“Berikan aku satu ciuman untuk memastikan semuanya, bi.” mendengar permintaan tidak masuk akal itu tentu saja sangat mengejutkan untuk bianca.
“Apa yang ingin kau pastikan? Aku tidak bisa melakukan apapun yang melanggar prinsipku.” jawab bianca dengan tegas. Dia tidak mungkin melakukan hal yang mengkhianati tyaga. Sudah cukup satu orang saja yang mengacau dengan berkhianat hingga semua orang ikut menanggung akibatnya.
“Aku mohon, bi.” fareta masih berusaha membujuk bianca agar mengikuti kemauannya.
“Aku bisa membantumu memastikan semuanya, tapi tidak dengan hal yang membuatku mengkhianati ray!” kali ini bianca mengatakannya dengan lugas dan wajahnya yang serius.
Fareta mulai kehabisan cara untuk membujuk bianca, dia tidak bisa menggantungkan semuanya seperti ini. Jika yang dikatakan bianca benar seharusnya dia bisa memastikannya sendiri. Hanya cara ini yang terlintas di otak seorang fareta sekarang.
K
Tyaga keluar dari ruangan dengan wajah yang datar, semua orang termasuk bianca menatapnya dengan perasaan harap - harap cemas. Tidak ada yang berani bertanya padanya, terutama bianca. Biar bagaimanapun tadi tyaga datang disaat yang tidak tepat. Siapapun yang melihat pemandangan seperti yang dia lakukan dengan fareta pasti akan salah paham. Apapun alasannya pasti kesalahpahaman menjadi momok.Tapi belum sempat bianca memikirkan semuanya lebih jauh, tangannya langsung ditarik oleh tyaga. Pria itu menggenggam tangannya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Vero dan bram pun hanya melihat semua itu dalam diam. Terlebih vero, dia tahu dengan pasti jika sekarang ini sahabatnya tidak bisa didekati sama sekali. Tyaga sedang marah, selama ini pun tidak akan ada yang berani mendekat saat dia marah. Termasuk vero.Namun lain hal dengan bram, dia khawatir dengan sang kakak karena melihat tampilan wajah sangar calon kakak iparnya itu. Untungnya vero memberikan kode agar bram tidak bertindak gegabah d
Pagi ini bianca bangun lebih siang karena sejak kemarin banyak sekali yang terjadi padanya. Dia membuka matanya dan menyadari bahwa semalaman ia tidur hanya mengenakan pakaian dalam saja. Hal itu terjadi karena semalam dirinya dan tyaga melakukan ‘kegiatan panas’ bersama. Karena mengingat hal itu bianca jadi teringat tentang keberadaan tyaga di apartemennya.Setelah itu bianca mengambil bathrobenya agar bisa keluar dari kamar. Dia mencari ke kamar lain yang mungkin tyaga tempati semalam, namun sayangnya pria itu tidak dia temukan dimana - mana. Kemudian bianca mencari ponselnya, tapi tidak ketemu juga. Dia lupa kemarin fareta secara diam - diam menyembunyikan ponselnya.Karena hal itu jugalah akhirnya membuat bianca berusaha menghubungi tyaga menggunakan jam pintarnya. Kebetulan kemarin bianca memakai kemeja panjang, sehingga fareta sepertinya tidak menyadari keberadaan jam pintarnya. Dan saat itulah akhirnya tyaga bisa melacak keberadaan.Bianca akhirnya mencari keberadaan jamnya, la
Bagaimana rasanya ketika seorang pria yang merupakan idola di kampusmu datang dan mendekat ?Pasti tentu saja sebagai seorang gadis akan berteriak kegirangan, bukan ?Tapi, itu tidak berlaku pada bianca.Bianca grizelle, seorang gadis yang sangat cantik diantara rata - rata gadis di sana dengan dandanan sederhana, kepintaran yang luar biasa karena merupakan mahasiswi yang berhak menerima beasiswa, dan juga seorang gadis pekerja keras. Tanpa perlu bersusah payah, sebenarnya bianca bisa memikat para pria di kampusnya dari kakak senior, teman seangkatannya, atau bahkan adik angkatan sekalipun.Siapa yang tidak mau memiliki kekasih secantik bianca ?Tapi sayangnya, gadis itu tidak peduli dengan semua pria yang mendekatinya. Dia h
