Author POV
Keesokan harinya, Dante bersama Nico menuju pengadilan meninggalkan Lylia di tangan Harley. Nico menatap ayahnya yang tampak tidak terbebani sama sekali. Dalam lubuk hatinya ia mengharapkan kedua orang tuanya bisa rujuk kembali, namun ia tetap memikirkan kebahagiaan mereka masing masing. Kalau memang kebersamaan mereka hanya akan saling menyakiti, maka biarlah perpisahan menjadi jawabannya. Nico juga berpikir tidak akan ada bedanya, perhatian yang mereka berikan akan tetap sama seperti saat mereka masih berada dalam satu rumah.
Pengadilan tampak di penuhi dengan wartawan berita bisnis. Mereka memburu berita eksklusif hari ini yang datang dari seorang konglomerat penuh kharisma yang sudah sangat terkenal di dunia bisnis bernama Dante Prime yang di gugat cerai oleh istrinya, Alicia Prime.
Dante turun terlebih dahulu saat tiba di halaman pengadilan. Bo
⚠️be wise⚠️ ⚠️this scene's going to be 18+⚠️Nicholas POV Malam menjelang ketika Mom menyambut kedatangan Marie dan Ayahnya di kamarku. Kondisiku sebenarnya baik-baik saja, dokter sudah memperbolehkanku pulang. Namun karena tidak ingin jauh dari Lylia aku memaksa dokter untuk tetap membiarkanku dirawat di rumah sakit dengan alasan mempermudah terapi penyembuhanku. Wajah Mom sangat gembira saat berbincang dengan Marie. Timbul sedikit perasaan cemburu di hati kecilku, kenapa Mom tidak bisa bersikap seramah itu pada Lylia? Seandainya bisa, mungkin saat ini aku sudah berpacaran dengannya. "Hai Nicholas. Ini buah buahannya. Bagaimana terapinya? Apa berjalan lancar?" Marie berjalan mendekatiku dan menyimpan keranjang buahnya di nakas samping tempat tidurku. "Thank's. Semua baik-baik saja."Jawabku singkat. "Di mana Diana, Mr. Cross? Aku sudah lama tidak ngobrol dengannya. Terakhir bertemu dengannya waktu acara ulang tahun mantan suamiku kemarin." Mom menuangkan sedik
Author POV Saat Alicia berlari kecil meninggalkan kamar Nicholas, ia mengarah ke lift dan menekan tombol ke lantai atas. Begitu pintu liftterbuka ia segera berjalan masuk diikuti Ronan di belakangnya. Di dalam liftyang bergerak naik ke lantai paling atas itu mereka berdua hanya diam tak bersuara sama sekali. Ronan sesekali melirik Alicia yang masih tampak kesal. Begitu pintu liftterbuka, Alicia berjalan naik ke roof top dan berdiri menikmati hembusan angin malam yang menyapa mereka. Ronan berjalan mendekatinya, ia membuka jas yang di pakainya dan memakaikannya pada tubuh Alicia yang hanya menggunakandress. "Terima kasih, Mr. Cross." Ucap Alicia membenarkan posisi jas itu di tubuhnya. "Pleasejust call me Ronan, Alic
Dante POV"Kak Nico tumben nggak datang, Daddy? Biasanya kan dia main jam segini..." Tanya gadisku yang sedang terduduk di sebelahku menikmati potongan apel yang sedang di kupas oleh Harley."Hm? Ada apa? Apa kamu kangen?" Tanyaku kemudian merentangkan lenganku memanggilnya.Gadisku yang paham akan keinginanku segera terbangun dan duduk di pangkuanku. Aku memeluk tubuhnya yang kecil."Tidak biasanya, Daddy. Apa terjadi sesuatu selama persidangan tadi?" Ia memakan apelnya di pangkuanku."Nothing Baby Girl. Everything’s fine." Balasku mengusap rambut pendeknya."Hm..." Gumamnya hanya menggumam menikmati apelnya di dadaku.Aku terus mengusap rambutnya dalam diam. Harley berjalan meninggalkan kami berdua setelah tugasnya selesai. Malam ini memang aku meningkatkan pengawalan di sekitar rumah sakit, mengingat musuh bebuyutanku dan keturunannya sedang berada di kamar Nico bersama dengan mantan istriku. Lylia terus men
Dante POV ENDDante mengecup bibir gadisku, aku terperanjak dibuatnya. Dari tempatku berdiri aku bisa melihat apa yang saja ia lakukan pada gadis manisku yang sedang tidak berdaya karena sedang di buai oleh mimpi indahnya. Apa yang sebenarnya dilakukannya?! Dia semakin memperdalam ciumannya dan aku bisa melihat ia mulai memasukkan lidahnya ke dalam mulut Lylia dan mempermainkannya perlahan. Suara kecapan dan lenguhan keluar dari peraduan kedua bibir mereka."Son, biarkan dia tertidur." Ucapku menahan rasa panas di dadaku yang ingin meledak karena melihat tindakan nekat anakku sendiri.Nico terus memperdalam ciumannya bahkan mulai membuka kancing baju pasien gadisku. Lylia mulai mengernyitkan dahinya saat kepala Nico mulai menyusuri leher dan bahu polos Lylia. Gadisku bahkan tidak memakai pakaian dalamnya hari ini.Aku bisa melihat
