknya. "Usulmu untuk memindahakan pertemuan ke tempat lain, kami terima," tutur Rembrand sambil memandangi Chyou. "Ya, Pa, terima kasih," jawab Chyou. "Apa kamu sudah menentukan lokasinya?" tanya Richard. Chyou beradu pandang dengan Earlene, kemudian dia kembali
36Seorang pria bersetelan jas abu-abu memandangi pembicara rapat dengan saksama, sambil mengatur kalimat yang akan diucapkannya pada lelaki tersebut.Matthew Zi Rui Liao menunggu dengan sabar hingga rapat usai. Dia tetap bertahan di kursi ketika satu per satu peserta rapat berpamitan pada putra-putra Graham Yang dan Seth Yang.Setelah hanya tertinggal beberapa orang dalam ruangan tersebut, Matthew berdiri dan menyambangi Carver. Keduanya berbincang sembari berbisik-bisik. Kemudian mereka menyambar tas kerja masing-masing, lalu keluar ruangan dengan diiringi tatapan Vinson, Alfred dan Darren. Kedua laki-laki yang berbeda tampilan, menyusuri lorong panjang hingga tiba di ruang kerja khusus direksi. Carver mempersilakan tamunya masuk, kemudian mereka duduk di kursi yang berseberangan. "Apa sudah ada kabar dari Earlene?" tanya Matthew. "Tidak secara langsung. Asistennya Chyou yang telah menghubungi Papa dua malam lalu," terang Carver. "Boleh aku tahu, apa yang mereka bicarakan?" "Se
37Hari berganti dengan kecepatan maksimal. Waktu pertemuan kedua keluarga akhirnya tiba. Jumat pagi, rombongan pimpinan Miguel memasuki pesawat carteran di bandara Taipei. Semua orang segera duduk di kursi-kursi yang telah ditentukan, karena mesin pesawat telah dinyalakan. Dua pramugari bergegas memberikan minuman pada para penumpang. Selanjutnya, mereka kembali duduk di kursi yang berada di dekat ruang kokpit. Pesawat bergerak mundur sedikit, lalu berputar dengan pelan. Ban bergeser seiring dengan majunya burung besi menuju area landasan. "Carver sudah meminta keluarga Yang buat memasuki mobil," tutur Parker yang menjadi penyambung pesan dengan keluarga Cheung. "Jessica juga telah menunggu kita di bandara," lanjutnya, lalu dia menonaktifkan ponsel."Papa dan yang lainnya pasti terkejut diminta tiba-tiba berangkat," sahut Earlene yang berada di kursi sisi kanan bersama kekasihnya. "Situasi itu tidak bisa dihindari. Daripada pamanmu tahu, dan akhirnya menginfokannya pada Flint,"
38Earlene mendatangi Diana terlebih dahulu dan mendekap sang mama dengan erat. Perempuan tua bergaun hijau mengurai dekapan, lalu Diana mengusap rambut dan pipi putrinya. Selanjutnya, Earlene berpindah memeluk Graham. Perempuan bergaun biru muda meringis ketika dahinya disentil sang papa. Kemudian mereka berbincang sesaat, lalu Earlene bergeser untuk mendekap kedua adiknya secara bergantian. Chyou memandangi adegan kekasihnya dengan keluarga Yang. Dia maju dua langkah, kemudian merunduk untuk memberi hormat pada orang tua Earlene dan Robert serta yang lainnya. Chyou menyambangi Graham dan menyalami mantan bosnya. Pria berjaket jin biru terkejut kala lelaki tua menariknya mendekat dan memeluk Chyou sesaat. Hal serupa juga dilakukan Diana, Carver dan Darren. Putra tertua keluarga Cheung mendatangi Robert dan Martha. Dia menyalami keduanya bergantian dan menjawab pertanyaan mereka dengan sopan. Terakhir, Chyou menyalami Seth dan keluarganya. "Semuanya, perkenalkan, ini Nenek Daisy