Share

Bertemu Cinta Pertama

Bali adalah salah satu tujuan bulan madu mereka. Di sana menyajikan hamparan pantai yang luas dengan pasir putihnya. Sesampainya di hotel, Angela memutuskan untuk menelpon mamanya,"Hallo, Ma ..., ini Angela sedang di hotel.

"Mana suamimu, sayang?" tanya mama Yanti.

Angela menggedor-nggedor pintu kamar mandi karena sepertinya mamanya tidak percaya dengan perkataan Angela.

Verrel yang keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di perutnya membuat pipi Angela memerah. Rambutnya masih basah dan wajahnya jelihatan lebih segar

"Nih, mama tanyain kamu."

Angela menyerahkan ponselnya pada Verrel. "Hallo, Ma ini Verrel." .

"Jaga Angela baik-baik ya, semoga sukses bulan madunya," kata mama Yanti sambil tertawa terkikik.

Angela menyambar ponselnya dari tangan Verrel. "Ih ..., mama apaan sih. Kita hanya jalan-jalan saja kok."

"Heem, terserah kalian mau jalan-jalan atau bulan madu. Yang penting Mama nitip oleh-oleh cucu ya kalau pulang," goda mamanya. 

"Ya, sudah selamat bersenang-senang." Mama Yanti memutuskan sambungan teleponnya.

"Awas ya, jangan berani macam-macam!" ancam Angela.

"Eh, siapa yang tertarik sama kamu. Lagipula Hellenku lebih cantik dan seksi," imbuh Verrel.

"Terserah apa katamu, aku mau mandi!" jawab Angela ketus. Ia lalu gantian masuk ke kamar mandi dan membanting pintunya.

BRAAK!

"WOI JANGAN BAR-BAR NAPA?!" 

Pintu kamar mandi tertutup rapat, Verrel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Angela.

Verrel mengganti bajunya di dalam kamar dengan asal, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka.

"Aww!!" Kau gila, kenapa kau tidak bilang kalau ganti baju." Angela bersungut-sungut. Tapi di balik jemarinya dia berusaha mengintip pemandangan yang indah di depannya.

Aaah ... otot-otot itu ..., batinnya. 

"Kalau mau menyentuhnya juga tidak apa-apa," goda Verrel.

"Dasar Gila!!" kata Angela membalikkan badannya agar tidak melihat tubuh Verrel yang setengah telanjang.

"Sudah?" tanya Angela.

"Sudah," jawab Verrel.

Melihat Verrel sudah berpakaian sangat rapi. Entah karena pengaruh baju atau tubuh atletisnya Verrel tampak begitu tampan.

"Mau kemana? Kok rapi?" tanya Rachel.

"Kencanlah ..." kelakar Leon.

"Dengan siapa?" tanya Rachel penasaran.

"Denganmu ... apa di sini ada manusia lainnya?" gurau Leon lagi.

"Hemm, tidak usah serapi itu. Kamu sengaja berpakaian seperti itu biar gadis-gadis  tertarik padamu,"sindir Angela.

Verrel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Mungkin."Verrel tampak percaya diri.

"Kamu tidak ingat kalau kamu sudah punya istri, yah walaupun hanya statusnya kontrak tetap saja aku adalah istrimu yang sah," kata Angela ketus.

"Kamu cemburu," goda Verrel. 

Angela tertawa, "Mimpi kali aku cemburu sama kamu," kata Angela.

"Mimpi kan bisa jadi kenyataan," sahut Verrel tak mau kalah.

"Aku hanya bermimpi setelah kontrak ini selesai aku mau melanjutkan rencana pernikahanku dengan kekasihku," ucap Angela. 

"Apa sebegitu menariknya lelaki itu, sampai kau menggilainya?" tanya Verrel.

"Sama sepertimu, kenapa kau menggilai Hellen. Oh, ya aku lupa karena tubuhnya tentunya," ledek Angela.

"Setidaknya Hellenku lebih berpengalaman daripada dirimu yang sepertinya tidak pernah mendapatkan sentuhan,"kata Verrel seraya menarik pinggang Angela.

"Lepaskan, jangan begini. Oke ... aku tidak akan mengejekmu lagi tapi tolong lepaskan aku." Verrel melihat bibir Angela ingin sekali ia melumat bibir manisnya agar gadis itu tidak cerewet lagi. Tapi ... sepertinya hanyalah angan-angannya saja. Ia pun melonggarkan rangkulannya dan melepaskan Angela. 

Angela bernafas dengan lega karena bisa selamat dari cengkeraman singa.

"Sudahlah, aku tidak mau berdebat denganmu," imbuh Angela.

"Kau berpakaian serapi itu, kalau aku berpenampilan biasa pasti keliatan lucu," kata Angela tak mau kalah. 

