Lylia POVLagi-lagi aku berada di ruangan yang menyeramkan ini. Gelap, dingin, sepi, lembab dan sesak yang menyelimuti membuat suasana semakin menyeramkan. Aku berdiri sendiri, kebingungan. Aku bisa mendengar dengan jelas suara gemuruh yang menakutkan di setiap sudut ruangan. Tentu saja aku masih berada di ruangan itu. Ruangan yang menjadi mimpi burukku di mana sosok seseorang yang kuhindari selama ini berada.Sosok menjijikkan berperawakan seperti Mark itu kemudian datang mendekatiku dengan senyumannya yang paling mengerikan. Aku menangis dan berteriak namun suaraku tidak keluar sama sekali. Jantungku berdetak dengan sangat cepat seiring dengan adrenalinku yang ikut terpacu.Mark kemudian mulai menyentuhku dengan tangan dinginnya yang membekukan kulitku. Aku semakin meronta ingin terlepas darinya. Tangan dingin itu lalu mulai merobek semua pakaian yang melekat di tubuhku. Aku semakin menjerit ketakutan dibuatnya.Tanganku mendadak terikat oleh sesuatu yang membuatku tidak bisa melawa
Lylia POV END Pria itu diam membeku seketika. Terlihat jelas ia masih berusaha menahan ekspresinya. Aku juga bingung harus berbuat apa lagi. Air mataku menetes dari sudut mata. Jelas aku sudah mengalami mimpi buruk itu di dunia nyata. Bayangan itu masih jelas terlintas di pikiranku bahkan saat aku menutup mata, semua masih tampak sangat nyata. Dan itu sangat mengerikan. "Daddy, aku takut.." Isakku. Pria itu bangkit membungkuk dan mencium keningku sangat lama. Air mataku jatuh semakin banyak. "Daddy, aku kotor. Daddy... Kotor." Tangisku. Pria ini meringkuh bahuku dan memelukku erat. "Tidak, sayang. Tidak. Kau tidak kotor sama sekali. Maaf... Maafkan Daddy. Semua salah Daddy" Bisiknya. Mendengarnya terisak saat memelukku membuat hatiku semakin hancur. Sakit. Sesuatu yang begitu berharga dariku harus rela dirampas oleh orang lain yang sama sekali tidak pantas menerimanya. "Aku... Tidak pantas.. Untukmu... Daddy." "Tidak! Kau pantas, sayang! Sangat pantas. Tidak ada lagi yang leb
Dante POV2 minggu setelah aku melamar wanitaku, kami memutuskan untuk pulang kembali ke mansionku setelah mendapatkan izin dari dokter. Kenapa ke mansion? Karena dokter menyuruhku untuk menghindari lokasi atau apapun itu yang menyangkut dengan mantan istriku, Alicia. Karena dokter mengkhawatirkan PTSD yang Lylia alami akan kumat saat melihat atau mengingat momen kebersamaannya dengan wanita itu. Jadi aku memilih untuk tinggal sementara di mansion yang penuh dengan kenangan manis kami berdua."Sky, ini kusimpan di sini ya!" Teriak Sheena dari salah satu ruanganku."Terserah!" Teriak Lylia tidak kalah besarnya karena ia juga sedang sibuk membongkar barang bawaannya."Kau yakin Lyli sudah sembuh?" Tanya Bobby padaku yang ikut mengatur barang belanjaan."Aku tidak bisa menolaknya. Dia bilang dia bosan dirawat di rumah sakit dan kau tau aku tidak bisa berkata tidak padanya sekarang." Bisikku.Bobby cekikikan mendengar jawabanku."Astaga.... Akhirnya aku menemukan pawang untuk monster sepe
Dante POV "Paman!" Panik Lylia yang ingin membantu pamannya yang terjungkal akibat ulahku namun kutahan dengan merentangkan satu tangan untuk mencegahnya bergerak mendekati Bobby. Suara tawa Bobby menggelegar tiba tiba. Ia bahkan sampai sampai harus dibantu berdiri oleh Sheena karena lutunya yang lemas akibat tawanya sendiri . "Itu tadi pelanggaran." Ucapku yang semakin membuat tawa Bobby semakin keras. Lylia yang tadinya panik mendadak paham dengan situasi yang sedang kami lakukan ini. Ia lalu merangkul lenganku yang sedari tadi memegangnya seolah sudah mengerti dengan lelucon kami. Aku yang meliriknya sedang menganggu pelan itu kemudian meraih tubuh wanitaku dan memeluknya dari belakang. Tanganku merangkul lehernya secara posesif. Bob yang melihat ekspresiku kembali terkekeh geli lalu berjalan perlahan menjauhi kami menuju ke pintu utama. "Okay... Okay. She's all yours. Bye Lyli." Balas Bobby yang melambaikan tangannya pada kami. "Tolong jaga Sky ya Om. Bye, Sky! Love you!"
