Share

30. Tamu Yang Tak Terduga

Kala itu, matahari sudah berada pada puncak. Bersinar terik membuat kulit jadi tersengat panas yang dikeluarkannya. Produksi keringat yang dikeluarkan tubuh pun bertambah. Terlebih bagi mereka yang melaksanakan aktivitas di luar ruangan, panas ini terasa cukup mengganggu.

"Cukup untuk sekarang."

Arlemus memberi perintah setelah berhasil membuat pedang Arxen terlempar dan kalah di duel pedang dengannya. Pria itu melirik Arxen yang mengatur napasnya yang terengah-engah. Dia kembali melanjutkan ucapannya. "Kita akan melanjutkan latihan ini sore nanti."

Arxen mengangguk setuju setelah napasnya mulai teratur. Meski seluruh tubuhnya kini terasa sangat sakit dan dia bahkan butuh kekuatan lebih untuk sekedar berdiri, tapi Arxen tetap mengikuti. Dia melihat dan memerhatikan Arlemus yang saat ini tengah mengumpulkan semua senjata yang mereka gunakan selama latihan.

Arxen cukup heran dan takjub. Penampilan Arlemus masih terlihat segar dan bersih, berbeda dengan Arxen yang seluruh tubuhnya dit
Cyra Arluna

TMI : Untuk Kekaisaran yang percaya pada dewa/dewi, bagi mereka, status utusan dewa itu lebih tinggi dari siapa pun. Mereka sangat menghormati utusan dewa.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status