"Mom!" panggil Bi Iyem lirih dengan memegang tanganku.
Dengan berat aku membuka mata. Kepalaku terasa pusing dan mata berkunang. Tenggorokanku juga kering. Mendadak badanku menggigil.
"Mom badannya panas," kata Bi Iyem dengan suara cemas memegang keningku. Ternyata aku masih tidur di sofa dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhku.
Mungkin semalam aku ketiduran di sofa. Bi Iyem tidak berani membangunkanku. Seluruh badanku terasa sakit.
"Bi!"panggilku dengan suara serak.
"Aku pengen minum air putih,"pintaku.
Mataku masih susah untuk kubuka. Kutarik selimut tebal yang menutupi seluruh tubuh.
&
"Ada kabar dari Tante Rere,Ka?" tanyaku tidak sabar.Aska beringsut dari ranjangku lalu duduk di sofa. Entahlah apa yang mereka bicarakan. Saat ini hatiku campur aduk. Antara senang dan sedih. Semoga tidak terjadi sesuatu yang membahayakan."Ka!" panggilku lagi sambil menatapnya.Aska nampak serius ketika menerima panggilan telpon dari Rere. Terkadang tangannya menggaruk rambut yang ikal.Aku berusaha untuk duduk memperbaiki posisi badanku. Serasa ngilu dan sakit."Mong!" panggil Aska."Nanti sore kita bisa lihat keadaan Daddy. Tapi dengan syarat Memong makan yang banyak. Terus bilang dengan dokter," ujar Aska.
Taksi yang membawaku sudah sampai di depan rumah Sarah. Setelah hampir seminggu dirawat di rumah sakit akhirnya aku diperbolehkan pulang. Walaupun masih sedikit lemas.Sarah dengan setia mendampingiku. Bahkan ketika dia sendiri sedang sakit. Betapa besar perhatiannya untukku. Selama dirawat di rumah sakit aku tidak menghubungi ibu dan Nita di kampung. Aku tidak ingin mereka akan menjadi panik. Perihal tunanganku dengan Sarah juga masih aku rahasiakan. Rencana terbesar adalah menjemput ibu dan Nita untuk datang ke Jakarta di hari pernikahanku.Mendadak rencana besar itu harus tertunda karena peristiwa penculikan yang kualami. Bahkan ponsel dan sepeda motor kepunyaanku hilang.Sarah sudah melaporkan kejadian ini ke kantor polisi. Semoga orang yang menjadi dalang
Aku sudah sembuh dari sakit. Perlahan segera mulai pekerjaanku dengan memimpin restoran kecil yang diamanahkan Sarah kepadaku.Sampai saat ini, dalang penculikanku juga belum ditemukan. Polisi masih menemukan jalan buntu untuk mengusut tuntas masalah ini. Memang sepeda motorku sudah ditemukan tergeletak di sebuah kebun. Nampaknya mereka membuang barang itu untuk menghilangkan jejak.Melihat kerapihan yang dilakukan sepertinya dalang penculikanku seorang professional. Aku sudah tidak pernah memikirkan peristiwa itu.Aku hanya fokus menjalani pekerjaanku sebagai Chef. Serta hari pernikahanku dengan Sarah yang semakin dekat. Aku ingin seperti orang lain yang menikah secara resmi. Walaupun seorang laki-laki,
Bab 83 Suasana di Caffe BaruPagi ini, restoran sudah ramai. Banyak para anak muda yang mencari sarapan di sini. Letak caffe yang sangat strategis memudahkan mereka untuk menjangkaunya.Aku tersenyum penuh kebahagiaan. Menu yang kuciptakan ternyata banyak diminati oleh para pelanggan. Hanya menu sederhana dan sangat simple. Pancake dan mini hamburger. Harganya yang murah dan rasanya yang enak membuat mereka selalu mencarinya. Satu lagi menu spesial yang selalu dinanti para pelanggan yaitu spagetti dengan rasa cinta.Aku melangkah menuju ruanganku. Menghirup nafas dengan pelan. Menikmati sensasi harum ruangan yang kuciptakan sesuai dengan harum ruangan Sarah.Mataku mengedari setiap sudut dalam ruangan itu. Ada rak buku sebagai tempat untuk menaruh buku-buku mas
Bab 84Sarah membantuku mengumpulkan berkas yang berserakan. Sesekali tanganku memegang hidung yang masih sakit. Tangan kekar Pak Hans tidak mampu aku elakkan.Setelah semua rapi, aku duduk di sofa. Amarahku masih membara."Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa kalian bisa berantem?" tanya Sarah sambil mengelap darah yang keluar dari hidungku.Aku meringis sakit. Tanganku memegang jemari Sarah yang halus."Kamu penyebabnya," jawabku singkat."Aku?" Sarah menunjuk ke arah mukanya.Aku mengangguk pelan. Terus kupandangi istriku yang cantik ini. Tinggal beberapa hari lagi menuju pesta yang kami rencanakan. Seolah b
Bab 85 [Sayang, datang ke meja pojok ada pelanggan yang nekat]Aku menulis pesan untuk Sarah. Aku masih berdiri di depan Santi dengan tangan yang sibuk memainkan ponsel. Dia masih berdiri canggung.Wanita yang pernah lama mengisi hari-hariku mendadak menjadi seperti orang asing saat ini.Jujur. Di dalam hatiku yang paling dalam masih belum bisa melupakan sosok ini. Wanita ayu putri juragan sembako di desaku. Hanya karena dia aku semangat untuk mencari pekerjaan di kota metropolitan.Sekarang dia telah berubah menjadi wanita yang sangat glamour. Cara berpakaian dan dandanannya sangat mencolok. Sehingga aku tidak mengenalnya lagi.'Kita telah berubah, San. Waktu telah merubah seg
Setelah menerima panggilan dari Aska, mendadak muka Sarah menjadi tegang. Dia menghentikan makannya. Dibiarkan es itu tidak disentuh."Ada apa, Yang?" tanyaku mencoba mencari tahu."Kita pulang sekarang,Pram. Aska mendapat kabar kalau papahnya sedang dirawat di rumah sakit. Dia muntah darah," jawabnya dengan gelisah.Sarah membereskan tas kecil yang ditentengnya dan beranjak dari tempat duduknya.Tanpa banyak kata aku berdiri d
Sudah seminggu Zoel berada di rumah sakit. Setelah menjalani operasi ginjal, keadaan pria itu berangsur membaik. Sarah hanya menanggung semua biaya operasi Zoel. Dia hanya sekali menengok Zoel ketika operasi ginjalnya berhasil.Aska masih setia menemani papahnya. Sarah tidak pernah melarang putranya untuk bertemu dengan ayah kandungnya. Aska memang sangat merindukan papahnya. Hampir setiap hari remaja itu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk papahnya.Hari ini aku berencana pulang kampung lagi. Aku akan mempersiapkan surat yang diperlukan untuk acara pernikahanku dengan Sarah.Aku juga akan mempersiapkan Lamaran untuk keluarga Sarah. Walaupun aku adalah orang kampung yang miskin tetapi aku punya tata karma yang harus dijaga.