Mata Zeira membulat saat melihat Bara keluar dari ruangan itu dengan seorang wanita yang sudah 10 tahun ini hilang tanpa kabar bagaikan di telan bumi.
"Kamu ! Kenapa bisa ada di sini ?" Tanya Zeira
"Apa kamu kenal dengannya ?" Tanaya Carles
"Ya, aku sangat mengenalnya. Dia waktu dulu bekerja sebagai pelayan di rumahku, tetapi dia tiba-tiba menghilang tanpa kabar" jawab Zeira
"Dia bukan menghilang, tetapi dia berkhianat" ucap Carles.
"Maksudnya ?" Sahut Reyhan. Ia bingung dan tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan Zeira dan Carles.
"Tanyakan saja kepadanya" jawab Carles
Wanita itu berlari bersimpuh di kaki Zeira, ia meraung-raung meminta maaf "maafkan aku nyonya, aku khilaf waktu itu" ucap wanita itu.
"Kenapa kamu minta maaf ?" Tegur Zeira. Ia berpikir kalau Lilis tidak pernah berbuat salah kepadanya, hanya saja Lilis pergi tanpa meminta izin darinya.
"Maafkan aku nyonya" Lilis kembali mengulang kata-katan
Siang ini Reyhan sudah menyerahkan Lilis dan Fadil ke kantor polisi, ia juga sudah mengantongi alamat tempat persembunyian Mita, sebab Fadil sudah membuka mulut setelah melihat video rekaman Cctv yang diberikan Lilis kepadanya. Fadil juga sudah mengakui kalau dialah yang menabrak Vivi waktu itu. Sementara Asep tidak diserahkan ke kantor polisi, karena Zeira melarangnya. Wanita cantik pemilik mata biru itu tidak tega melihat Asep harus tinggal di balik jeruji besi, karena usia Asep yang sudah menginjak kepala lima.Asep bersujud memohon di kaki Zeira. Ia menyesali semua perbuatannya. Ia berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tetapi ia memohon agar tetap bekerja di kediaman Nicolas."Aku mohon nyonya, beri aku satu kesempatan lagi untuk bekerja di sini" mohon Asep"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang pak, tunggu saja mas Reyhan kembali, bicaralah kepadanya" tolak Zeira. Ia sebenarnya tidak berniat untuk menghentikan Asep bekerja dari sana. Tetapi ia tidak b
Reyhan menemui pihak bank, ia mengatakan jika keluarga Nicolas tidak pernah mengajukan pinjaman, apa lagi sampai menggadaikan perusahaan RN GRUP. Tetapi Reyhan begitu terkejut dan tidak bisa berkata-kata, saat pihak bank menunjukkan berkas-berkas pengajuannya, bahkan surat-surat perusahaan RN GRUP kini ada pada pihak bank. Yang paling membuat Reyhan terkejut, semua berkas-berkas pengajuan adalah berisi tanda tangannya sendiri."Maaf pak, saya tidak pernah datang ke mari untuk mengajukan pinjaman" bantah Reyhan."Memang pak, bukan bapak yang datang ke mari, tetapi manajer perusahaan RN GRUP, yaitu bapak Rian Winata" jawab pihak bank."Kenapa kalian memberikannya ? Kalian kan sudah tahu siapa pemilik dari perusahaan itu" kesal Reyhan. Ia tidak habis pikir kenapa pihak bank bisa memberikan pinjaman sebanyak itu kepada Rian."Kami tidak berhak untuk menolak pinjaman itu pak. Sebab semua berkas-berkas memenuhi syarat. Seperti tanda tangan pemilik dan surat-sur
Waktu menunjukkan pukul 5 lewat 30 menit, di mana saat ini Roy sudah kembali ke kediaman Nicolas, ia membuka jas hitam yang melekat di tubuhnya dan membuka arloji yang melingkar di tangannya. Rasa lelah membuat ia menjatuhkan bokongnya di atas sofa. Satu hari ini ia mengikuti meeting dua kali bersama klien, hal itu sangat menguras tenaga pria tampan itu.Vivi yang berbaring di atas ranjang dan berpura-pura tidur ! Mengharapkan kalau suaminya itu akan menyentuhnya atau sekedar mengecup keningnya, tetapi harapannya itu tidaklah terjadi, karena Roy memejamkan matanya dan tertidur di atas sofa.*Apa yang aku pikirkan, mungkinkah terjadi secepat ini ?* Bisik dalam hati Vivi. Ia berpikir kalau Roy sengaja menjauhinya, biasanya setiap Roy pulang dari kantor, ia pasti mengecup kening Vivi walaupun ia sedang tidur."Huk...huk..." Vivi sengaja batuk, untuk mencari perhatian Roy. Tetapi tidak ada reaksi dari suaminya itu, pria tampan itu tetap saja tertidur pulas bahkan ia
Setelah mendapat telepon dari ayahnya tadi malam ! Pagi ini Reyhan bergegas menuju kantor polisi untuk bertemu dengan Fadil. Ia merasa kecewa karena alamat yang diberikan Fadil adalah alamat palsu, di sana tidak ada yang bernama Mita, justru di sana hanyalah sebuah bangunan tua yang sudah lama tidak berpenghuni.Saat ini Reyhan sudah duduk bersama Fadil di ruang khusus pengunjung, dengan posisi berhadap-hadapan."Untuk apa kamu datang, bukankah baru 2 hari yang lalu kita bertemu ?" Ucap Fadil kepada ReyhanReyhan menatap Fadil, seperti seorang serigala yang siap untuk mencabik-cabik mangsanya "aku rasa kamu sudah tahu tujuanku datang kemari" jawab Reyhan"Aku bukan para normal yang bisa mengetahui apa yang ada dalam hatimu. Jadi bicaralah dengan jelas" cibir Fadil"Ternyata kamu begitu bodoh, sehingga kamu berusaha untuk menyembunyikan seorang wanita yang sudah menyebabkan ayahmu kecelakaan" sindir Reyhan dengan tersenyum sinis.
