My Stalker is a Vampire 31
Aku memasuki kelas. Semua orang yang berada di ruangan ini menatapku heran, tentu saja. Dengan luka yang terlihat menyakitkan ini pasti mereka bertanya-tanya apa yang telah terjadi.
"Mika, apa yang terjadi padamu?" tanya salah satu teman palsuku. Ya, dia hanya ingin berteman karena aku terkenal disosial media.
"Hanya kecelakaan kecil," jawabku.
Kini wajahnya terlihat sok sedih. Aku begitu muak melihat wajahnya, kenapa ia tidak mengikuti casting untuk film or something like that.
Ia mengeluarkan ponselnya. Sudah kutebak, ia pasti ingin berfoto denganku dan menulis caption yang seolah-
Aku menyukai vampire atau orang sering menyebutnya dengan vampire addict. Seluruh kamarku berisikan tentang Vampire, aku mempunyai seluruh poster vampire terkenal bahkan miniaturnya. Bahkan aku juga sering dipanggil gadis bodoh, aneh, bitch bahkan pengikut aliran sesat. Hell, aku masih dalam keadaan normal dimana aku tidak mungkin mengikuti aliran sesat.Aku bisa dikatakan introvert , dan susah bergaul dengan diriku yang tidak menarik. Lalu aku bertemu dengan seorang pria yang selalu mengikutiku kemanapun bahkan pada malam hari ia berada di dalam kamarku, aku seperti mempunyai stalker dan aku tidak tau bagaimana dia masuk ke dalam kamarku. Yang aku tahu dia adalah vampire.
My stalker Vampire 1.Aku kembali ke mall yang sering aku kunjungi. Disini ada sebuah toko yang menjual barang atau miniatur vampire dan tentu saja aku yang menyukai segalanya tentang vampire tertarik.Poster vampire pria yang sedang menggigit leher seorang wanita menarik perhatianku."Aku ingin membeli poster itu" tunjukku pada pelayan wanita yang melihat arah yang kutunjuk."Baik, ada yang lain?" tanya pelayan itu dan aku menggeleng.Pelayan itu membungkus pesananku dan membawanya kekasir, harganya lumayan mahal karena toko ini satu-satunya toko yang menjual hal-hal berbau vampire.Aku berjalan melewati kios-kios mall mencari sesuatu yang menarik. Tidak ada yang bisa menarik perhatianku, aku lalu duduk disalah satu bangku panjang untuk istirahat yang disediakan mall ini.
My stalker vampire 2. Aku merasa dingin sekali di wajahkuku dan mau tak mau, aku membuka mataku yang sudah nyaman dalam posisi terpejam. Saat aku membuka mata, terlihat tangan yang memegang ice cube dan yang pastinya ice cube itu sedang menempel di pipiku sekarang. Jared. Kakakku yang paling tua. Ia memang kerap sekali memperlakukanku kejam apalagi saat aku susah untuk bangun pagi. "Hai, my lovely sista. Kau yakin tidak ingin bangun sekarang? Oh atau kau ingin aku menyirammu dengan air es dan pastinya itu akan membuat dirimu segar," sarkasnya. "Aku bangun sekarang!" jawabku ketus. "Kau seharusnya tidak menonton film sampai larut malam, lihat sekarang apa yang terjadi padamu, lingkaran hitam di matamu tampak jelas," omelnya sembari bersidekap tangan. "Oh.. Lihat sekarang!
