Share

Bab 39 Mertua

Aku tidak tau kedepannya seperti apa. Dan, Mas Bima … bukannya aku tidak peka. Hanya saja sekarang bukan waktunya memikirkan hal lain selain anak-anak dan masalahku dengan Mas Andrian.

"Entahlah," ucapku kemudian dan kembali membalikkan badan berjalan menuju ke dalam rumah.

"Abang dukung." Masih kudengar suara Bang Fian, aku hanya menggeleng sambil tersenyum hambar.

"Kenapa Fian?" tanya Mbak Cahya saat aku masuk ke dalam rumah. Aku hanya menggeleng. "Dukung apa?" tanyanya lagi.

"Nggak tau tuh Bang Fian. Mbak tanya sendiri aja deh," jawabku, sambil berjalan ke ruang tengah.

Al dan Luna nampak tidur-tiduran bersama kedua sepupunya, anak Mbak Cahya. Mama berada di tengah-tengah cucunya. Aku melangkah mendekat, dan duduk di sofa, yang lain tidur-tiduran di lantai.

"Kenapa itu anak kecil tadi panggil kamu Bunda?" Mama beranjak dari atas karpet dan duduk di sampingku.

"Ikut-ikutan Al sama Luna, Mah." Aku menjawab pelan.

"Terus, kenapa Al sama Luna juga panggil temannya Fian tadi Papa Bima?"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status