Share

Siasat

Rani berjalan mengikuti langkah Aji dan Ardian menuju lift. Meski kaki itu senantiasa bergerak, tapi mulutnya tak sekecap pun bicara. Lidahnya terlalu kelu, hatinya sakit. Luka yang dirasa kini begitu dalam. Bahkan paling dalam selama ia hidup.

Dikhianati? Siapa orangnya yang tetap tenang karena itu?

Otaknya tak berhenti bertanya dan terus menerus memikirkan situasi yang menyebabkan hubungan ini akhirnya harus kandas.

Ketiganya kini akan memasuki area parkir. Namun, Rani berpamitan sebentar ke toilet.

"Mas dan Ardian duluan saja. Aku tak akan lama." Rani mempersilakan dua orang yang menemaninya untuk pergi lebih dulu.

"Masuklah. Kami akan berjaga di sini sampai kamu selesai." Aji menyahut. Ia tak mungkin meninggalkan Rani sendiri apalagi setelah kejadian tadi. Posisinya terancam.  

Bisa saja Heru yang masih dendam, tak terima dengan keputusan Rani nekad menyakitinya. Ia pasti akan terus mencari kesempatan.

Rani mengangguk pelan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status