Share

18. Aneh

Ternyata bukan hanya aku yang merasa aneh setelah menjaga jarak dari Kale, tapi orang-orang di dalam ruangan kami, bahkan Lalisa pun merasakan juga.

Wanita yang cintanya pernah ditolak oleh Kale itu berulang kali bertanya dan memastikan apakah aku dan Kale bertengkar atau tidak saat di jam makan siang, aku tidak bersama dengan Kale dan malah buru-buru mengajaknya ke kantin kantor.

Walaupun aku sudah memastikan bahwa kami baik-baik saja, tapi Lalisa masih tidak percaya. Karena biasanya aku dengan Kale seperti sudah satu paket, seperti kakak beradik akur yang selalu kemana-mana bersama.

"Lo beneran lagi marahan ya? Kenapa memangnya? Kale maksa lo naik bus? Atau dia enggak kasih respon yang cukup baik pas lo curhat?"

Aku tertawa mendengar pertanyaan Lalisa. Dia bahkan hapal hal-hal apa saja yang selalu membuat aku kesal terhadap Kale.

"Enggak. Gue beneran enggak berantem atau marahan sama dia."

"Ya terus kenapa? Kenapa lo menghindar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status