Share

93. Dia Sudah Pergi

Yang bisa Megantara lakukan saat ini adalah merengkuh gadis kecilnya ke dalam pelukannya.

"Maafkan ayah, Nak," bisik Megantara.

Sivia melepaskan pelukan sang ayah dan menatap sang ayah, "Ayah, berbaikanlah dengan Bu Nalini. Jangan terlalu lama saling marahnya. Jika Bu Nalini marah karena kesalahan ayah, ayah harus meminta maaf. Jangan hanya diam saja seperti sekarang."

Megantara menghela napas. Jika kesalahan terletak padanya, sudah pasti dia akan meminta maaf. Tapi ini kesalahan Nalini. Dan hatinya sudah terlanjur kecewa. Selama ini Nalini tidak pernah terbuka mengenai keluarganya dan ketika semua sudah terbongkar, rasanya begitu menyakitkan.

Sivia masih terus menangisi kepergian Nalini. Dia sampai belum bisa dibujuk untuk makan. Megantara sampai hilang kesabaran. Dia memutuskan untuk meninggalkan Sivia di dalam kamar. Berjalan menuruni tangga dan melihat sang ibu sedang berjalan mondar mandir di bawah tangga.

"Megantara, ibu ingin bicara," kata ibu.

"Apa yang ingin ibu bicarak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status