My stalker vampire 3. "Aaaaaaa!!!" itulah yang bisa kulakukan sekarang, berteriak dengan kencang. Brak! Pintu didobrak oleh Logan dan Jared. Mereka menghampiriku dengan cemas dan menarik tanganku yang kugunakan untuk menutup mulut karena berteriak. "Hei, ada apa mika?!" tanya Logan yang berhasil membuka tanganku. "Ada seseorang di balkon!" teriakku sembari menujuk arah balkon Logan memelukku erat yang kini gemetaran dan Jared dengan beraninya berjalan ke arah balkon dan mengelilingi balkon tersebut. Setelah itu ia kembali masuk ke kamarku dan melihat kesekeliling. "Kau berbohong? Disana tidak ada apa-apa," ujar Jared, menatapku dengan tidak percaya. Aku melepas pelukanku pada Logan dan berjalan pelan sembari menarik tangan Jared ke arah balkon. "Aku
My stalker vampire 4."Mikaaa!"Kuyakinkan teriakan itu berasal dari logan, ah apakah dia tidak bisa menungguku barang sebentar. aku memakai baju sekolahku dengan rok yang panjang lebih dari selutut dan berbalut legging disaat semua cewek hanya memakai rok pendek diatas dengan stocking atau pun kaos kaki."Cepat mika!""Iya, sebentar! Dasar tidak sabaran" balasku dan kembali merapikan rambutku yang kusut.Oh tidak! Rambut sialan ini kenapa susah sekali disisir?Aku mengambil vitamin rambut dan menatap cermin riasku dan betapa terkejutnya saat kulihat seseorang terpantul di cerminku.Logan, kakak sialanku itu sukses mengejutkanku. Ia bersandar dipintu dengan tangan bersidekap ditambah muka kecutnya seolah ia menungguku ribuan tahun."Quickly mika!" omelnya.
My stalker vampire 5.Aku menghela napas, hampir 25 menit aku berada di taman ini namun Logan tidak kunjung muncul. Ia memang sangat tidak on time sekali padahal dia yang menyuruhku cepat-cepat kesini. Dan cuaca sangat terik siang ini, Logan dengan teganya membuatku kepanasan. Ah andai saja aku bawa minuman tadi mungkin tenggorokanku tidak akan kekeringan seperti ini, kurasa dehidrasi bisa membunuhku.Aku mengipas-ngipas mukaku berharap bisa mengurangi sedikit terik panas matahari namun hal itu tidak bekerja sama sekali malah menambah kering gigiku saja. Huaa! aku rasa aku mulai meleleh sekarang."Ini, minumlah" seseorang menyodorkan sebuah kaleng minuman rasa orange juice kesukaanku."Terima kas.. Eh kau?" ya, aku sangat terkejut karena sosok didepanku kini ialah pria baju hitam yang kutemui di mall dan danau kemarin, pria yang ku tak tau namanya
My stalker vampire 6.Setelah kejadian di kelas kemarin, hari-hari berikutnya Mike mengikutiku layaknya peliharaan, mengekoriku setiap saat dan selalu ada dimanapun aku berada. Disatu sisi aku merasa belum terbiasa namun disatu sisi aku merasa tidak kesepian lagi."Ayolah Mike, kenapa kau mengikutiku terus? Ini sudah hampir seminggu kau mengikutiku terus" resahku padanya.Ia tersenyum dan menempel padaku, "Aku hanya ingin bersamamu Mika, itu tidak boleh?" ia bukan menjawab malah balas bertanya."Terserah denganmu Mike, aku tidak peduli, silahkan ikuti aku dan kuyakinkan kau akan lelah sendiri" tantangku."Kau yakin itu Mika?" balasnya."Tentu saja" jawabku yakin."Okay, we'll see," balasnya.Aku segera berlari meninggalkannya dan ia mengejarku. Aku tidak peduli seberapa b
My stalker vampire 7. Ternyata kami pergi kesalah satu rumah temannya Mike, itu adalah party bertema cowboy dan cowgirl, semua berpakaian sesuai tema kecuali aku, Aku merasa terasingkan. Asap rokok bertebaran diudara bahkan banyak sekali minuman alkohol yang seharusnya tidak boleh untuk anak dibawah umur. Suara musik yang kencang tidak membuat mereka sakit telinga namun membuat mereka menari seperti orang gila. Ini seperti di club namun bedanya ini dirumah. Mike terlihat sangat menikmati party ini dan aku tidak ingin merusaknya. "Ayo mika goyangkan badanmu, menarilah" ujar Mike dan aku hanya mengangguk saja. Mike kemudian meninggalkanku sendirian, ia bergabung dengan para cewek yang kini liar menari-nari tidak beraturan. Ini serasa bukan duniaku. Aku mencoba duduk disalah satu sof