Sudah seminggu berlalu kejadian Andri membentak Zelda, sejak itu pula keduanya terlibat perang dingin. Bahkan selama seminggu juga Della tidak pernah lagi bermain di rumah Zelda, mungkin Nath melarangnya. Sebenarnya sehari setelah kejadian itu Andri sempat mengajak Zelda berbicara, tapi wanita tersebut mengabaikannya karena masih dikuasi rasa kecewa. Melihat sikap dan reaksi Zelda, Andri pun membiarkannya. Andri tidak kembali mencoba berbicara atau meminta maaf.
Sesuai permintaan Andri, Zelda tidak pernah menyiapkan atau membuat makanan untuk mereka nikmati bersama. Zelda pun tidak pernah menyentuh uang belanja yang sengaja Andri siapkan untuknya membeli kebutuhan seperti biasa. Selain itu, keduanya pun tidur terpisah. Zelda tetap di kamar, sedangkan Andri tidur di ruang keluarga. Sebenarnya masih ada satu kamar kosong yang bisa Andri gunakan untuk tidur, tapi dia tidak memanfaatkannya.
Pagi ini Zelda sudah selesai membersihkan diri. Dia sen
Bi Yuni mengatakan berdasarkan yang dilihat dan diketahuinya saat Luan menginterogasinya mengenai kegiatan serta perlakuan Daramikha selama dirinya tidak berada di rumah, terutama alasan terbesar Zelda sangat membenci ibu tirinya itu. Luan berani bertaruh jika Bi Yuni mengetahuinya cukup jelas, mengingat wanita paruh baya tersebut sangat dekat dengan Zelda dan menjadi tempat berkeluh kesah anaknya, terlebih sejak kepergian mendiang istrinya.Luan geram saat Bi Yuni menyampaikan jika Daramikha sering mengatai Zelda dengan kata-kata kasar. “Lalu apa alasan yang paling mendasar Zelda sangat membenci ibu tirinya, Bi?” selidiknya. “Katakan saja, Bi. Daramikha saat ini tengah menikmati liburannya di Raja Ampat selama seminggu,” tambahnya saat melihat Bi Yuni takut-takut.“Sebenarnya Nona berharap Tuan tidak menikah lagi. Nona juga tidak ingin posisi mendiang ibunya digantikan oleh wanita lain. Bukan hanya itu, Nona pe
Ruhandhina dan orang tuanya telah tiba di restoran yang sebelumnya diberitahukan Zara. Pasangan Himawan menyambutnya seperti biasa, meski Zara terlihat enggan saat Ruhandhina memeluk dan mencium pipinya secara bergantian.Sambil menunggu menu makan malam dihidangkan, ayah Ruhandhina dan Ivan membahas bisnis masing-masing. Zara terlihat malas menanggapi celotehan Ruhandhina bersama ibunya, seperti membicarakan tempat-tempat liburan yang ingin dikunjungi. Untungnyawaitresssegera datang membawakan hidangan santap malam mereka, sehingga Zara tidak semakin muak mendengar khayalan tingkat tinggi Ruhandhina.“Silakan dinikmati dan semoga kalian menyukai hidangan yang disajikan,” Zara mempersilakan kepada Ruhandhina dan orang tuanya.Zara terlihat tidak berselera menikmati hidangan lezat di depannya, sebab bayangan Ruhandhina yang tengah bermesraan bersama adik iparnya berkelebat di benaknya. Dia
Luan bersikap dingin semenjak kepulangan Daramikha dari liburannya, apalagi setelah dia menerima hasil laporan dari orang yang ditunjuk untuk memantau dan mengawasi kegiatan istrinya selama berlibur di Raja Ampat.Tanpa disadarinya, Daramikha sudah menggali lubang penderitaan dan kesengsaraannya sendiri karena telah berani mengkhianati serta bermain api di belakang Luan. Lebih penting dari itu, Luan juga telah memantapkan keputusannya untuk segera melayangkan surat gugatan cerai kepada Daramikha.Di sisi lain, Daramikha mengartikan sikap dingin Luan sebagai bentuk kemarahan sang suami karena tidak mendapat perhatian sekaligus kehangatan dari tubuhnya. Apalagi semenjak kepulangan Luan dari Jakarta untuk mengurus bisnis, Daramikha tidak pernah melayani dan menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.Daramikha tersenyum lebar saat membayangkan idenya memberikan kejutan untuk Luan berjalan sempurna. Jika Luan menyukai kejuta
Zara sangat geram mendengar penuturan Nissa mengenai kelakuan Anton. Bahkan, laki-laki yang juga adik iparnya tersebut sudah berani bermain tangan. Zara juga sangat terkejut, ternyata Nissa telah mengetahui bahwa Anton mempunyai selingkuhan. Hanya saja adik iparnya tersebut tidak mengetahui wanita yang menjadi selingkuhan suaminya.Zara menyambut baik niat Nissa yang ingin melayangkan gugatan cerai karena sudah tidak tahan menerima siksaan lahir dan batin dari Anton. Meski demikian, dia tetap menyarankan agar sang adik ipar membicarakannya terlebih dulu masalah ini kepada Ivan, mengingat mereka sudah tidak mempunyai orang tua.“Aku sangat mendukung keputusanmu itu, Nis.” Suara Ivan membuat Nissa dan Zara terkejut. “Aku sendiri yang akan mencarikanmu pengacara terbaik untuk mendampingimu di pengadilan nanti. Bila perlu, jebloskan saja laki-laki bajingan itu ke dalam penjara karena telah berani melakukan kekerasan dalam rumah tangga,” sambungnya p
