Dante POV
Lylia menatapku dengan sorot matanya yang ragu. Meskipun tak bersuara sedikitpun aku yakin dia mencoba meminta izin dariku sebelum berbuat sesuatu yang mungkin akan membuat emosiku memuncak. Aku mengangguk sekilas memberikannya izin untuk melakukan apapun yang ia inginkan. Ia kembali berbalik menatap Ted yang sedari tadi memperhatikan kami.
"Kenapa kau mengganti namamu? Apa yang terjadi dengan ayah dan ibu?"
Ted terdiam sejenak.
Lylia POV"Astaga! Ada apa denganmu Lylia? Mukamu kacau sekali." Suara seseorang yang kukenal mengagetkanku dari balik mesin kopi."Oh, Selamat malam Tuan Ronan." Balasku menyapanya."Aku sudah memesan tadi, jadi kita punya waktu ngobrol sedikit lebih banyak. Jadi? Apa seseorang baru saja mematahkan hatimu?" Tebaknya.
Author POV Dante membawa Lylia bersamanya masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan wanita berpakaian minim dan beberapa botol minuman yang tersaji di mejanya. Para penjaga terbaik mereka berkumpul dan menjaga pimpinan mereka dari belakang. Tampak Ted sedang duduk dengan kemeja putihnya di ujung sana dengan para wanita penghibur yang menempelkan tonjolan anggota tubuh mereka ke lengan Ted bak benalu. Sedangkan Lylia tampak berpakaian lebih dewasa namun tetap tertutup menemani Dante yang sedang duduk denga
Lylia POV Kakakku, Ted, menarik lenganku dengan kasar melewati seluruh ruangan klub malam milik Daddy, menuju mobil keluaran terbarunya yang sudah terparkir rapi diLobbydengan sekelompokbodyguardyang menjaganya. Ia tidak memperdulikan ratusan pasang mata yang memandang kami aneh. Tak lama ia mendorong tanganku untuk masuk ke dalam mobilnya dan ia duduk persis di sebelahku. Aku menjauh sedikit darinya dan melihat sosok Kai yang melihatku bingung dari balik jendela
Author POV Tok.. Tok.. "Ly.. Sarapan dulu.." Suara Ted terdengar di luar pintu, membangunkan Lylia yang sedang pulas tertidur. Tok.. Tok.
Author POVBrak!!Lylia membanting pintu kamar yang memang ditujukan khusus untuk dirinya saat ia hendak ingin segera berangkat menuju ke kantor Dante. Namun begitu ia ingin membuka pintu utama, ia mendengar suara yang samar-samar terdengar seperti orang yang menjerit dari dalam kamar Kakaknya. Meskipun dia sangat membenci perubahan Kakaknya yang mendadak suka mengaturnya, ia masih menyimpan rasa sayang terhadap Taylor yang selalu merawatnya dengan penuh perhatian dan kasih sayang sedari kecil. Khawatir kalau
Dante POVTampak gadis kecilku sedang melenggang masuk berjalan dengan sangat cepat mendekati meja kantorku dengan mukanya yang cemberut setelah Kai membukakan pintu kantorku atas izinku. Aku segera memundurkan kursiku dan menerima kehadirannya yang sepertinya sedang membutuhkan sebuah pelukan. Gadisku dengan manjanya segera terduduk di pangkuanku dan memeluk leherku dengan sangat erat. Dengan senang hati, tanganku membalas pelukannya dan menepuk-nepuk punggungnya perlahan untuk menenangkanmoodnya yang tampak sangat kacau.
Lylia POV"Jadi begitulah, terima kasih atas saranmu. Sekarang aku sudah tinggal bersama dengan Kakakku, Tuan Ronan." Ucapku pada Ronan yang sedang terduduk di kursi andalannya dekat dengan mesin kopiku."Awal yang bagus, semoga kalian bisa terus berbaikan." Balas Ronan yang terus menyesapi kopi buatanku.Aku hanya tersenyum kecut mendengarnya. Baiklah, s
Author POV"Jadi begitulah Kak, alasan kenapa kami bisa bekerja di sini." Terang Sheena pada Ted saat Lylia berlari meninggalkan mereka."Aku tidak tau alasan apa sampai Kakak sekeluarga ninggalin dia sendirian menanggung beban. Tapi berkat kerja kerasnya, dia berhasil bangkit dari keterpurukannya sendiri. Jadi jangan terlalu keras sama Lylia ya Kak. Kasihan." Ucap Sheena memberikan segelas air pada Ted.