Pagi itu, Kim Young Jo baru saja akan pergi dari bukit tenggorak ketika Dewa Jug Eun berdeham dan membuat Kim Young Jo menoleh."Hukumanmu sudah habis. Masih tersisa 1 tahun dari waktu yang diberikan oleh Raja Langit. Raja langit sudah berpesan, kau boleh menikmati kembali fasilitas manusiamu. Dan mulai minggu depan kau, dibantu Ye Jin dan Daek Wo kembali menjemput jiwa. Ingat, sesuai dengan apa yang tertulis dalam amplop. Jangan coba- coba kau selamatkan seperti kau menyelamatkan ibumu. Dengar aku, Kim Young Jo-a?!""Apa sebagian kekuatanku untuk berpindah kesana kemari dengan mudah sudah kembali, yang mulia?"Dewa Jug Eun mendelik sebal. "Kyaa... Berisik sekali kau ini. Kau kembali saja ke apartemenmu itu! Mengganggu saja!" seru Dewa Jug Eun. Kim Young Jo tertawa kecil. Ia pun langsung membungkuk dan pamit."Hamba pamit, paduka yang mulia."Dewa Jug Eun mengibaskan tangannya. Dan, dalam sekejap ketiga malaikat maut itupun menghilang dari pandangan matanya."H
"Kau mau kemana? Ish, berdandan model apa itu?!" pekik Ye Jin saat Kim Young Jo keluar dari kamarnya. Dia menaikkan alisnya sambil mengernyit geli. Kim Young Jo keluar dengan t- shirt turtle neck berwarna hitam dan celana jeans berwarna hitam, serta sepatu kets yang begitu trendy. Bentuk tubuhnya yang memang atletis membuat penampilan Kim Young Jo terlihat sempurna. Ia tidak memakai pinnya."Waw, kau mau kemana dengan penampilan mirip artis begitu, Kim Young Jo?" Daek Wo yang baru saja keluar dari kamarnya ikut berkomentar."Sttt , kalian diam di rumah saja. Aku akan menemui gadis menyebalkan itu," jawab Kim Young Jo. Kim Young Jo pun melangkah keluar, melalui pintu. Ye Jin hanya bisa melongo."Malaikat maut macam apa ituu?!" pekik Ye Jin sementara tawa Daek Wo terdengar keras dari dapur.**** Kim Young Jo
Hyun Jae melangkah dengan senang keluar dari kantornya. Ia tersenyum pada beberapa orang yang kebetulan ia kenal. Namun, senyumnya menghilang seketika saat melihat siapa yang muncul dengan senyuman tak berdosa di hadapannya."Kau menungguku sejak tadi? Kau penguntit atau apa?!" hardik Hyun Jae kesal. Ia segera melangkah dengan cepat meninggalkan Kim Young Jo. Namun, Kim Young Jo tak putus asa terus mengejar Hyun Jae. Namun, tiba-tiba saja Hyun Jae menghentikan langkahnya. Kim Young Jo yang tidak memperhatikan tentu saja jadi menabrak Hyun Jae yang berhenti melangkah dengan tiba-tiba itu. Hyun Jae meletakkan telunjuk di bibirnya."Ada apa, Hyun?" tanya Kim Young Jo berbisik. Hyun Jae menunjuk ke depan mereka. Seorang anak kecil tengah menangis dan seorang pria nampak sedang berusaha keras membujuk anak itu."Kau bantu aku. Tingkah orang itu sangat mencurigakan. Aku curiga dia akan me
Hyun Jae nampak memperhatikan wajah Kim Young Jo."Rasanya, aku tidak asing melihat wajahmu, bahkan sangat sering. Tapi, aku lupa dimana.""Katakan saja, kalau kau mulai menyukaiku. Tidak perlu berpura-pura sudah sering melihatku."Hyun Jae mendelik sebal. Ingin rasanya menembak pria di sampingnya ini. Namun, Hyun Jae merasakan kehangatan dan rasa nyaman saat berjalan bersamanya. Kim Young Jo hanya tersenyum melihat wajah Hyun Jae yang nampak sedikit sewot dan kesal. Gadis itu perlahan mengikat rambut panjangnya menjadi satu sehingga tampak seperti ekor kuda."Apakah, kau masih bisa melihat roh yang tak kasat mata? Hyun Jae?" tanya Kim Young Jo tiba-tiba. Hyun Jae menoleh dan tiba-tiba menghentikan langkahnya."Bagaimana kau bisa tau? Kenapa kau ini sangat mencurigakan sekali," cecar Hyun Jae. Kim Young Jo tertawa kecil. "Jawab saja pertanyaanku.""Aku tidak aka
