Happy Reading-----
Penerbangan dari Bandara LaGuardia menuju Bandara Ibiza memakan waktu kurang lebih 10 jam perjalanan. Kini, waktu di Ibiza sudah menunjukkan pukul 10 pagi, tujuh jam lebih cepat dari Madison yang saat ini masih terselimuti langit malam. Sementara Gavriel dan Liora yang baru saja turun dari pesawat langsung merasakan terik matahari musim panas.Pierro yang masih berpijak di anak tangga bersiul. Ia menarik udara dalam-dalam dengan kepalanya yang mendongak, menerima panas matahari ke wajah tampannya. “Aku bisa mencium aroma pesta di udara.”
Gavriel dan Daniel terkekeh pelan seraya menggeleng. Marco tak ikut dalam pesawat. Marco dan istrinya—Ellena kembali ke Madison. Gavriel memberikan tugas khusus pada kakak sepupunya itu. Sebenarnya, Gavriel hanya ingin Marco lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ellena, karena ia tahu Ibiza hanya akan membuat Marco semakin lupa statusnya sebagai su
Happy Reading-----Limousine melaju di tengah terik matahari siang yang panas menyengat. Namun, tak ada pejalan kaki di trotoar yang terlihat terusik dengan itu. Gavriel memperhatikan orang-orang itu melalui jendela mobil yang terlihat gelap dari luar.Beberapa dari pria di sana tak mengancing kemeja pantai mereka, sehingga menampakkan tubuh-tubuh berotot mereka, sedang di antara yang lain bahkan lebih memilih benar-benar mempertontonkan bahu dan perut hasil gym itu. Begitu pula dengan para wanita-wanita cantik yang mengenakan serupa bra dan celana super pendek yang hampir memperlihatkan bokong indah di sana.Raut mereka penuh semangat. Gairah muda yang berenergi untuk berpesta hingga pagi untuk menyembunyikan kehancuran hati mereka dari dunia.Mereka bisa menjadi target pasar yang bagus untuk T-Rex. Mereka mendapatkan keberanian, kesenangan, dan tak merasakan sakitnya hati atas masalah-masalah yang terjadi. Sem
Happy Reading-----“Kau akan membuatku berantakan,” peringat Liora ketika Gavriel mendorong maju kursi kerja, sementara pria itu berlutut di bawah meja kaca.“Maafkan aku,” kata Gavriel dengan suara seksinya yang serak dan dalam.Mulut penuh sesalnya tak selaras dengan sorot matanya yang egois. Dan Liora tak bisa membenci hal itu karena ia tahu pasti apa yang akan ia dapatkan dari prianya yang berbahaya.Kedua tangan Gavriel yang hangat mengusap paha Liora di tengah pandangan mata mereka yang beradu. “Aku bisa mencium aromamu, Cara mia,” ujarnya tegas, siap memangsa. Darahnya melonjak berkat paru-parunya yang tertawan wangi diri Liora yang unik dan lezat.Liora hanya mampu merapatkan gigi. Ritme jantungnya sudah berantakan. Fakta bahwa kekasihnya adalah pria berkuasa dan dihormati di dunia gelap yang kejam dan kini sang Don itu justru tengah berlutut d
Happy Reading-----“Aku ingin mendengar kabar baik dalam tiga hari ke depan. Jika tidak, itu berarti kalian sudah siap digantikan dengan tim lain dalam proyek ini.” Sorot mata Liora tajam pada layar video conference-nya.Tak ada jejak pipi merah karena hasrat. Walaupun aroma tubuh Gavriel masih melingkupi kulitnya dan bibir itu masih membengkak karena Gavriel yang selalu hilang akal dalam menikmatinya.Liora telah menjelma kembali menjadi sosok wanita pemimpin perusahaan yang tangguh dan tegas. Setelah menghabiskan waktu menjadi diri sendiri yang jatuh mencintai dan tersesat ke dalam kekasihnya yang tampan dan kuat.Hening untuk beberapa detik. Raut tiga pria dan satu wanita bersetelan formal di layar itu kaku dan tak terima, tetapi mereka kemudian mengangguk menyerah.“Ya, Ms. Quinton.”“Bagus. Terima kasih untuk atensi kalian hari ini. Selamat pagi,
Happy Reading-----Paru-paru Liora yang bernapas damai berubah bergolak dalam waktu singkat. Tak sulit baginya untuk mengenali siapa seseorang yang sedang berjalan ke arah mereka.Satu pertemuan memuakkan sekaligus pahit sudah cukup bagi Liora untuk mengingat jelas. Ia sampai yakin bahwa pertemuan awal mereka memang sebuah pertanda. Tanda bahwa mereka tak akan pernah ditakdirkan untuk berteman.Enggan, tetapi perhatian Liora dipaksa untuk melihat rambut brunette panjang sepunggung yang sedang bergoyang indah, selaras dengan gerakan pinggul yang sedang melangkah anggun di sana. Dagu wanita itu tirus di antara garis wajah yang menunjukkan kecantikan di antara kilatan lampu yang bergerak-gerak liar. Tak bisa Liora pungkiri, senyum wanita itu manis dan tegas, setegas sorot mata yang berkilau dan cerdas menatap ke arah Gavriel, seolah tak melihat keberadaan Liora.“Gavriel,” panggil Giselle lagi
