Lylia POVKupaksa mataku untuk terbuka saat samar-samar rasa dingin dan basah menghampiri tubuhku. Bunyi gemericik air membuatku dengan mudah tersadar kalau saat ini posisiku sedang terendam di dalam air. Dengan susah payah kupaksakan kesadaranku untuk segera kembali. Mataku segera menjelajah melihat kondisi di sekitarku yang sudah berpindah ke dalam kamar mandi, lebih tepatnya di dalam bak mandi."Kau sudah bangun?" Suara pria yang kukenal itu mengagetkanku dari belakang.Tubuhku membeku seketika saat langkahnya berjalan mendekatiku lalu duduk tepat di samping bak mandiku dengan membawa wadah yang berisi dengan cairan yang berbusa lengkap dengan sponge-nya.Aku melihat sekilas wajahnya yang kini terlihat lebih rapi di bandingkan dengan sebelumnya. Ia sudah membersihkan kumis dan bahkan jenggot halus yang tadinya sempat menghiasi wajahnya. Pakaiannya juga sudah berganti dan aku bisa mencium bau wangi parfum yang bersumber darinya."Maaf, tapi kau harus mandi." Ucapnya yang mulai membas
Lylia POV"Daddy...." Rintihku.Rasa panas kini timbul di lengan bekas suntikannya tadi. Rasanya nyeri dan kesemutan mulai terasa menyakitkan. Namun perlahan tapi pasti rasa itu leyap dan di gantikan dengan rasa lemas, lebih tepatnya mati rasa. Kulawan perasaan itu namun tubuh ini sudah tidak bisa menoleransi obat asing yang masuk kealiran darahku. Lenganku kini sepenuhnya tidak bisa di gerakkan. Aku tersungkur tidak berdaya di lantai.Mark berjalan mendekatiku. Kesadaranku masih bisa kukendalikan. Aku bisa melihat wajahnya yang menatapku dengan ekspresinya yang dingin. Di saat tubuhku mulai lumpuh sepenuhnya, di saat itulah dia baru mengangkatku kembali ke atas kasur yang sudah ia tata sedemikian rupa."Obatnya pasti sudah bekerja." Senyumnya kembali duduk di samping kasurku.Aku kembali menangis namun sambil menjerit. Ia mengambil beberapa kunci yang di simpan di dalam kantong celananya dan mulai membuka satu persatu borgol yang mengikat tangan dan kakiku."TOLONG LEPAS PAK! AKU TID
⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️...Nicholas POVMarie tersenyum puas saat kedua bodyguardnya mulai merebahkan tubuhku dan mengikat kaki serta tanganku di kasur berukuran Queen bed yang masih bagus ini. Sesekali kucoba untuk memberontak tapi badan kedua pria ini masih terlalu besar untuk kulawan seorang diri. Dinginnya suhu malam ini merengsek masuk melalui jendela kamar yang sengaja dibuka oleh Marie. Dia sempat berkata ingin melihat wajahku di bawah terangnya sinar bulan. Atau lebih tepatnya, dia merasa lebih terangsang saat melakukan hal itu di tempat yang lebih redup.Tidak pernah ada dalam bayanganku akan merasakan pelecehan dan penghinaan di saat yang bersamaan seperti ini atau membayangkan Ibu kandungku sendiri yang menyerahkanku pada perempuan gila seperti Marie Cross! Sungguh mengecewakan dan memuakkan. Kini aku hanya bisa pasrah dan menguatkan diriku agar tidak takut pada apapun yang akan Marie lakukan nanti.Ceklek.S
⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️...Nicholas POV"Kau menyukainya sayang?" Tanya Marie.Dari suaranya aku yakin bukan Marie yang sedang menunggangiku, karena suara desahan Marie terdengar jelas tepat di samping telingaku. Marie mulai mencium pipi dan keningku sambil terus memegang rahang kokohku."Aku tau seleramu sayang, selama ini kau selalu bermain denganku tidak pernah kurang dari 2 jam dan tampaknya kau sangat menikmati saat kau mendominasiku. Jadi sekarang izinkan aku membalasnya, setidaknya aku membutuhkan bantuan wanita lain untuk mengimbangimu. Karena malam ini benihmu akan benar benar kuhabiskan sampai ke akar-akarnya." Bisiknya setengah tertawa di telingaku."Mmh!!" Pekikku merinding sambil berusaha melawan saat badanku yang terus digenjot oleh kedua jalang yang sibuk mendesah menikmati kejantananku yang keluar masuk di dalam mereka. Ingin sekali rasanya mencekik dan mematahkan batang leher ketiga jalang gila ini.Ma
⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️...Lylia POVKubuka kembali mataku saat perlahan kudengar lantunan musik slow blues yang berhasil memanjakan telingaku. Cahaya malam masuk ke sela jendela kamar yang kini dipenuhi dengan lilin putih yang ikut menerangi kamar. Kuedarkan pandanganku ke kanan ke kiri untuk melihat kondisi ruangan ini dengan saksama.Hingga saat netra pria itu bertemu dengan netraku, badanku otomatis terperanjak bergerak mundur. Namun satu yang kusadari, kedua tanganku terikat di kepala kasur dan lagi-lagi aku memakai baju yang menjijikkan! Sebuah lingerie yang terbuat dari kain sutera yang begitu lembut menutupi tubuhku dengan tidak sempurna. Belum lagi aksesoris hitam kulit yang melingkar di leher dan di pahaku. Apa ini?!Kuatur nafasku yang mulai naik turun, dengan air mata yang mulai menumpuk di pelupuk mataku. Jujur saja rasa takut dan jijik kembali menyelimuti pikiranku malam ini. Mark tampak duduk dengan menop
⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️...Lylia POVAku bergidik ngeri mendengarkan suara tertawa Mark. Terlebih saat tangan dingin itu mulai menjalar ke bagian bawahku. Tubuhku terperanjak kaget begitu jari jemari Mark mulai masuk menyapa lubang kewanitaanku."Astaga, Lylia! Kau? Apa kau sudah tidak perawan?! Bagaimana ini bisa basah sekali dan... Terbuka seperti ini?! Tidak serapat yang kubayangkan!" Pekiknya tidak percaya.Aku menggeleng ketakutan. Ketakutan akan dijamah oleh pria tidak waras ini dan kenyataan bahwa memang benar kalau aku sudah tidak perawan lagi atas segala perlakuan Daddy yang selalu bermain di tempat itu dengan tujuan untuk 'mempersiapkanku menyambutnya'."Tunggu sebentar sayang, biar kucek."Mark mulai menindih tubuhku sambil melahap kedua gunung kembarku dengan tangan kanannya yang mulai keluar masuk ke dalam liang kewanitaanku."NGGRHHH!!" Pekikku tidak suka.Tapi tubuhku berkata lain. Aku menginginkan sesuat
Beberapa jam sebelum kejadian......Dante POVBeberapa mobil yang mengikuti mobilku, berhenti tepat beberapa gang dari lokasi yang Bobby dan Eugene sampaikan di salah satu perumahan mewah tua yang memang sudah tidak berpenghuni lagi. Bobby yang duduk di sebelahku lalu membuka jendela mobil dan mengintip lokasi sekitar yang memang sudah tidak di tinggali oleh siapapun. Salah satu anak buahnya kemudian menghampirinya dan membisikkan sesuatu."Baiklah, lakukan dengan hati-hati." Ucapnya kemudian menutup jendela."Tuan, Kai sedang bersama timnya berada di barisan paling depan untuk melakukan pengintaian." Lapor Eugene yang sedang duduk di kursi penumpang tepat di depanku."Laporkan setiap ada gerakan yang mencurigakan. Persiapkan Harley untuk menyusulnya." Perintahku."Baik, Tuan." Balasnya."Kawan.." Bisik Bobby."Sepertinya anak buahku melihat cahaya dari jendela di lantai 2 rumah itu. Mereka memang benar ada di sana." Jelas Bobby.Aku mengangguk paham atas penjelasan Bobby."Eugene,
Dante POVKini hanya aku beserta bawahan Eugene yang masih menemaniku berjalan menyisiri lorong dan membuka pintu kamar ini satu persatu dengan sangat hati-hati karena kami tidak mau menimbulkan suara sama sekali."HEI KAU?!" Teriak seseorang yang berhasil mengagetkanku.Segera kuhantam satu tikus itu dengan seluruh kekuatan yang sudah terkumpul di tangan kananku dan menghajarnya hingga babak belur hingga tikus menjijikkan ini kehilangan kesadarannya. Beraninya tikus menyedihkan ini mencoba merusak rencanaku."Brengsek! Siapa kau berani memerintahkku!" Marahku lalu menyeret tubuhnya yang cukup besar itu."BERHENTI!!!" Teriak segerombolan orang yang membuat anak buah Eugene di belakangku segera berlari melewatiku dan melawan anggotan Ronan Cross yang berusaha menghadangku dari depan.Suara perkelahian sengit itu tidak terhindari lagi. Anak buah Eugene bekerja sangat keras untuk membersihkan lorong itu agar aku bisa jalan tanpa hambatan. Mereka berusaha keras agar tangan menjijikkan par