Enjoy!
-----Liora membisu di tengah riuh tepukan tangan dan lagu selamat ulang tahun yang dinyanyikan seluruh orang. Pandangannya tertali hanya pada sosok Gavriel yang sedang memeluknya dari belakang dan menatap ia begitu lekat. Padahal semua kerabat pria itu memusatkan mata pada sosoknya.
Denyutan nadi Liora terasa berpacu begitu cepat, sampai tubuhnya gemetar berkat pusaran perhatian Gavriel. Ia tak pernah merasa begitu diistimewakan oleh seorang pria sampai seperti ini, terlebih dari pria yang bahkan sedang meraba arti perasaannya sendiri.
“Mengapa Gavriel?” lirih Liora akhirnya. “Mengapa kau memilihku sebagai kadomu? Mengapa kau membawaku kemari, sementara sebelumnya kau tak pernah membawa wanita pada acara keluargamu?”
“Aku tak tahu.” Mata sebiru sapphire itu bergerak gusar mencari-cari jawaban hati seorang diri. “Aku hanya memikirkanmu,” imbuh Gavriel akhirnya dengan nada m
Enjoy!-----“It’s ok,” bisik Gavriel yang sempat terdengar oleh Liora. Sepertinya Daniel menawarkan agar segala sesuatu itu menunggu hingga acara makan malam selesai.Pria itu kemudian bangkit setelah mengelap mulutnya dengan kain yang sejak tadi diletakkan di pahanya. Gavriel undur diri dari meja makan bersama Daniel, Marco dan Pierro. Seluruh anggota keluarga memaklumi, seperti ini hal yang sudah sering terjadi. Sementara mata Liora mengekori arah kepergian keempat pria itu.Di sana, di bawah anak tangga menuju mansion, berdiri sosok pria paruh baya berperut buncit yang tampak menunggu dengan segan. Mereka saling bersalaman dan Gavriel menepuk hangat pria itu, membahasakan bahwa ia memaklumi kedatangan orang tersebut. Mereka lalu menaiki tangga, masuk ke dalam mansion.“Bukankah dia Norman William?” tanya Liora merujuk pada presiden serikat buruh yang telah menjabat beberapa tahun ini.
Enjoy!-----Liora menatap Vierra yang sudah pulas tertidur bersama Lucio di baby bassinet kamar tamu, sementara Anna duduk menjaga di sofa panjang seraya membaca novel. Dekorasi kamar yang dipenuhi gambar kartun mobil dan pesawat tampaknya memang sengaja diperuntukkan bagi Lucio jika datang menginap di mansion ini.Pesta di halaman belakang belum berakhir, tetapi ini sudah waktu yang larut untuk dua bayi tersebut. Sehingga Liora membiarkan Vierra tertidur sebelum membawanya pulang nanti.Liora kemudian menutup pintu kamar itu dengan hati-hati, sebelum akhirnya ia berjingkat karena menemukan Gavriel yang sedang bersandar di koridor sembari menatapnya. “Kau mengejutkanku!” sentak Liora sembari mengelus dada.Gavriel tak terkekeh, maupun sekadar tersenyum. Pria itu hanya menatapnya dengan selipan rokok yang menyala di antara jari.“What’s wrong?” tanya Liora mendekat, menjeja
Enjoy!-----Di tengah-tengah para keluarga dan kerabat yang sibuk berdansa di antara musik tarantella khas Italia, Gavriel justru menggandeng Liora meninggalkan keramaian malam. Keduanya saling merekatkan bibir dalam peraduan manis dan panas ketika lift bergerak naik menuju lantai kamar Gavriel.“Kau menculikku,” bisik Liora di depan bibir Gavriel yang tak membutuhkan waktu lama untuk ia lumat kembali.“Percayalah aku justru menyelamatkanmu.” Gavriel mengangkat tubuh Liora dalam gendongan ala bridal ketika pintu lift terbuka dan membawa wanita itu menyusuri koridor.“Benarkah? Dari apa?” tanya Liora main-main dengan mimik datarnya.Sementara jantungnya berdebar kencang karena ia baru kali pertama digendong dengan posisi seperti ini oleh Gavriel. Ini terasa begitu istimewa. Bentuk rengkuhan dari tangan-tangan Gavriel seakan mengungkapkan proteksi mencinta.Ia bahkan tak peduli a
Enjoy!-----Gavriel menggeram di depan wajah Liora dan kembali menguasai bibir madu itu, menggantikan gigitan di sana.“Lalu permainan apa yang kau suka? Seperti ini?” goda Liora dengan hatinya yang turut berguncang bahagia karena kemarahan Gavriel.Gavriel kembali menggeram, tetapi ada kilatan seringai berbahaya yang benar-benar liar di sana. Oh! Liora tak mampu menangani betapa seksinya Gavriel saat ini, sampai-sampai membuat tubuhnya gemetaran.Namun, Liora kemudian tersentak ketika Gavriel menarik lututnya. Pria itu membawa bokongnya terangkat, jauh meninggalkan alas ranjang, menyisahkan tumpuan di sekitar kepala dan leher, beserta tangan. Sedang kedua betisnya mengapit pinggang Gavriel. Sementara itu, betis dan lutut Gavriel menempel pada ranjang. Tubuh Gavriel kembali berada di atas dengan kedua tangan memenjarakan kedua sisi kepala Liora.“Oh!!” keluh Liora dan Gavriel bersamaan ketika bag