Happy Reading-----Liora membuang muka dengan cepat. “Sayang sekali, sepertinya tebakan kita tak ada yang tepat,” katanya yang mengembalikan perhatian Pierro dan membuat Gavriel mengernyit. “Wanita itu pergi,” imbuhnya sembari menoleh. Pria yang mereka bicarakan tadi rupanya tak berhasil mendekati wanita berbikini hijau, karena salah satu pria lain membawanya pergi sebelum pria mabuk tadi mendekat. “Jadi kau tetap harus melalui proses seleksi.” Pierro terkekeh canggung, karena tepat dengan itu langkah lebar Gavriel telah membawa pria itu berada di depan mereka. “Cara mia,” panggil Gavriel resah, meraih siku Liora untuk menoleh padanya. Tubuh Liora berbalik karena itu, tetapi matanya tak sedikit pun ingin melirik. “Aku akan segera mengirimkan CV,” ujar Pierro cepat. “Well, karena Gavriel sudah kembali. Aku akan meninggalkan kalian.” Matanya bergerak pada Liora dan Gavriel bergantian
Happy Reading-----Tak tahu, Liora tak tahu apa yang harus ia lakukan. Ketakutan menyergapnya, menghentikan kerja otaknya dan menjejalkan ia pada bayangan-bayangan perpisahan yang mencekik.Kepala Liora tertunduk perlahan, keningnya jatuh di dada Gavriel yang bidang dan kuat. Ia tak berani menghadapi, bahkan sekadar mimpi buruk ditinggalkan oleh Gavriel.Liora gemetar menyadari bahwa perasaan ini berkembang terlalu pesat tanpa bisa ia kendalikan. Cinta ini terlalu merasukinya, melumpuhkannya, melemahkannya.Ini terasa benar dan pantas, tetapi juga di satu sisi terasa salah jika melihat dari dampak ketakutan yang ia rasakan saat ini. Kehadiran Gavriel telah serupa kebutuhan yang tak dapat tergantikan."Hanya dirimu, Cara mia," bujuk Gavriel lagi dengan suara seraknya yang maskulin dan lembut.Gavriel mendekapnya erat. Mengusap kepala Liora perlahan dan mengecupnya sesekali.Pria itu
Happy Reading----- Guratan kening yang dalam muncul di antara alis Liora ketika kelopak matanya terpejam erat. Ia membungkuk. Kedua pahanya mengapit bahu Gavriel. Sementara itu kedua tangannya melampiaskan rasa yang mengguncang dirinya dengan cara mencengkeram pergelangan tangan Gavriel yang terlilit sabuk. Cengkeraman kuat itu membuat tangan Gavriel melesak tenggelam ke ranjang. Suara desahan dan rintihan Liora memenuhi ruang dengar mereka. Tubuhnya menggigil oleh Gavriel yang selalu piawai. Bibir Gavriel bekerja mengisap dan meneguk diri Liora di bawah sana. Lidahnya mencambuk tiap lapisan itu. Menyusuri kelembutan yang manis dan lezat dengan serakah. "You've always been soft, tight, and creamy, Cara mia," gumam Gavriel, sebelum kembali menyesap dalam bagian yang bengkak dan merah itu. Liora menggigit bibirnya. Ucapan dan sesapan Gavriel membuat aliran darahnya terisap pada arus panas. Aroma mili
Happy Reading-----Hari ini adalah hari ketiga setelah kepulangan Liora dan Gavriel dari Ibiza. Pierro telah mengirimkan CV dan berhasil diterima di Quinton Resource Corp setelah melalui beberapa tahapan seleksi karyawan magang.Sejak Pierro menginjakkan kaki pertama kali di perusahaannya, Liora memang berlepas tangan, tetapi ia memperhatikan dari jauh setiap proses yang Pierro lalui. Ia sangat menyukai antusiasme dan kecakapan Pierro dalam menjalani seleksi. Jawaban-jawabannya cerdas, tetapi sangat realistis. Pierro juga memiliki gagasan-gagasan menarik yang membuatnya ditempatkan di posisi strategis untuk seukuran mahasiswa magang.Meski demikian, Liora sempat mendengar bisik-bisik para karyawannya yang menduga semua itu karena Pierro yang menyandang nama Arvezio, sehingga Pierro mendapatkan jalan mulus untuk melenggang masuk ke perusahaan ini. Semua itu karena sudah menjadi rahasia umum di kalangan karyawan tentang hubungan Liora dan Ga