Hari sudah sore dan Andri telah pulang dari tempatnya bekerja. Tidak lupa dia membeli bakso ikan laut yang semenjak hamil menjadi makanan kesukaan sang istri. Karena Andri tahu Della kini sering bermain di rumahnya hingga sore, jadi dia pun membelikannya sosis bakar. Dia berasumsi Della kini masih berada di rumahnya bersama Zelda.Saat tiba di halaman rumahnya, Andri mencium aroma harum dan gurih perpaduan dari santan serta daun suji yang direbus. Dia sangat yakin Zelda tengah membuat suatu hidangan di dapur, seperti kebiasaan istrinya semenjak Della kembali bermain di rumahnya. Andri mempercepat langkahnya menuju pintu rumah karena sudah tidak sabar melihat hidangan yang tengah dibuat oleh Zelda dan Della.“Kalian sedang membuat apa, harumnya sampai tercium dari luar?” tanya Andri setelah berada di dekat dapur dan menaruh barang bawaannya di atas meja makan.“Puding, Om,” Della yang bertugas menata cetakan puding pada nampan di atas meja
Della menepati ucapannya. Selesai mandi, Bi Rani diminta agar mengantarnya kembali ke rumah Andri untuk menikmati puding yang tadi dibuatnya bersama Zelda. Berhubung saat ini Della berada di rumahnya, Zelda pun terpaksa membuat sup ayam dan perkedel kentang untuk berjaga-jaga jika balita menggemaskan tersebut lapar, mengingat waktu makan malam sebentar lagi.Della dan Andri masih asyik menikmati puding sambil mengobrol, sedangkan Zelda sudah selesai menyiapkan sup ayam serta perkedel kentang di atas meja makan. Baru saja Zelda ingin menyambangi Andri dan Della, ketukan pintu membuatnya mengurungkan niat. Dia menebak orang yang mengetuk pintu rumahnya tidak lain Nath, Bi Rani, atau Donna karena ingin menjemput Della.Tebakan Zelda benar, yang mengetuk pintu rumahnya ternyata Nath. Dia mengajak ibu satu anak tersebut memasuki rumahnya dan memberitahukan bahwa buah hatinya tengah bersama Andri mengobrol di dalam.Nath sempat menanyakan kondisi perkembangan kehamila
Andri dan Zelda menjalani kegiatannya masing-masing seperti biasa. Andri sibuk dengan aktivitasnya di tempat kerja, sedangkan Zelda menghabiskan waktunya bersama Della. Setelah beberapa bulan bekerja, Andri mendapat kenaikan gaji dari bosnya dan Zelda yang diberi tahu sangat bersyukur mendengarnya. Hal tersebut dikarenakan Andri jarang meminta libur di luar jatahnya. Cara kerjanya pun dinilai baik sekaligus memuaskan oleh bosnya.Entah kenapa hari ini Zelda kurang fokus dan tidak terlalu menikmati waktunya saat menemani Della bermain. Tanpa direncanakan tiba-tiba pikirannya tertuju pada Luan, sehingga membuat Della kesal dan minta diantarkan pulang karena merasa diabaikan. Zelda yang menyadari kekesalan Della pun segera meminta maaf dan menuruti permintaan gadis kecil yang kini ekspresinya tengah cemberut tersebut.Meski awalnya Zelda menolak saat Della meminta digendong mengingat kondisi perutnya, tapi dia terpaksa menurutinya karena mata balita mungil tersebut mulai
Zelda bangun lebih pagi dari biasanya karena ingin membuat nasi goreng sosis untuk sarapannya bersama Andri dan Dave. Ini kali pertama dia kembali membuat sarapan untuk suaminya, setelah pertengkarannya dulu. Karena saking seriusnya berkutat dengan kegiatannya, Zelda tidak menyadari bahwa Andri tengah memerhatikan kesibukannya dari belakang.“Sudah lama aku tidak menikmati menu sarapan buatanmu.” Andri mendekati Zelda dan tanpa permisi langsung melingkarkan kedua lengannya pada perut buncit sang istri.Tubuh Zelda yang awalnya menegang karena terkejut oleh tindakan tiba-tiba Andri pun kembali melemas. “An, hentikan kebiasaanmu memelukku secara tiba-tiba,” tegurnya sambil menoleh ke belakang.Andri terkekeh mendengar teguran Zelda, kemudian mengurai belitan kedua lengannya. Dia berpindah ke samping Zelda dan tanpa permisi mengambil alih kegiatan istrinya yang tengah mengaduk nasi goreng di wajan.“Ternyata keahlian memasakmu s