AUTHOR POVAnastasia masih menangis sesegukkan. dia melihat keliling ruangan, kamar yang semula damai dan hangat entah bagaimana menjadi sepi dan dingin. Kamar yang semula hanya ada tawa dan adegan mesra entah bagaimana bisa menjadi adegan yang mengerikan dalam hitungan jam.Kenapa waktu begitu kejam? dia bahkan tetap berjalan dan mengubah setiap hal semaunya.Ini bukan yang pertama, tapi kali ini bagaimana cara Eder meninggalkannya membuat Anastasia paham jika ini mungkin akan menjadi yang terakhir kalinya. Anastasia menarik nafasnya, dia merasa sesak, setiap pertengkaran benar-benar mengikis batinnya.Dengan tenaga yang tersisa, Anastasia merapikan pakaiannya. Dia juga merapikan pakaian Eder memasukkan kedalam tas ransel laki-laki itu yang masih tertinggal diwalking closet. Anastasia memeluk baju yang bekas Eder pakai erat-erat, menangisinya hingga membuat baju itu basah.Anastasia sadar dia tulus mencintai Eder tapi saat Eder mengatakan setiap hal mengenai Nathan, dia merasa kelu.
AUTHOR POVSemanjak Eder menghubunginya, Bryan memutuskan untuk menunggu kedatangan Anastasia di Caffe yang ada dilobby Apartemennya. Firasat Bryan mengatakan bahwa badai baru saja terjadi dan dia juga memiliki firasat jika Anastasia sedang kacau sekarang.Tidak begitu lama menunggu disana, sebuah mobil sedan hitam sampai. Seorang supir keluar dengan seorang wanita asia yang tak lain adalah Anastasia, dengan cepat Bryan bangkit dari tempat duduknya hampir ingin menjatuhkan kursi yang ia duduki.Bryan melangkah cepat dan berhenti tepat didepan Anastasia yang berjalan menunduk hingga tidak menyadari kehadirannya.Anastasia mendengakkan kepala, "Bryan." gumamnya,Tidak menunggu lama Bryan langsung menarik Anastasia didalam pelukkannya, dia sudah bisa menebak dengan apa yang terjadi saat melihat wajah Anastasia. Matanya sembab, dan dia tampak tidak fokus dengan sekitarnya. Anastasia benar-benar kacau seperti dugaannya.Bryan tahu bagaimana Hans, ayah kandung Eder. Dia bahkan memahami baga
"Saat tuhan mengabuli permintaan tapi hati merasa bersalah karena pernah memintanya."AUTHOR POVItu seperti sambaran petir untuk Anastasia. Suara laki-laki yang sudah beberapa bulan ini tidak didengarnya entah kenapa membuat tenggorokkannya kering. Ini bukan seperti rasa terbebani, tapi rasa takut mengenai beberapa hal yang mungkin saja terjadi. Daddy baik-baik sajakan? Anastasia mengingat Daddy-nya seketika, dia seperti anak durhaka yang lupa menelpon Daddy-nya beberapa hari belakangan ini. Anastasia terlalu sibuk dengan Evon, seperti Bryan yang menghandle tugas Eder, dirinya jugalah yang menghandle tugas Bryan."Nathan." ulang Anastasia, tangannya mulai bergetar.Kakinya refleks melangkah pergi ke ruangan yang tidak dipenuhi orang. Semoga semua baik-baik saja, Anastasia merapalkan itu seperti doa. Perasaannya tidak enak seketika, "Ada apa?" tanyanya."Kamu sebegitu bencinya sama aku Ana." Suara Nathan terdengar lirih,Alis Anastasia berkerut, "Apa maksudnya?""Iya, kamu benar-benar
"Terkadang, apa yang terlihat baik belum tentu baik dalam arti yang sesungguhnya."AUTHOR POVEder meminta supirnya untuk mampir ke Rumah Sakit sebentar, sambungan telpon mobil langsung berbunyi saat supir memutar arah sesuai perintah Eder. Helaan nafas berat terdengar, dengan kikuk supir itu berkata, "Ini dari mobil pengawalan tuan.""Bilang saja pada mereka, aku akan pergi menemui psikolog-ku dan katakan pada mereka Pria Tua itu sudah tahu." jawab Eder, dia sama sekali tidak berpaling dari jendela.Eder seperti mayat hidup,Sembilan hari,Sudah selama itu Eder tidak bisa tidur dengan baik, dan Eder menduga dia sudah terlalu banyak mengonsumsi obat penenang karena bukannya mengantuk jantungnya malah berdegup terlalu cepat hingga ia bisa mendengarnya ditelinga.Jika Eder mati itu bukan masalah, tapi entah bagaimana dia selalu mengingat Anastasia disetiap detiknya. lagi-lagi Eder menghela nafas berat, sampai kapan ini semua akan berakhir. Eder hampir tidak kuat berada dalam lingkungan