Verrel menyerahkan sebuah paperbag yang berisikan gaun untuk di pakai Angela.

Angela meraihnya," Apa ini?" Angela melongok isi paperbag itu. Ia mengeluarkannya perlahan.

"Hemm, gaun?!" pekik Angela kaget.

"Hemm, anggap saja itu hadiah pernikahan kita. Karena aku belum pernah memberikanmu hadiah sewaktu pernikahan," terang Verrel.

"Tapi pernikahan kita kan karena terpaksa, jadi kamu tidak usah menghabiskan uangmu untuk membeli gaun ini."

"Uangku banyak, jadi untuk membeli satu baju untukmu tidak akan menguras kekayaanku," jawab Verrel.

"Baiklah, aku akan memakainya. Terimakasih atas hadiahnya." Angela kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk memakai gaun pemberian Verrel.

**

Mata Verrel terpana melihat kecantikan Angela memakai gaun berwarna biru elektric menunjukkan kekontrasan dengan warna kulitnya yang putih bersih. Verrel menawarkan lengannya untuk Angela.

Angela menerimanya," Jangan kepedean yah, ini formalitas saja. Daripada di hotel mewah ini aku kelihatan tidak punya pasangan," kata Angela.

Di restoran, Angela memperhatikan gerak-geriknya Verrel dengan seksama. Betapa tampannya ia, bahkan diantara tamu-tamu hotel lainnya ia masih kelihatan sangat menonjol. Benarkah pria tampan itu suaminya? Sayangnya pernikahannya hanya setahun.

Dari kejauhan ia melihat ada seseorang yang mendekati Verrel. Dari situ dia sudah memiliki firasat buruk. Bak adegan sinetron ikan

terbang, seorang wanita pura-pura terjatuh reflek Verrel merengkuh pinggangnya.

Angela merasa jengah melihatnya, ia harus membiasakan diri dengan kejutan-kejutan kecil tentang karakter Verrel yang tidak ia ketahui.

"Hati-hati, Nona," ujar Verrel melepaskan pegangannya setelah membuat wanita itu berdiri kembali. Wanita itu sampai melongo tidak bisa menjawab perkataan Verrel. Ia terpesona melihat ketampanan Verrel di atas rata-rata. 

Verrel meninggalkan wanita itu dan berjalan menuju Angela.

"Siapa wanita tadi?" tanya  Angela.

"Tidak tahu, tidak kenal." Verrel menarik kursinya untuk duduk.

"Kok, sepertinya akrab." Angela masih saja penasaran.

"Sejak kapan kamu senang mencampuri urusan orang lain, " balas Verrel.

Angela tidak menyahut lagi, ia lebih memilih menghabiskan makanannya daripada harus berdebat dengan Verrel. Angela tak habis pikir, kenapa Verrel sepertinya sengaja tebar pesona.

Angela dan Verrel menikmati makan malam itu sembari menikmati keindahan kota ketika malam hari. Dari kejauhan tampak lampu berkelap-kelip bagaikan bintang dalam gelapnya malam.

"Permisi Nona, ini minuman hangatnya yang anda pesan tadi," kata pelayannya.

"Ooh, terimakasih, ..."

"Ini hadiah dari kami, karena anda adalah tamu awal yang terpilih mendapatkan menu makan gratis sampai besok.

"Benarkah?!" Angela senang.

"Tapi ...." Angela sempat ragu.

"Menunya enak semua nih, tapi yang jadi pertanyaannya apa perutku muat semua makanan ini," Angela 

"Saya bisa bantu menghabiskannya!" seru Brian yang tiba-tiba muncul di belakang.

"Kok disini?" tanya Angela. Brian adalah seniornya di universitas dulu. Pria itu pernah menyatakan cinta padanya sekali, tapi di tolaknya karena saat itu ia sudah berpacaran dengan Yohan. 

Brian adalah senior yang di kaguminya. Pernah Angela memendam cinta padanya, tapi karena Brian tak kunjung menyatakan cinta, Angela mengira cintanya bertepuk sebelah tangan ia  menerima cinta Yohan yang gigih memperjuangkan cintanya.

Verrel melihat Angela menatap dalam ke arah Brian. Ia tidak suka jika Angela bersikap begitu di hadapannya. Apalagi memperhatikan pria lain selain dirinya. Selana ini ia terlalu percaya diri Angela akan jatuh hati padanya. Tak tahunya Angela juga memiliki masa lalu dengan cinta pertamanya.

"Maaf, Tuan kami sedang berbulan madu. Jadi tolong hargai privasi kami,"kata Verrel dengan tatapan tidak suka.

----Bersambung----

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fitriyani Puji
ini nama nya sipa sebenar nya kadang leon kadang verel yang perempuan juga kaya bunglon aja gonta ganti
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status