Share

Tujuh

"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Danil begitu tiba di restoran mewah langganannya dan mendudukkan badannya di kursi, to the point' dan tidak ada pendahuluan sama sekali. Sangat sombong seperti yang ingin dilakukannya sejak tadi, ia benar-benar ingin membalas perlakuan Emili, benar saja dengan cara itu ia merasa menang dan berada di atas angin sekarang.

Hal itu membuat Emili menjadi ciut dan sadar akan kesalahannya kemarin, ia begitu mempertahankan harga dirinya sampai lupa, dengan siapa ia berhadapan.

Emili melirik Alex untuk meminta bantuan, tapi yang dilirik malah tidak peduli sama sekali.

"Maaf, Se... Sebenarnya yang saya ingin temui adalah Pak Alex." Terang Emili dengan hati-hati.

"Lalu? bukannya lebih baik kalau bertemu dengan Saya langsung?" Danil menatap tajam. Emili merasa gugup dibuatnya, ia menjatuhkan pandangannya begitu saja.

"Baik Pak, jadi begini Pak, mengenai penawaran kerja sama kemarin, Saya kembali mempertimbangkannya dan sudah memikirkan semuanya dengan matang, Saya setuju bekerja sama Pak, tapi dengan syarat... " Emili menguatkan hatinya dan dengan perlahan membiarkan harga dirinya yang ia sempat pertahankan jatuh terjun bebas, seperti burung yang sedang terbang, tiba-tiba kena peluru para pemburu, ia bahkan merasa lebih rendah dari anjing peliharaan.

Danil menarik ujung bibirnya, perasaannya benar-benar puas, ternyata bertemu Emili tidak mengecewakan, akhirnya terbalaskan juga setelah kemarin ia merasa diremehkan dan dihina sedemikian rupa oleh bawahan bernama Emili ini, bahkan masih bocah menurut Danil karena setelah melihat data yang disampaikan Alex, perbedaan umur mereka agak jauh yaitu tujuh tahun.

"Kamu perlu tahu, hanya saya yang berhak memberi syarat, agar Saya bisa memastikan berapa besar uang yang harus Saya keluarkan untukmu, semakin banyak syarat yang harus kamu penuhi maka semakin besar juga bayarannya, paham?" Ucap Danil dengan penuh kemenangan, Emili tau ini tidak akan mudah dan sekarang hidupnya sudah tidak berarti apa-apa, ia tidak lebih dari seonggok daging yang dilelang di pasar loak dan itu demi uang.

"Iya Pak, Saya paham, kalau boleh tahu apa sja syaratnya?" Ia pasrah, untuk apa lagi menuntut. Pada akhirnya ia merasa seperti anjing, menjilat, menurut dan menerima saja, hanya wujudnya saja yang berbentuk manusia, rasanya ingin menangis.

"Tidak banyak, intinya kita menikah untuk kepentingan masing-masing, Aku butuh status dan Kau jelas butuh uang, sudah beres itu saja, asal menikah segala kebutuhanmu mengenai uang Saya penuhi, jangan bekerja lagi di perusahaanku ,Kau cukup tinggal di rumahku dengan tenanh, cukup nikmati kehidupan pernikahanmu denganku, mengenai berapa lama dan kapan kita bercerai Saya yang menentukan."

"Iya Pak, bagaimana dengan kuliah?"

"Saya tidak akan mengekang kehidupanmu, silahkan lakukan apa yang ingin Kamu lakukan tapi jangan lupa dengan tugasmu, itu saja"

"Baik Pak" Jawab Emili singkat, ia tidak tau harus bicara apa lagi, uang membungkam mulutnya,

"Tidak ada komentar?" Ucap Danil congkak, Emili menggeleng dengan perasaan jijik, ia jijik pada dirinya sendiri.

"Oh iya acara pernikahan akan dilaksanakan seperti pada umumnya, ada lamaran, ijab Qabul dan resepsi, terbuka antara keluarga artinya kita pasangan secara sah, adapun tentang kesepakatan kita, ini merupakan rahasia antara kita saja begitu juga transaksinya, semuanya bersifat rahasia jika bocor itu artinya Alex atau kamu yang membocorkannya."

Emili hanya mengangguk, kekuatan tubuhnya seperti hilang begitu saja.

"Ada tambahan?" Danil memberi kesempatan pada Emili, tapi Emili tidak tau harus berkata apa, semua sudah jelas bukan, yang punya uanglah yang berkuasa. Tapi ada satu hal yang menurutnya sangat penting.

"Saya punya satu permintaan Pak, tolong pura-pura bahagia layaknya suami istri di depan keluarga Saya." Ucap Emili lirih, kali ini air matanya jatuh.

"Tentu, kita lihat saja nanti. Peran pura-pura bahagia juga berlaku untukku, Aku juga punya keluarga " Ucap Danil terlihat santai, benar-benar menyebalkan di mata Emili, apa hatinya terbuat dari batu.

"Baiklah tetap semangat Aku, mari kita lihat, kehidupan seperti apa yang akan Saya lalui kedepannya" Emili menyemati dirinya dalam hati.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rita Septiyanti
kasihan juga si emili dengan perlakuan danil. emili seperti budak saja..tp aq yaqin dikehidupan nyata pria seperti danil tidak akan melepaskannya bahkan pria seperti itu bakal jatuh cinta..semoga emili menjadi wanita yg bijak yg dapat memikat danil
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status