Seperti biasa bianca melakukan kegiatannya dengan duduk menyendiri di meja pojok kantin bersama laptopnya. Tanpa peduli pada teriakan - teriakan histeris para gadis saat melihat ketampanan tiga seniornya yang sedang berjalan layaknya muse dalam acara fashion.“Bi, ini untukmu.” seorang teman seangkatan bianca bernama andi meletakkan sepotong kue tiramisu di meja bianca.Bianca hanya menolehkan kepalanya memandangi andi dengan tatapan cuek dan seakan tidak tertarik.“Dimakan ya, bi.” pesan andi sebelum pergi, seakan tahu bahwa bianca tidak ingin diganggu dan tidak akan mengucapkan kata terima kasih padanya. Seperti biasanya, ini adalah hari rabu dimana bianca akan selalu sibuk di kantin bersama laptopnya, karena setiap hari itu dia harus
Bianca pulang sore ini setelah izin untuk datang terlambat di tempat kerjanya. Selain menjadi asisten dosen, dia juga bekerja paruh waktu di sebuah toko kue. Untung saja pemilik toko kue itu sangat pengertian pada kondisi bianca. Seorang wanita tua yang kelewat ramah dan sangat memperlakukan bianca sangat baik. Dia seperti merasa memiliki seorang nenek lagi. Gadis dengan gaya pakaian sederhana itu memang terlihat biasa bagi gadis - gadis lain. Tapi tidak dengan para pria yang sangat tertarik dengan bianca. Walaupun pakaian yang dia pakai sangat sederhana, tapi kadar kecantikan gadis itu tidak berkurang sedikit pun. Terlebih bianca juga merupakan mahasiswa pintar di kampus mereka. Kurang apa lagi ? Jika menilai dia adalah gadis dari kalangan menengah ke bawah, bukankah itu terlihat sangat tidak adil ?
Tyaga sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dari toko kue milik omanya. Dia tidak ingin oma nya tahu bahwa dia masih disana. Karena tadi dia sudah berpamitan untuk segera pulang karena sedang ada janji.Sedangkan dia masih harus menjalani misi konyolnya untuk mengikuti gadis ‘taruhannya’ seharian ini. Agar dia bisa mendapatkan celah untuk bisa mendekatinya.Hari sudah berganti malam, tyaga tahu jam shift terakhir di toko kue. Setelah melihat omanya pergi bersama sopir keluarga, tyaga kembali memarkirkan mobilnya di depan toko kue. Bisa habis dia jika oma nya tahu kalau dia berbohong. Apalagi tadi dia jelas - jelas menolak saat diminta untuk dekat dengan bianca.Gengsinya itu benar - benar tak tertandingi.
‘Kenapa kau melakukan ini ? Aku bahkan bisa memberimu pertolongan.’ batin seorang pria yang dari kejauhan memandang wajah bianca yang murung.Dia merasa bisa membantu gadis yang sangat dia sayangi itu, tapi pasti akan selalu ditolak. Sebesar itu memang rasa luka yang pernah bianca dapatkan hingga berubah menjadi seperti ini.Memang, saat terlalu menyayangi sesuatu dan berharap terlalu banyak maka rasa sakit dan kecewa yang didapatkan juga semakin besar apalagi jika tidak sesuai dengan harapan.‘Aku akan mencari cara untuk menolongmu, bi.’Setelah itu terlihat bianca yang pergi menaiki angkutan umum yang ada malam itu.Sesampainya di sebuah rumah kecil dan sederhana tempat dimana bianca tinggal, dia mas
Tadi pagi, tyaga, vero, dan fareta membicarakan seorang gadis yang berhasil membuat mereka berkumpul sepagi itu. Tapi lihatlah sekarang gadis itu justru sedang berdiri di depan kelas mereka. Iya, di depan kelas. Bukan sedang menunggu mereka seperti gadis - gadis lain, ya. Ini benar - benar di depan kelas dimana tempat dosen berada. Bianca sedang menggantikan asisten dosen yang mengisi perkuliahan yang sialnya sedang diambil oleh ketiga pria itu. Mereka saling melihat seakan sedang mentransfer apa yang ada di otak mereka tanpa bicara. “Ngapain tuh cewek disini ?” tanya tyaga sinis. Vero dan fareta hanya menggeleng. Bianca meletakkan setumpuk kertas diatas meja, lalu menyiapkan materi yang akan dibahas hari ini.