Senyuman gagah sang suami membuat jantung Eleanor berdebar sangat kencang. Apalagi ditambah jarak bibir mereka berdekatan, mungkin kalau sepasang bibir indah ini sedikit maju, ciuman mesra akan terjadi.
Dengan penuh rasa canggung, Cedric sedikit memundurkan kepalanya. Namun jari jempolnya masih mengusap bibir indah sang istri masih terbakar. “Aku jadi teringat sewaktu kamu memarahiku habis-habisan karena aku melamarmu dengan cara tidak sopan. Hari itu, kamu juga ceroboh minum kopi panas sampai bibirmu terbakar.”
“Itu karena aku tidak sengaja. Lagi pula, kenapa kamu membahas lamaran aneh itu lagi?”
“Memangnya kamu tidak suka caraku melamarmu waktu itu berbeda dari pria lainnya?”
“Waktu itu, kamu melamarku seperti sedang meng
Biasanya banyak orang bilang jodoh tidak akan ke mana-mana. Siapa sangka kalau sebenarnya Eleanor dan Cedric pernah bertemu sebelumnya. Memang mereka sudah ditakdirkan bersama sejak dulu, apalagi dipertemukan secara tidak sengaja.Eleanor tidak bisa menahan tangisan bahagianya ingin mengalir pada pipinya. Pada akhirnya ia menemukan pria penyelamatnya selama bertahun-tahun. Begitu juga Cedric juga sangat menanti wanita yang diselamatkannya merupakan sosok wanita pemberani.Mulutnya masih membisu. Eleanor masih tidak menyangka kalau suaminya adalah penyelamatnya di masa lalu. Apalagi insiden di pusat perbelanjaan itu tidak lama setelah insiden teror terjadi. Selain sebagai penyelamat, secara tidak langsung Cedric juga penyembuh lukanya meski hanya sekilas karena pertemuan mereka terkesan singkat saat itu.
Sangat disayangkan pemadaman listrik telah berakhir. Listrik penthouse menyala membuat sepasang pengantin baru terkejut apa yang mereka lakukan sekarang. Dengan sigap mereka menjauhkan kepala mereka dengan gugup dan memalingkan pandangan.Cedric ingin marah soal listrik yang menyala di saat tidak tepat. Tapi sebagai gantinya ia mengecup kening pujaan hatinya penuh kasih sayang dalam durasi lama, begini saja sang istri sudah terlihat girang.Sarapan kali ini Cedric menyajikan nasi omelet di meja makan merupakan salah satu makan favorit istrinya, sebagai wujud kasih sayang karena semalam mereka sudah saling mengungkapkan isi hati mereka, meski belum sepenuhnya.Pandangan Eleanor berbinar memandangi nasi omelet masakan sang suami terlihat sangat menggoda. Ia langsung menyantap nasi omelet melahap sampai sen
Pada akhirnya Samuel dan Alice mengaku kalah berdebat dengan para atasan. Terpaksa mereka makan siang hanya berdua di restoran baru dibuka itu tanpa mendapatkan diskon. Samuel menghela napas lesu sambil mengamati buku menu melihat betapa mahal harga semua menu makan di restoran ini. Bahkan harga menu minuman saja jauh di atas harga rata-rata. Bayangkan saja, harga es teh manis saja mencapai dua puluh ribu. Itu baru es teh biasa saja, belum minuman jus dan minuman lainnya merupakan minuman favorit Alice. Mengingat dompet semakin menipis karena dihabiskan untuk membahagiakan kekasihnya. Samuel cemas uangnya tidak akan cukup jika membayar tagihan makanan yang dipesan mereka hari ini. Meski ia bisa menarik uang tunai di ATM yang letaknya tidak jauh dari restoran. Melihat ekspresi wajah sang kekasih
