Tatapan Cedric menajam memandangi dua pria berada di dalam ruangan istrinya. Lebih cenderung ia memelototi Austin karena ia sudah muak melihat kedatangan pria itu seperti hama baginya. Sedangkan pria asing yang berdiri di belakang istrinya itu, Cedric penasaran dengan maksud kedatangannya.
Garrus berinisiatif menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi sekarang. Daripada timbul terjadi perdebatan sepasang suami istri. Ia tahu Cedric adalah suami Eleanor jika dilihat dari artikel berita dan informasi yang ia ketahui dari Natalie. Maka dari itu, ia tidak ingin ikut campur dalam permasalahan perdebatan pasangan ini. Apalagi ia tidak rela membayangkan Eleanor dimarahi habis-habisan hanya karena permasalahan pria.
“Maaf, saya tidak bermaksud merusak suasana. Tapi tujuan kedatangan saya adalah menawarkan bantuan pada istri Anda. Kalau seandainya Anda in
Eleanor kembali ke ruangannya melanjutkan pekerjaannya sempat tertunda karena bermesraan dengan suaminya cukup lama. Di saat sepasang direktur ingin memasuki ruangan masing-masing, sang manajer tim pemasaran menyambut kedatangan mereka di luar pintu ruangan Eleanor.Eleanor merasa sungkan dengan pegawainya pasti telah menunggunya lumayan lama. Apalagi alasan sebenarnya karena ia berkencan dengan suaminya di kantin dalam durasi setengah jam. Jika ia mengatakan yang sebenarnya pada pegawainya, mungkin pegawainya akan menertawainya.“Bu Eleanor, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan.”“Baiklah, kita masuk dulu.”Sejenak tatapan Eleanor tertuju pada suaminya. “Kamu juga ikut denganku, Cedric.”
Cedric hanya bisa pasrah mengikuti arahan Eleanor bertemu dengan Lina terlebih dahulu sebelum melakukan dinner romantis. Lina mengajak Eleanor bertemu di sebuah Kafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan gedung Violette Star Company. Maka dari itu, tidak membutuhkan waktu lama Eleanor dan Cedric tiba di Kafe bersamaan dengan Lina. Ketiganya memesan kopi, kemudian memilih tempat yang cocok mendiskusikan soal pekerjaan. Di tengah perbincangan, sorot mata Lina terfokus pada pesona ketampanan wajah Cedric membuatnya semakin candu memandanginya. Namun, ia berusaha menahan godaannya itu daripada mantan rekan kerjanya memarahinya hanya karena permasalahan cemburu dan kesalahpahaman. Untuk mengalihkan pikirannya, ia menyesap minuman kopi yang dipesannya sambil mengamati sekelilingnya mencari topik pembicaraan mengalihkan pikirannya terus terfokus pada pria tampan di hadapannya. “Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini. Aku merindukan di masa kita sering berkumpul bersama Alice juga
Natalie menikmati minuman whisky paling mahal dalam bar ini. Menikmati whisky di tengah malam melampiaskan kegalauan tidak menikah dengan musuh terbesarnya, yaitu Cedric. Padahal selama ini ia terus membencinya, sebenarnya ia sempat memiliki perasaan suka. Justru ia memiliki sifat seperti Eleanor, yaitu tidak berani mengungkapkannya terang-terangan, ia tidak berhasil memenangkan hati musuhnya itu. Namun sedikit berbeda sikapnya dengan Eleanor. Kalau cara Natalie selalu memakai perkataan sarkasme. Maka dari itu, Cedric langsung menghancurkan kencan buta karena tipe wanita idaman Cedric sesungguhnya adalah seperti Eleanor.Tiba-tiba Austin juga ikut bergabung menikmati whisky bersama Natalie dengan penampilan kusut sambil membawa paper bag yang awalnya diberikan untuk Eleanor, namun berujung gagal.Natalie sedikit mengangkat kepala sambil menyodorkan
Seminggu kemudian…Hari ini adalah hari proses syuting iklan peluncuran produk Violette Star terbaru. Sebelum itu, Eleanor dibantu tim makeup artists dan busana merias dirinya di ruangan khusus para model berganti pakaian.Di dalam ruangan, Cedric dan para asisten juga menemani Eleanor. Apalagi Cedric terpesona melihat penampilan istrinya terlihat sangat bersinar di matanya dengan balutan gaun pilihannya akhirnya setelah bernegosiasi dengan vendor penyedia busana. Eleanor memakai gaun sederhana berwarna ungu bermodel tidak terlalu sexy.Reaksi Eleanor seketika memandangi suaminya melalui pantulan cermin membuat dirinya tersenyum manis sampai ingin mencubit pipinya gemas. Ia tahu suaminya tersenyum terus karena pertama kali melihatnya secara langsung akan melakukan proses syuting iklan.
