Dengan semangat perjuangan 45 Dean kembali ke rumahnya. Pikirannya menjadi lebih segar setelah mendengarkan nasehat dari ayahnya, Rudi. Dia sudah mengerti kalau tidak bisa memaksakan kehendaknya pada istrinya, Keira.
“Ooh Keira, istriku tercinta nantikanlah aku pulang,” ucap Dean.“Lihat aja nanti kamu akan ku hajar sampai meminta ampun tanpa henti.”Dean tersenyum dengan apa yang dipikirkannya. Dia ingin sekali melakukan hubungan intim dengan istrinya. Terkadang setelah bertengkar memang lebih enak kalau melakukan kegiatan olah raga di ranjang. Semua akan terasa lebih menggairahkan.Begitu juga dengan Keira setelah mencurahkan perasaan dan hatinya pada Vio membuat pikirannya lebih tenang. Mungkin yang terbaik dia mengikuti suaminya dari pada diikuti oleh wanita lain bisa hancur dunia persilatan jika seperti itu. Mengalah bukan berarti kalah.“Ke mana yaa si Dean,” ujar Keira cemas.Dia ingin menghubungiKeira membuatkan Dean teh hangat agar suaminya lebih tenang. Dia duduk di samping Dean memegang tangannya dengan erat. Terlihat rasa bersalah pada wajah Keira yang membuat Dean tersenyum.“Sudah ga apa-apa kamu kayak gitu wajahnya,” ucap Dean membelai lembut rambut Keira.“Gara-gara aku kamu jadi begini. Maaf yaa,” ujar Keira sedih.“Jangan sedih gitu dong wajahnya Kei. Aku ga apa-apa, tapi lain kali kalau kamu mau ngerjain aku jangan cara pakai hantu-hantu gitu yaa,” ujar Dean mencubit hidung Keira.“Tapi aku jadi ga enak sama kamu.”“Hmm, kamu tau caranya supaya aku jadi enak?”Keira menganggukan kepalanya dengan semangat.“Ga jadi aja deh,” ucap Dean sengaja menggoda istrinya.“Nah… nah, dia kumat deh ini pakai acara ga jadi segala,” ujar Keira dengan wajah cemberut.“Kamu ini cuman kayak gitu aja udah ngambek sih.”“Abis kamu nyebelin.”“Yakin aku nyebelin.
Hari ini hari terakhir Dean berada di Jakarta setelah dua hari mereka terus bercinta saling berbagi hasrat dan gairah saling memuaskan. Perasaan Keira sangat sedih harus merelakan pria yang dicintainya.“Kamu baik-baik loh di sana, jangan telat makan, jangan lupa mandi kamu kan suka males mandi tuh. Cakep, seksi, tapi disuruh mandi susahnya minta ampun dan yang paling penting itu KAMU JANGAN LUPAKAN AKU!” Keira menatap Dean dengan tajam.Melihat mata Keira yang membulat membuat Dean ingin tertawa. Istrinya berpura-pura galak padahal dari raut wajahnya lemah lembut membuat Dean gemas sendiri.“Yaa ampun istriku kalau lagi mengancam bikin ngeri deh,” ucap Dean menggoda Keira.“Harus itu kamu harus ingat julukan ku di sekolah dulu SENGGOL BACOK bukan kayak kamu senggol tegang.”Dean tak sanggup lagi menahan gelak tawanya. Dia tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Keira tentang senggol crot.“Bahasamu, K
Tanpa terasa sudah 1 bulan terlewati Keira dan Dean selalu saling memberi kabar melalui komunikasi. Seperti hari ini walau berbeda jarak dan waktu tetap mereka saling membantu khususnya dalam hasrat dan gairah.“Ok hari ini kita mandi bareng,” ujar Dean yang sudah siap di dalam kamar mandi.“Siap Sayang. Kita mandi secara live streaming.”Tapi pada kenyataannya yang mandi adalah Keira sendirian sedangkan Dean menatap istrinya mandi dengan tak berkedip. Dia sangat merindukan lekukan-lekukan tubuh indah Keira yang sedang menyabuni tubuhnya dengan lembut, ingin sekali Dean berada di sana dan menyabuni istrinya.Dean tidak tahan lagi melihat istrinya mandi lalu memegang benda pusakanya bermain solo. Keira tertegun saat mendengar suara desahan Dean yang menyebut namanya.“Sayang apa kamu bermain solo?” tanya Keira tanpa dosa.“Iya Sayang… aah… Kei.” Suara Dean mendesah lagi.Keira bingung harus melaku
