Share

Bab 63

Dering bel pintu di apartemen Qeiza meraung seperti bayi yang kelaparan. Berulang kali Ansel menyingkap ujung lengan bajunya untuk meninjau perputaran jarum pada arlojinya. Sudah lebih dari sepuluh menit dia berdiri di sana.

“Ke mana dia?” Ansel bertanya-tanya. Jika Qeiza ada di dalam, seharusnya wanita itu sudah membukakan pintu untuknya. “Dia pasti marah.”

Teringat permintaan Qeiza yang tidak dipenuhinya serta keterlambatannya untuk menjemput Qeiza, Ansel mengutuk dirinya sendiri.

“Sial! Gara-gara wanita tak tahu malu itu rencanaku jadi berantakan.”

Ansel menjambak rambutnya dengan frustrasi sembari berteriak kesal. Dia sangat memimpikan bisa memperkenalkan Qeiza kepada mamanya. Akan tetapi, lihat apa yang dia dapat sekarang? Hanya sebuah kegagalan yang menyakitkan.

Tiga puluh menit menunggu tanpa ada tanda-tanda bahwa Qeiza akan membukakan pintu untuknya, Ansel melangkah gontai meninggalkan tempat tersebut. Semua salahnya. Dia tidak berhak untuk marah pada Qeiza, apalagi sampai memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status