Untuk merayakan momen istimewa mereka, Cedric mengajak istrinya makan malam romantis di sebuah restoran berbintang lima di sebuah hotel merupakan tempat pertemuan mereka saat itu.
Eleanor sangat menyukai hotel ini merupakan hotel pembawa keberuntungan baginya. Pada akhirnya ia menemukan jodoh yang tepat untuk mendampingi hidupnya.
Sedangkan apa yang dilakukan Cedric dari tadi sibuk menyodorkan beberapa lauk untuk istri tercinta. Eleanor menghela napas kesal berinisiatif mengembalikan lauk yang sudah diberikan suaminya.
“Nanti kamu tidak kenyang kalau kamu sibuk memberikan semua daging untukku.”
“Habisnya kamu dari tadi cemberut sejak masuk ke restoran ini. Kamu tidak suka dengan interiornya?”
Cedric merasakan ada seseorang yang sedang ingin menyentuh tubuh istrinya diam-diam. Tanpa berbasa-basi ia berbalik badan memelototi sebuah pria mabuk berat ingin menyentuh bokong istrinya terang-terangan di depan matanya. Dengan lincah ia menarik tangan pria itu dengan kasar sehingga menghebohkan semua orang di dalam lift. Termasuk Eleanor juga terkejut melihat suaminya menampakkan aksi kasarnya sampai menabrakkan pria itu mengenai dinding lift.“Apa yang Anda lakukan pada istri saya?!” Cedric berteriak.“Saya tidak melakukan apa pun, Anda saja yang berhalusinasi.” Pria itu menjawab tanpa rasa berdosa sama sekali.“Anda jangan menutupi kesalahan Anda deh! Saya melihat Anda ingin melecehkan istri saya!”Pria itu bahka
Sebenarnya Eleanor tidak tega terus membiarkan suaminya membujuknya dengan wajah memelas. Suaminya tidak bersalah sama sekali. Kenapa ia harus marah padanya? Soal perilaku kasar yang dilakukan suaminya tiba-tiba, Eleanor menganggap itu hal sangat wajar. Suami mana lagi yang sangat mencintai istrinya bisa melindunginya seperti malaikat pelindung. Bahkan bisa dikatakan perkembangan level cinta dalam diri Eleanor meningkat drastis berkat aksi keren yang dilakukan suaminya tadi.Sebagai gantinya, Eleanor memeluk tubuh sang suami penuh cinta sambil mengecup bibir suaminya sekilas. “Aku tidak akan memarahimu lagi. Menghabiskan energiku saja malam-malam begini!”“Kamu akan memaafkanku?”“Kalau aku tidak memaafkanmu, untuk apa tadi aku—”
Cedric sengaja mengajak istrinya memasuki gedung melalui pintu belakang yang jarang dilalui para pegawai. Kemudian mereka memasuki lift eksekutif menekan lantai yang mereka tuju. Sambil menunggu lift naik ke lantai tujuan, dengan sengaja Cedric memeluk wanitanya erat tanpa peduli kamera CCTV terpasang di sudut ruangan. Lalu, Cedric mencium pipi sang istri mendalam dalam durasi lumayan lama, sehingga membuat istrinya tersenyum malu sambil membalas kecupan itu juga.Eleanor mengecup pipi suaminya dalam durasi beberapa detik, kemudian bibirnya berpindah pada hidung suaminya sekilas.Saat bersamaan pintu lift terbuka lebar, sepasang direktur kembali bergandengan tangan girang melanjutkan perjalanan menuju ruangan mereka masing-masing. Tapi Cedric masih ingin bermain bersama istrinya di pagi hari, melihat kondisi kantor masih agak sepi dan sebenarnya mer
Alice dan Samuel kali ini pergi berkencan di sebuah toko buku biasa dalam pusat perbelanjaan. Hobi Samuel dan Alice memiliki kesamaan, yaitu suka membaca buku komik selain bermain di arcade.Karena hari ini ada bazaar di toko buku itu, Samuel mengajak Alice membeli komik favorit mereka yang sudah diterbitkan secara fisik. Biasanya mereka membaca hanya melalui ponsel. Komik itu dibilang terkenal di kalangan masyarakat. Maka dari itu, tidak heran kalau komik ini cepat terjual habis.Sangat disayangkan komik itu tersisa sedikit di etalase. Dengan lincah Alice dan Samuel berlari berebutan dengan pelanggan lainnya mendapatkan komik edisi terbatas ini.Sekarang komiknya tersisa satu. Alice masih ingin berjuang meraih komik itu sampai keringat terus mengalir pada wajahnya. Di saat ia ingin mengambil komik itu,