Author POV Matahari menyapa ketika Lylia membuka matanya. Dante tampak sudah sibuk dengan Harley dan salah satu sekertaris pribadinya yang membawa berkas yang harus ditanda tangani Dante. Lylia mencoba memperbaiki posisinya untuk duduk di kasur pengunjung tempatnya tertidur di pelukan sang Daddy. Harley yang melihat gerakan Lylia segera berjalan mendekatinya.. "Good morning." Sapa Dante melihat sang Sugar telah terbangun dari mimpinya. "Good morning. Thank you tuan Harley." Ucap Lylia pada Harley yang membantu memeganginya. Harley hanya tersenyum dan segera membawakan segelas air minum untuk Lylia. "Sejam lagi Dokter akan menemuimu, segeralah bersiap." Ucap Dante yang merasa dihiraukan. "Baiklah." Lylia segera berjalan menuju kamar mandi setelah ia menghabiskan segelas air putihnya. Begitu Lylia menutup pintu kamar mandi, Dante telah menyelesaikan segala keperluannya dengan s
Nicholas POV"Keluar." Perintahku pada Marie yang sedang tertidur di kasurku sambil memainkan ponselnya sembari menunggu kedatanganku."Ada apa? Papa lo juga tidak berkomentar apa-apa tadi. Terus kenapa lo jadi kayak gini?" Balasnya terduduk tidak terima setelah aku kembali dari pelarianku mengejar bayangan Dad dan Lylia yang menghilang di balik pintu."Keluar!" Aku meninggikan suaraku.Mengingat tatapan kaget dan tampak jijik yang tersirat dari Lylia saat melihatku, membuat emosiku tidak stabil. Ekspresinya mengingatkanku pada tatapan ketakutannya malam itu, saat masih berada di cengkraman Dosen mesum itu. Seolah meminta pertolongan, tapi kali ini, di matanya, akulah si Dosen mesum itu."Kenapa sih, Nic?! Ayolah lanjutkan! Padahal tadi sudah seru..." Ucap Marie meraih tanganku.Aku menepisnya."Jangan terbawa suasana, Marie! Gue ngelakukan ini semua demi melindungi Lylia!""Ya terus kenapa?! KENAPA NI
⚠️be wise⚠️ ⚠️this scene's going to be 18+⚠️ Lylia POV Ada sensasi dingin yang menjalar di tubuhku saat ini. Perlahan lahan sensasi dingin itu menyentuh pipiku yang hangat lalu berjalan turun ke leher dan bahuku. Oh, aku sepertinya sedang mencium sesuatu yang sangat lembut. Saking lembutnya membuatku ketagihan untuk terus menciumnya. Tak lama ada yang merengsek masuk ke dalam mulutku. Bukan makanan tapi lebih ke hal yang kenyal dan basah. Aku sadar, sepertinya seseorang sedang menciumku. Siapa lagi kalau bukan Daddy. Hanya dia yang selalu melakukannya dan kubiarkan dia melakukan hal yang sudah biasa ini. "Nghh..." Lenguhanku lolos begitu saja ketika dengan gampangnya saat tangan dinginnya itu membuka bradan membebaskan kedua gunung kembarku yang memadat. Telapak tangannya yang begitu dingin memberikan sesasi yang sangat geli saat ia bermain main dengan kedua gunung kembarku. Lidahn
Dante POV Lampu malam ibu kota menerangi perjalanan kami berdua sampai ke halaman istanaku. Malam sudah sangat larut saat aku membawa tubuh gadisku yang kini sedang tidur terlelap di pelukanku saat turun dari mobil. Harley segera membukakan pintu utama rumah untuk menyambut kedatanganku. "Selamat datang, Tuan." Sapanya menunduk.Tanpa membalasnya aku terus berjalan melenggang masuk ke dalam rumah. Tampak sosok Nicholas yang sedang berjalan turun dari tangga mendekatiku dengan tatapannya yang jelas sekali tidak menyukai kedatanganku. "Sejak kapan kamu pulang, Nico." Tanyaku. Nico hanya terdiam tanpa berniat menjawab pertanyaanku dan hanya memperhatikan tubuh Lylia yang masih tertidur lelap di pelukanku. Merasa di acuhkan aku mencoba melenggang masuk untuk menuju ke lantai dua dan melaluinya namun langkahnya berhasil menahan tubuhku berjalan lebih jauh lagi. "Biarkan aku yang membawanya." Ucapnya sesaat sebelum menatap tajam ke arah mataku yang sedari