Ternyata realita di luar dugaan Cedric dan Eleanor. Yang dimaksud taman itu adalah sebuah rumah kaca di bagian belakang gedung terletak di lantai dasar. Cedric dan Eleanor memasuki rumah kaca ini dengan reaksi tercengang, mengamati keindahan pemandangan di dalam rumah kaca dipenuhi berbagai jenis bunga berwarna-warni dan juga berbagai jenis pohon buah.Keduanya berjalan saling bergandengan tangan mesra menelusuri seisi rumah kaca, sekilas saling melempar senyuman terindah mereka, melampiaskan kebahagiaan tidak ada seorang pun yang bisa mengganggu momen kencan mereka di tempat seperti ini. Tidak perlu mencemaskan kulit rusak akibat terkena sinar matahari.“Melihat ada rumah kaca tersembunyi di studio ini, aku jadi terinspirasi ingin membangun rumah kaca di gedung kita.” Cedric terkagum-kagum.
Sebuah tiang lampu bergoyang ke arah sang model cantik sedang melakukan syuting iklan produk kecantikan. Sang direktur ketika mengamati tiang itu akan menimpa istrinya, ia tidak mungkin berdiam saja. Tanpa peduli ia merusak suasana syuting, ia berlari ke arah istrinya dengan wajah panik.“TIDAK!!”Eleanor terkejut mendengar suara jeritan suaminya, lalu tatapannya beralih pada tiang yang akan menimpanya. Saat tiang lampu itu tumbang, dengan lincah Cedric melompat ke istrinya sambil memeluknya erat, sehingga tiang itu sedikit menimpa punggungnya.Cedric sedikit merasa kesakitan. Tapi, ia harus menahannya demi melindungi nyawa pujaan hatinya. Untungnya ia berhasil menyelamatkan diri juga berguling-guling menghindari tiang itu masih dalam kondisi memeluk istrinya.
Di tengah momen kemesraan sepasang suami istri, sepasang asisten berhamburan memasuki ruangan membawakan beberapa bungkusan makanan. Di saat Eleanor ingin melepas pelukan, Cedric langsung menahannya sambil mengedipkan mata kirinya genit.Eleanor tahu maksud bahasa kode keras yang selalu diberikan suaminya. Maksudnya itu, suaminya masih ingin bermanja meski ada orang yang merusak momen mereka seperti sepasang asisten ini. Eleanor tertawa anggun membiarkan suaminya melakukannya, karena ia sendiri juga sebenarnya masih ingin dipeluk suaminya dalam durasi lebih lama lagi.Sepasang asisten sudah kebal melihat momen kemesraan atasan mereka sampai bosan. Melihat sang model masih terlihat sehat, mereka sudah sangat lega. Mengingat kejadian mengerikan itu masih menghantui mereka sampai rasanya hampir terkena serangan jantung.
Berita insiden yang menimpa Eleanor tersebar luas di seluruh media sosial. Austin membaca berita itu sampai mengamuk membanting ponselnya kasar di meja kerja. Dengan tatapan tajam ia melonggarkan lilitan dasi seperti sudah bersiap bertarung melawan musuh terbesar yang merebut cinta pertamanya. Tidak peduli ia berteriak seperti orang gila sampai terdengar asistennya berdiri di luar ruangannya.Batas kesabarannya sudah melebihi batas maksimal. Sudah pasti Austin mengamuk melihat cinta pertamanya terluka karena syuting iklan produk baru. Bahkan ia sudah berasumsi siapa pelaku yang menyebabkan kekacauan ini.Hari sudah mulai sore. Saatnya Austin bersiap-siap merapikan mejanya, ingin menjenguk cinta pertamanya sedang terbaring di rumah sakit.Sedangkan Eleanor masih menunggu kedatangan suaminya. Sudah l