Share

Bab 64

“Kamu ini! Jelas-jelas tadi aku dengar kamu seperti mengatakan sesuatu,” sungut Alina.

“Sudah deh, Ma. Aku benar-benar capek,” pungkas Ansel. “Yang Mama butuh sekarang cuma perhiasan itu, kan? Silakan temui Xander. Kurasa dia belum menjualnya.”

Tanpa memberi kesempatan pada Alina untuk menyanggah, Ansel bergegas mengayun langkah panjang menuju kamarnya.

Alina hanya bisa geleng-geleng kepala. “Dasar anak keras kepala!” gerutunya.

Namun, bibirnya segera melengkung ke atas begitu tatapannya tertuju pada Kesya. Dia berjalan turun dan segera menggamit lengan Kesya. “Ayo, ikut aku!”

“Ke mana, Tante?”

“Sudah, enggak usah banyak tanya. Ikut saja!” Alina tersenyum pada Kesya. “Nanti kamu akan tahu. Kamu pasti akan menyukainya.”

Alina sepertinya sangat senang membuat Kesya penasaran. Ekspresi malu-malu Kesya terlihat sangat menggemaskan. Dia heran kenapa anaknya bisa tidak tertarik pada gadis secantik Kesya. Dari sikap dan penampilannya, tampaknya Kesya gadis baik-baik.

Alina mengetuk pintu kama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status