Share

26. Menyerah untuk Melangkah

"Mas, mana mobilnya? Kok kamu naik ojek?" cecar Nina saat aku pulang dari kantor.

"Kamu itu, bukannya menyambut suami pulang kerja malah nanyain mobil," sungutku.

"Apanya yang mau ditanya, Mas. Kamu kan baik-baik saja."

"Ya setidaknya kasih air minum, syukur-syukur ku buatkan kopi gitu. Selama kita menikah, kamu sama sekali belum pernah membuatkanku kopi atau teh manis."

"Idih ogah, Mas, memang aku pembantu kamu, kamu kan bisa buat sendiri."

"Sudahlah, Nin, aku capek, biarkan aku istirahat sebentar!"

"Mana mobilnya, Mas. Nanti kalau aku mau pergi gimana? Terus itu kenapa kamu pakai baju OB begini?" Nina menarik kerah baju yang aku pakai dengan jijik.

"Ini semua gara-gara kamu, aku harus jual mobiil untuk mengganti uang nasabah dan aku juga harus menerima resiko diturunkan menjadi OB, ini semua karena ulah KAMU!" teriaku berapi-api. Darahku kini benar-benar mendidih.

"Hah! Kok bisa sih Mas. Uang kamu kan banyak, masa aku minta untuk beli perhiasan aja harus jual mobil. Nanti kalau kit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status