"Tidak ada yang pernah dibenarkan untuk setiap tindakan yang bisa merugikan orang lain, apapun alasannya."AUTHOR POVBryan menghentikan langkahnya saat melihat Eder berjalan dikoridor rumah sakit, dia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum memutuskan memanggil namanya, "EDER!"Benar, ternyata itu benar Eder.Tanpa Bryan sangka mereka bertemu dirumah sakit tempat Sarah bekerja.Eder menghentikan langkahnya, merasa senang melihat Bryan disana, ia langsung berjalan menghampirinya, "Oh God! kau apa kabar?" Tanya Eder langsung memeluk Bryan setelah berada didepannya.Dengan nafas tersenggal-senggal Bryan membalas pelukkan Eder singkat, Dia merasa lega karena setelah lebih dari seminggu akhirnya ia bertemu dengan Eder dalam keadaan hidup. ya, benar-benar dalam keadaan hidup.Bryan menepuk-nepuk bahu Eder sebelum melepaskan pelukkannya, "Kamu sedikit kurusan." kata Bryan, itu kenyataan Eder terlihat lebih kurus dari sebelumnya."Aku hampir mati disana." Sahut Eder sambil melirik Bodygo
AUTHOR POVBefore the day,"Kalaupun aku mati juga kamu pasti balik lagi sama sih Anastasia itukan!"Nathan memejamkan matanya, dia tidak tahu apa yang terjadi pada Katherine akhir-akhir ini. Apapun yang ia lakukan akan terlihat salah dimatanya, bahkan saat dia membawakan Katherine buah pir, wanita hamil itu malah mengatakan jika Nathan merindukan Anastasia maka dari itu dia membeli buah kesukaan mantan tunangannya.Padahal, Nathan tidak bermaksud apapun saat membeli buah, itu hanya kebetulan buah pirlah yang ia lihat pertama kali saat dirinya sampai disupermarket."Kath, aku benar-benar capek, aku gak mau bertengkar." sahut Nathan sambil membuka jaketnya,Semenjak usia kehamilan Katherine menginjak ke delapan bulan, emosinya menjadi tidak stabil, tekanan darahnya pun selalu tinggi setiap kali melakukan periksa rutin kehamilan.Dokter spesialis kandungan mengatakan jika Katherine mengalami stress dan merasa tertekan.Mengetahui hal itu Nathan sudah tidak pernah lagi menanggapi amarah
"Jika bisa, aku ingin mengulangnya, mengulang setiap cacian buruk menjadi pujian dan meyakinkan bahwa semua sudah baik-baik saja"ANASTASIA POVIni hari yang panjang, aku merasa lelah bukan main tapi saat melihat Nathan bisa tersenyum membuat rasa lelahku hilang begitu saja. Aku merasa sedih karena Axelle masih diinkubator dan hanya bisa dilihat dari dinding kaca ruangan bayi.Tanganku sangat gatal untuk menimangnya, terlebih saat melihat wajahnya yang benar-benar duplikat Nathan dalam versi bayi membuatku gemas."Kata dokter mungkin besok lusa Axelle sudah bisa keluar dari Inkubator, Dan dokter juga bilang Axelle benar-benar bayi yang kuat karena dia pulih dan dapat berat normal dengan cepat." Jelas Nathan setelah sampai disampingku yang masih memperhatikan Axelle,"Itu bagus, lega ngendengernya." sahutku, aku menoleh padanya, "Aku gak sabar gendong Axelle.""Kamu bisa gendong dia sebanyak yang kamu mau." Balas Nathan dia juga ikut tersenyum melihat Anak laki-lakinya, "Setidaknya ada
AUTHOR POVSudah hampir sebulan Anastasia di Jakarta, dan dia juga masih sibuk mengurus Axelle bersama Nathan di Apartemen mantan tunangannya.Hal itu sempat menjadi keributan antar keluarga besar-nya dan keluarga besar Katherine sehingga Nathan masih harus berjuang mendapatkan hak asuh Axelle yang sedang perebutkan oleh mertuanya.Setiap hal buruk selalu disertai dengan kebaikan, tidak peduli seberapa rumit konflik keluarganya Baby Axelle tetap bertumbuh dengan baik.Anastasia dan Nathan senang bukan main saat mengetahui berat badan Axelle naik secara teratur setiap kali pemeriksaan."Nath, nanti jangan lupa bawa popok Axelle ya." Teriak Anastasia yang masih memberikan susu botol pada Axelle di bangku dekat jendela.Nathan akan pergi kepengadilan, untuk mempertahankan hak asuh Axelle. Karena kondisi ini hubungan Nathan dan Nugroho menjadi lebih baik, Ayah Anastasia sudah tidak terbebani dengan kedekatan mereka semenjak Anastasia mengatakan jika ia tidak akan kembali lagi pada Nathan