Share

Bab 48 Trauma

Pembicaraan masalah hati antara aku dan Awan terhenti begitu saja. Kami bertiga membicarakan hal lainnya. Waktu berjalan cukup cepat, Awan berpamitan terlebih dahulu karena dia ada janji dengan klien. Aku dan Yola masih di cafe untuk mengepaskan waktu jemput.

[Foto]

[Cantik]

Aku membuka ponsel yang tiba-tiba bergetar, menandakan kalau ada sebuah pesan masuk. Sebuah foto Awan kirimkan, dia mengambilnya diam-diam saat kami mengobrol tadi.

[Abang curi-curi?]

Balasku kemudian, Awan hanya mengirim emo tertawa sebagai balasan.

[Abang kerja dulu, kasus besar. Doain abang ya]

Pesan Awan kembali masuk.

[Semangat selalu untuk Abang, semoga lancar kerjaannya]

Kirimku sebagai balasan.

[Pasti semangat kerjanya, sekarang tambah semangat]

Aku hanya membalasnya dengan sebuah gambar jempol.

Ada rasa takut dan semacam trauma, untuk menjalin sebuah kedekatan. Secara tidak sadar aku membatasi hatiku, meski aku tau Awan jelas-jelas menginginkan hubungan lebih dari sekarang. Yola benar, lajang, mapan dan t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status