Enjoy!-----Gavriel menatap pintu kamarnya yang baru saja tertutup. Liora pergi dan seketika itu pula ruang kamar ini menjadi sunyi dan kembali tenggelam.Gavriel berdecak kasar dan mengisap rokoknya yang sudah terbakar sia-sia sejak tadi. “Sialan!” makinya rendah. Gavriel segera meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas dan membuat panggilan.“Bersiaplah di helipad. Antar Liora pulang jika wanita itu membutuhkannya,” ujar Gavriel pada pilot pribadinya yang selalu siaga.Gavriel menutup panggilan dan segera menekan tombol panggilan pada nomor lain. Suara tegas made guy yang menjadi bodyguard-nya langsung terdengar, siap menerima perintah.“Pastikan Liora pulang ke penthouse dengan selamat. Berikan aku kabar, apa pun itu.”“Si, Don Gavriel.”Embusan napas berat pun segera keluar dari hidung Gavriel ketika panggilan itu berakhir. Ia
Enjoy!-----“Gray?” panggil Liora terkejut kala ia baru saja memasuki lobby gedung penthouse-nya dan menemukan Grayden yang berjalan dari arah luar lift, melewati meja resepsionis.Liora tak sulit untuk membedakan antara Grayden dan Drayden, meskipun dua pria itu kembar identik. Kedua pria itu memiliki tato yang berbeda dan Liora cukup melihat tato burung di salah satu punggung tangan, antara ruas ibu jari dan telunjuk untuk dapat mengenali Grayden. Sementara Drayden tak memiliki tato itu di tangan.Tak hanya Liora, Grayden pun terkejut dengan kedatangan wanita itu yang menunjukkan bahwa Liora tak menyangka akan melihatnya di sini. Mengapa Liora harus terkejut?Liora memindahkan gendongan Vierra pada Anna dan meminta wanita itu naik ke lift terlebih dahulu, sementara ia berjalan cepat menghampiri Grayden yang turut mendekat. “Apakah kau baik-baik saja?” Mata perak Liora memperhatikan seksama wa
Enjoy!----- Ragusa, Sisilia-Italia. 11.37 AM Senyum Grayden langsung mengembang lebar ketika Liora baru saja turun ke lobby hotel setelah wanita itu sempat berganti pakaian dari kunjungan kerjanya. Ini adalah hari terakhir mereka berada di Ragusa dan baru hari ini rasanya mereka akan benar-benar menikmati kota dengan berbagai bangunan kuno ini, setelah kemarin Liora terperangkap oleh segala persoalan masalah yang ternyata ditemukan wanita itu di anak cabang. Liora berjalan ke arah Grayden dengan menggendong Vierra, sementara Anna berjalan di sampingnya. Grayden tampak sedang mengucap kata perpisahan pada seorang wanita cantik bertubuh seksi yang sepertinya menemani pria itu berbincang sedari tadi. “Makan siang sebelum berjalan-jalan?” tawar Grayden ketika pria itu sudah berada tepat di depan Liora. Celana pendek beraksen robek-robek serta paduan kaus putih membuat Grayden tampak begitu segar
Enjoy!-----Liora menyukai Ragusa sejak kali pertama ia menginjakkan kaki di kota ini setahun silam dan rasa suka itu tak pudar sedikit pun hingga saat ini. Entah mengapa arsitektur bangunan kota yang didominasi warna-warna monoton cokelat berkombinasi dengan batu alam, serta cara kota ini menjaga warisan masa lalu terasa menyentuhnya.Ia bisa menghabiskan berlama-lama memperhatikan atmosfer kota yang lengang di tengah himpitan perbukitan, seolah perbukitan itu sebagai penjaga kota ini. Dempetan rumah-rumah pendudukan dan gang-gang sempit berkelok yang ditamani bunga-bunga di pot kecil, membuat Liora merasa penduduk di sini lebih layak dikatakan manusia dari pada dirinya yang hidup oleh himpitan gedung-gedung kaca tanpa sapaan antar tetangga dan berbagi makanan saat perayaan.Meski Liora mencintai kota ini, tetapi ia saat ini sedang berusaha menyamankan diri dari segala percakapan warga lokal yang mengingatkannya pada acara ulang tah