Eleanor berjalan menuju titik pemain. Lalu, ia berdiri di garis itu sedikit gugup sebenarnya. Ia cemas mungkin ia akan gagal melakukannya, mengingat sudah lama ia tidak bermain golf.Sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, Eleanor berkonsentrasi pada lubang di hadapannya, kemudian mengayunkan tongkat golfnya bertenaga.Sangat disayangkan, bolanya menggelinding di tanah dan pada akhirnya bolanya berhenti tepat di belakang lubang.Benar firasatnya sejak awal. Memang kemampuannya masih pemula. Eleanor menunjukkan wajah cemberut pada sang suami dan menunduk malu. Apalagi sebelumnya ia sempat percaya diri bahwa ia pernah bermain bersama temannya.“Sayang, maaf aku terlalu percaya diri. Padahal sebenarnya kemampuanku masih jauh di bawah kamu.&rd
Seperti biasa sebelum tidur Eleanor memakai night cream pada wajahnya di meja rias, sedangkan Cedric menyaksikannya sampai tidak bosan duduk bermalasan di ranjang.“Meski sudah malam, tapi vampirku masih terlihat menggemaskan.” Cedric menggombal lembut.Awalnya Eleanor menampakkan gigi putihnya, wajahnya menjadi cemberut mendengar sindiran vampir lagi sambil berbalik badan.“Haruskah aku menghisap darahmu?”“Kalau mau menghisapku pasti boleh.” Dengan percaya diri Cedric menunjuk bibir sexynya membuat Eleanor gugup seketika beranjak dari meja rias.Eleanor selalu tersenyum malu setiap membicarakan persoalan bibir. Saat ia baru duduk bermalasan di ranjang, langsung dis
Tubuh Eleanor terasa kaku seperti berada di Kutub Selatan. Matanya mulai memerah menyaksikan tampilan berita kecelakaan pesawat yang ditumpangi sang suami hancur di tengah lautan. Apalagi ditambah tertulis semua penumpang pesawat beserta semua kru diduga tewas dan saat ini sedang melakukan penyelamatan oleh tim SARS.Eleanor masih tidak memercayai berita ini sepenuhnya. Ia berusaha menenangkan kondisi mentalnya semakin tidak stabil sambil terus mengetuk pelipisnya dengan kesal. Membayangkan suaminya beberapa saat lalu masih dalam kondisi sehat dan mereka bisa berciuman mesra.Buliran air matanya mengalir semakin deras. Rasanya ia ingin berteriak sambil menekan kontak nomor suami tercinta. Namun, sangat disayangkan usahanya tidak membuahkan hasil. Sudah dicoba berulang kali dengan panik, tidak ada respon sama sekali.
Pelukan hangat penuh cinta ini, membuat air matanya terhenti sejenak. Perlahan Eleanor mengangkat kepalanya menoleh ke arah sosok yang berhasil menenangkan kondisi mentalnya.Siapa lagi kalau bukan suami tercintanya sedang memeluknya sekarang? Reaksi Eleanor tersentak hampir terkena serangan jantung. Berita kecelakaan masih siaran langsung, tapi suaminya masih dalam keadaan sehat bahkan penampilannya seperti sewaktu sebelum berangkat tadi.Sejenak Eleanor menghapus air mata yang menempel di seluruh wajahnya sambil merapikan penampilannya.“Sayang, kamu kenapa? Kenapa kamu menangis?” Cedric memasang tatapan cemas mengusap kelopak mata istrinya basah.“Apa … kamu suamiku?”
Cedric mengajak istrinya mengunjungi suatu taman kota. Di taman itu sedang berlangsung acara pelepasan lampion sekaligus menyambut bintang jatuh yang diperkirakan akan terjadi malam ini.Eleanor dan Cedric mengambil sebuah lampion berukuran besar, kemudian mereka memilih tempat yang sunyi supaya bisa bermesraan sepuasnya. Ada sebuah danau di taman jarang sekali dikunjungi orang dan bahkan tidak ada seorang pun mendatangi danau ini, sehingga mereka bisa mengucapkan permohonan tanpa diganggu siapa pun.Sebelum melakukan pelepasan lampion, yang dilakukan mereka adalah menulis nama mereka masing-masing dan permohonan terbaik mereka.Melihat senyuman manis pada wajah suaminya, Eleanor semakin penasaran keinginan apa yang ditulis suaminya sampai tatapannya terfokus. “Kamu menulis apa sih?”&nb