"ceritanya panjang. Sebenarnya tanah itu adalah milik keluarga Wirawan dan Bella itu adalah adik perempuan saya. Setelah Bella menikah, ayah saya memberikan tanah serta bangun itu kepada Bella dengan perjanjian tidak bisa dijual, karena rumah itu adalah peninggalan dari Opa dan Oma. Tetapi setelah Bella meninggal dunia, rumah itu diambil alih oleh putrinya dan di jual kepada seseorang dengan surat palsu, dan orang yang membelinya menjadikan rumah itu sebagai tempat prostitusi dan tempat praktek untuk mengugurkan kandungan. Itu sebabnya rumah itu menjadi sengketa. Aku sudah mengurusnya, tetapi belum selesai sampai saat ini karena surat aslinya ada di tangan keponakan saya. Dan keponakan saya itu tidak tahu di mana saat ini" jawab pria tua itu."Kalau boleh tahu siapa nama keponakan bapak ?""Sasmita" jawab pria itu"Ow, jadi bapak tidak tahu di mana keberadaan Sasmita ?""Saya kurang tahu pastinya. Tetapi akhir-akhir ini aku mendengar kabar kalau dia tingg
Tiga hari telah berlalu, di mana kediaman Nicolas masih terasa sepi, sebab Reyhan belum kembali dari Prancis. Pria tampan itu masih berjuang untuk mencari manusia yang sudah berani mengusik kebahagiaan keluarganya. Ia juga sudah berjanji tidak akan kembali ke Indonesia sebelum menemukan Mita dan Rian.Pagi yang mendung ini, Reyhan dan ketiga temannya sedang bersiap-siap melanjutkan perjalanan untuk mencari Mita dan Rian. Satu malam ini mereka menginap di salah satu rumah warga yang ada di desa Manggar. Mereka pergi setelah berpamitan kepada pemilik rumah, Reyhan memberikan uang dalam amplop kepada pemilik rumah sebagai tanda terima kasih karena sudah berbaik hati memberikan mereka tumpangan untuk istirahat."Han, kalau menurut peta ! Tempatnya tidak jauh dari sini" ucap salah satu teman Reyhan"Benarkah ?" Sahut Reyhan. Ia memperhatikan satu lembar kertas yang ada di tangan temannya itu, benar saja ! Tempat mereka saat ini sudah berada di titik yang tidak
Suara nyaring ponsel, membangunkan Zeira di pagi hari. Wanita satu anak itu tersenyum lebar saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya. Jarinya dengan cepat mengusap yang berwarna hijau di layar benda pintar itu."Hallo mas" sapa Zeira"Iya sayang, bagaimana kabar kamu dan anak kita ?" Suara bariton dari seberang sana."Baik mas. Mas kenapa sudah tiga hari tidak menghubungiku ? Aku merasa cemas tahu" gerutu Zeira. Sebab dua hari ini Reyhan tidak menghubunginya."Iya sayang, selama tiga hari ini, kami menginap di desa Manggar, di sana enggak ada jaringan sayang" jelas Reyhan."Ow.... Mas Carles juga sudah bicara seperti itu sih. Terus, sekarang mas di mana ?""Sudah di rumah Daddy, tapi besok rencananya mas ke sana lagi" jawab Reyhan"Kalau mas sudah merasa capai, enggak usah pergi lagi mas. Biarkan saja pihak yang berwajib mencarinya" Zeira melarang Reyhan untuk kembali ke desa itu. Ia merasa kasihan kepada suaminya.
Reyhan bersiap-siap untuk pergi ke desa Manggar, Setelah seseorang menghubunginya dan mengatakan kalau villa yang ia cari selama tiga hari ini sudah ditemukan. Ia hanya pergi bersama sopir dan seorang bodyguard. Richard sempat melarangnya karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tetapi Reyhan mengabaikan ucapan ayahnya, ia tidak ingin membuang kesempatan ini, rasa dendamnya kepada Mita membuat ia tidak kenal waktu dan lelah. Setelah berpamitan mereka langsung berangkat.Butuh waktu 12 jam untuk mereka tiba di sana. Reyhan langsung menuju tempat tinggal orang yang memberikan informasi kepadanya."Apa bapak sudah melihat villanya ?" Tanya Reyhan."Sudah pak. Saya sudah tahu di mana tempatnya" sahut pria itu"Bagaimana bapak bisa sampai ke sana ?" Tanya Reyhan. Ia begitu penasaran, karena sudah 3 hari yang lalu ia dan ketiga temannya dari sana ! Tetapi mereka tidak menemukan adanya tanda-tanda villa atau rumah."Kemarin ketika saya pulang member