Hari sudah malam, saat malaikat maut 888 tiba di rumah Hyun Jae. Ia pun langsung menuju kamar Hyun Jae. Gadis itu nampak sedang serius belajar, sehingga sampai beberapa saat lamanya ia tidak menyadari kehadiran 888 di kamarnya. Sampai akhirnya ia menoleh dan terkesiap kaget melihat malaikat maut 888 Kim Young Jo.Hyun Jae melotot sambil mengelus dadanya. "Paman mau membuatku mati karena jantungan melihat paman?!" sergah Hyun Jae kesal sambil mengerucutkan bibirnya. 888 tersenyum kecil lalu melangkah menghampiri Hyun Jae."Heh, gadis kecil menyebalkan. Aku kemari hanya ingin berpamitan padamuHyun Jae menghela napas panjang. "Apa hukuman yang raja langit berikan kepada paman?""Dalam waktu 10 tahun, aku harus bisa memperjuangkan 30 jiwa yang sudah di tempatkan di neraka untuk bisa memperoleh kesempatan istimewa dari raja langit menjalani kehidupan yang ke 8. Tapi, aku tidak bisa
Hyun Jae membuka matanya, gedoran di pintu kamarnya makin terasa kencang. Ia bergegas melompat dari ranjangnya dan keluar kamar."Ya ampuun.. ada apa ibuku sayang? Ini masih lagi sekali bu," gerutu Hyun Jae sambil mengerucutkan bibirnya."Mimpi burukmu semalam ibu rasa adalah berkat dewa," ujar Kim. Hyun Jae mengerutkan dahinya lalu menatap Eun Tak yang hanya tertawa kecil melihat kelakuan ibu dan anak itu."Lekas mandi dan bersiap. Di luar ada pemuda gagah dan tampan sekali menunggumu.""Haah....?" Tanpa peduli bahwa ia belum mandi dan wajahnya masih berantakan Hyun Jae bergegas keluar dan berapa terkejutnya ia saat melihat Kim Young Jo sedang berdiri dekat kebun bunganya."Kyaa...! Ada apa kau pagi- pagi datang kemari? Ckckck... Apa kau tidak bekerja?! Kau mau mengikuti aku seharian lagi, huh? Tidak waras!" pekik Hyun Jae. Kim yang mendengar pekikan Hyu
Hyun Jae mengangguk, namun tiba-tiba ia menelan saliva nya sambil menatap lurus ke depan. Tampan 4 sosok berpakaian hitam berdiri di belakang dua orang yang sedang menjaga pintu. Dan, kemudian datang beberapa orang lagi, juga berpakaian hitam. "Malaikat maut," gumam Hyun Jae."Kau bilang apa tadi, Hyun?""Ah, tidak aku hanya bicara sendiri. Mungkin aku sedikit gugup, karena ini adalah tugas pertamaku. Jadi, aku bicara pada diriku sendiri," jawab Hyun Jae. Padahal, dia tidak merasa gugup sama sekali. Ia hanya merasa kaget. Karena sudah lama sekali ia tidak melihat malaikat maut berkeliaran di dekatnya. Selama hampir 10 tahun ini, dia hanya melihat roh - roh yang masih gentayangan dan berlari dari kejaran malaikat maut Setelah beberapa lama menunggu, terdengar sirine mobil polisi datang mendekat, dan dalam waktu 10 menit tempat itu telah di kepung. Penyergapan yang mendadak itu tentu membuat orang - orang
Sesampainya di kantor, Hyun Jae langsung membawa mereka ke ruangan. Dan menyuruh mereka duduk manis. Hyun Jae menghampiri Myeong Na Ri yang langsung mengerutkan dahi melihat anak- anak yang datang bersama Hyun Jae."Mereka...?""Na Ri, kau periksa satu persatu anak- anak itu. Cocokkan dengan laporan yang masuk. Lalu, segera hubungi orang tua mereka."Baik, Hyun Jae. Aku akan membawa berkas- berkas laporannya.""Bawa sebagian kepadaku, biar aku bantu." Myeong Na Ri segera beranjak dan mengambil berkas laporan kehilangan kemudian memberikan sebagian kepada Hyun Jae. Dengan cepat Hyun Jae pun mendata anak- anak itu. Melihat dan menyamakan foto yang ada pada berkas- berkas itu dan kemudian membuat ceklis. Setelah semua selesai, Myeong Na Ri segera menelepon para orang tua dari anak-anak itu.. Tak lama kemudian nampak Kapten Jo