Dante POVPagi hari, aku mengantarkan wanitaku untuk menjalani terapinya di rumah sakitku dan memastikan Kai benar-benar menjaganya hingga bayangan mereka berhasil masuk ke dalam rumah sakit dengan aman. Setelah itu mobil mewahku melaju menembus macetnya Ibu kota menuju kantorku untuk kembali berkutat dengan pekerjaan yang memang sudah dipersiapkan untukku. Dan dengan hati yang berbunga-bunga, kufokuskan segala pikiranku untuk menyelesaikan berkas dan dokumen itu satu persatu.Semua berjalan lancar untuk beberapa jam kedepan, sampai satu bunyi telepon berhasil mengacaukan konsentrasiku."Halo!" Pekikku tidak suka."Selamat pagi pak, saya Dokter Hobbert dari Prime Care Hospital ingin berbicara dengan Bapak mengenai Lylia." Jawab suara di seberang sana."Iya, ada apa dokter?" Aku segera menghentikan kegiatanku dan memfokuskan pikiranku kembali untuk mendengarkan informasi apa yang ingin dokter ini sampaikan."Lylia baru saja menyelesaikan terapinya, Pak. Semuanya berjalan normal dan sep
Dante POVBelakangan ini intuisi Lylia memang sangat tajam. Pelukan hangatnya yang tiba-tiba ini seolah meredakan segala rasa cemas yang kurasakan. Kuelus surai rambutnya dan kucium lembut pipinya ."Tidak Baby, hanya saja Daddy takut membuatmu bersedih. Bagaimana perasaanmu selama bersama Daddy?" Tanyaku penasaran."Perasaanku? Hmm... Aku menyukai apapun yang kulakukan bersama Daddy. Ada apa?"Tanyanya kembali.Aku mengesah pelan."Kamu tau Daddy sangat sayang sama kamu kan? Apapun yang Daddy lakukan, semuanya hanya untuk membuatmu bahagia." Ucapku mencoba meyakinkannya."Mm-hm." Ia menggumam paham."Daddy tidak mau membuatmu merasakan rasa sedih saat bersama dengan Daddy. Daddy akan selalu berjuang untuk membuatmu lebih bahagia. Jadi Daddy akan mengembalikan semua keputusan ini padamu, Baby. Kamu berhak menentukan apapun yang kamu mau." Ucapku meracau.Lylia melepaskan pelukannya padaku dan menjauhkan sedikit wajahnya untuk menatapku bingung."Aku tidak mengerti maksudmu, Daddy. Jang
⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️...Author POVGaun putih yang menjuntai mewah mengiringi langkah Lylia yang berjalan dengan anggunnya keluar dari dalam gedung resepsi pernikahan dengan diiringi lemparan kelopak bunga dari para hadirin yang ikut memeriahkan acara besar dan mewah tersebut. Sheena dan Bobby yang bertugas sebagai pengiring para pengantin terus mengikuti langkah mereka sepanjang perjalanan.Bobby tersenyum puas melihat sahabatnya yang terkenal dingin dan tidak punya hati itu terlihat seperti orang yang berbeda dan menjadi lebih ceria dan manusiawi. Bobby yakin Dante telah menemukan belahan jiwanya. Sheena juga berpikir demikian. Melihat sahabat kecilnya terus mengembangkan senyuman manisnya di sepanjang hari membuat hatinya terharu dan bangga di saat yang bersamaan.Lylia tampak sudah jauh lebih menerima perubahan nasibnya selama ini dan berubah menjadi pribadi yang jauh lebih kuat bersama dengan Dante. Sheena yakin
Author POV ⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️ ⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️ . . . Author POV Dante mengernyitkan dahinya. "Are you sure, Baby Girl?" Tanyanya ragu. Lylia mengangguk. "Be gentle please." Ucap Lylia tersenyum. Dante tersenyum balik. "I'm only gentle for you, Baby Girl." Balas Dante yang segera melepas rangkulannya dan membalikkan badan Lylia lalu meraih tengkuk wanitanya untuk menciumnya mesra. Ciuman itu terasa sangat berbeda dibandingkan sebelumnya. Terasa hangat dan sangat intens. Dante betul betul menikmati saat saat seperti ini dengan wanitanya. Ia sampai lupa sudah berapa kali ia menyetubuhi Lylia di dalam khayalannya dan kini ia bisa melakukan hal mesum itu pada Lylia yang sudah resmi menjadi istrinya secara langsung! Dante mengangkat tubuh kecil Lylia tanpa melepaskan pagutan lidah mereka yang tengah sibuk menyesap satu sama lain. Suara pertukaran saliva itu benar-benar membuat libido seorang Dante Prime berada di puncak kepalan