Tatapan Cedric menajam memandangi dua pria berada di dalam ruangan istrinya. Lebih cenderung ia memelototi Austin karena ia sudah muak melihat kedatangan pria itu seperti hama baginya. Sedangkan pria asing yang berdiri di belakang istrinya itu, Cedric penasaran dengan maksud kedatangannya.Garrus berinisiatif menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi sekarang. Daripada timbul terjadi perdebatan sepasang suami istri. Ia tahu Cedric adalah suami Eleanor jika dilihat dari artikel berita dan informasi yang ia ketahui dari Natalie. Maka dari itu, ia tidak ingin ikut campur dalam permasalahan perdebatan pasangan ini. Apalagi ia tidak rela membayangkan Eleanor dimarahi habis-habisan hanya karena permasalahan pria.“Maaf, saya tidak bermaksud merusak suasana. Tapi tujuan kedatangan saya adalah menawarkan bantuan pada istri Anda. Kalau seandainya Anda in
Eleanor kembali ke ruangannya melanjutkan pekerjaannya sempat tertunda karena bermesraan dengan suaminya cukup lama. Di saat sepasang direktur ingin memasuki ruangan masing-masing, sang manajer tim pemasaran menyambut kedatangan mereka di luar pintu ruangan Eleanor.Eleanor merasa sungkan dengan pegawainya pasti telah menunggunya lumayan lama. Apalagi alasan sebenarnya karena ia berkencan dengan suaminya di kantin dalam durasi setengah jam. Jika ia mengatakan yang sebenarnya pada pegawainya, mungkin pegawainya akan menertawainya.“Bu Eleanor, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan.”“Baiklah, kita masuk dulu.”Sejenak tatapan Eleanor tertuju pada suaminya. “Kamu juga ikut denganku, Cedric.”
Cedric hanya bisa pasrah mengikuti arahan Eleanor bertemu dengan Lina terlebih dahulu sebelum melakukan dinner romantis. Lina mengajak Eleanor bertemu di sebuah Kafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan gedung Violette Star Company. Maka dari itu, tidak membutuhkan waktu lama Eleanor dan Cedric tiba di Kafe bersamaan dengan Lina. Ketiganya memesan kopi, kemudian memilih tempat yang cocok mendiskusikan soal pekerjaan. Di tengah perbincangan, sorot mata Lina terfokus pada pesona ketampanan wajah Cedric membuatnya semakin candu memandanginya. Namun, ia berusaha menahan godaannya itu daripada mantan rekan kerjanya memarahinya hanya karena permasalahan cemburu dan kesalahpahaman. Untuk mengalihkan pikirannya, ia menyesap minuman kopi yang dipesannya sambil mengamati sekelilingnya mencari topik pembicaraan mengalihkan pikirannya terus terfokus pada pria tampan di hadapannya. “Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini. Aku merindukan di masa kita sering berkumpul bersama Alice juga
Natalie menikmati minuman whisky paling mahal dalam bar ini. Menikmati whisky di tengah malam melampiaskan kegalauan tidak menikah dengan musuh terbesarnya, yaitu Cedric. Padahal selama ini ia terus membencinya, sebenarnya ia sempat memiliki perasaan suka. Justru ia memiliki sifat seperti Eleanor, yaitu tidak berani mengungkapkannya terang-terangan, ia tidak berhasil memenangkan hati musuhnya itu. Namun sedikit berbeda sikapnya dengan Eleanor. Kalau cara Natalie selalu memakai perkataan sarkasme. Maka dari itu, Cedric langsung menghancurkan kencan buta karena tipe wanita idaman Cedric sesungguhnya adalah seperti Eleanor.Tiba-tiba Austin juga ikut bergabung menikmati whisky bersama Natalie dengan penampilan kusut sambil membawa paper bag yang awalnya diberikan untuk Eleanor, namun berujung gagal.Natalie sedikit mengangkat kepala sambil menyodorkan