Kadang kejujuran itu menyakitkan. Tapi, akan lebih menyakitkan lagi apabila selalu dibohongi. Seorang wanita mungkin mudah mempercayai orang yang dicintainya tetapi jika sekali dibohongi akan sulit membuatnya percaya lagi dan yang tertinggal hanya rasa curiga.Itu lah yang dirasakan Keira. Dia mengernyitkan dahinya saat mendengar perkataan Ettan, berbagai pertanyaan ada dalam pikirannya. Dia bingung siapa ini yang tidak mengatakan hal yang sebenarnya? Apakah Dean yang berbohong atau malah Ettan yang bohong? Dan kalau Ettan tidak mencurahkan hati alias curhat ke Dean lalu suaminya tahu dari mana kalau Vio dan Ettan sudah putus? Ettan menatap wajah Keira yang mendadak berubah. Dia merasa ada sesuatu yang salah. Kenapa Keira bertanya seperti itu padanya? Dari mana Dean tahu kalau dia dan Vio telah putus. Seharusnya Keira lah yang lebih tahu hal tersebut karena wanita yang ada di depannya merupakan sahabat Vio.“Kenapa Kei?” tanya Ett
Keira sangat marah dan kecewa pada Dean. Menurutnya Dean tega mengkhianati pernikahan mereka dan pada Vio juga dia tak pernah menyangka kalau begitu tega berselingkuh dengan Dean. Air mata yang dari tadi ditahannya akhirnya tak terbendung lagi, dia menangis merasakan sakit di hati juga perutnya.“Aku harus kuat, aku harus kuat. Aku tidak boleh lemah. Masa cuman karena seorang pria seperti Dean, aku kalah,” ucap Keira memberi semangat pada dirinya sendiri.Keira memutuskan untuk segera ke apotek walau harus menahan nyeri yang hebat di lambungnya. Dengan memegang perutnya dia mengendarai mobilnya secara perlahan melewati gelapnya malam dengan perasaan yang juga terasa sakit.Tak lama dia pun tiba di apotik dengan wajah pucat.“Mbak obat asam lambung merk Ul****x,” ujar Keira sambil menahan nyeri.“Ini mbak,” ucap apoteker memberikan obatnya pada Keira.Keira memberikan uang lalu berjalan dengan perlahan ke luar
Seorang pria duduk di depan jendela rumahnya. Asap rokok mengebul dihembuskannya membuat udara disekitarnya menjadi semakin berasap. Hanya suara helaan napas yang terdengar di kesunyian malam.“Aku harus bagaimana dengan Keira? Kenapa dia begitu egois.” Dean berkata tanpa semangat.Perasaan Dean begitu kecewa pada Keira. Betapa mudahnya wanita yang dinikahinya mengatakan cerai padahal dia sudah memberikan semua kesetiaan juga cintanya pada Keira.“Aku ga menyangka Keira sama saja seperti Mama,” ucap Dean.“Apa dia juga akan berselingkuh kayak Mama dulu, meninggalkan suaminya demi pria lain?”Dean teringat tentang masa lalunya saat Rosy, Mamanya meninggalkannya dan Rudi demi pria lain. Perkataan Keira yang meminta cerai sudah sangat menyinggungnya.“Aku harus kembali ke Jakarta untuk menjelaskan semua masalah yang sebenarnya pada Keira,” ucap Dean.Dean menghubungi sekretarisnya untuk melihat
Keira mengerjapkan matanya dengan perlahan membuka matanya. Dia menatap keadaan di sekitarnya yang berwarna putih seperti berada di sebuah kamar di rumah sakit. Kepalanya terasa berat dan juga perutnya yang masih nyeri walau tidak sama seperti sebelumnya. “Aduuh, aaarg.” Keira mengerang sambil memegangi perutnya.Suara erangan Keira terdengar oleh Ettan yang berada di sofa tepat di depan tempat tidur Keira.“Kei, kamu sudah bangun,” ucap Ettan sambil berjalan mendekati ranjang rumah sakit.“Ettan? Kamu di mana?” tanya Keira bingung.“Kamu kok malah menanyakan aku di mana. Kamu baik-baik saja Kei?”Keira kebingungan sendiri kenapa dia malah bertanya seperti itu. Entahlah pikirannya sendiri tercampur aduk mana kepalanya terasa berat dan perutnya masih nyeri.“Eeh, iya ya seharusnya aku yang bertanya. Sekarang aku di mana?” tanya Keira sambil tersenyum tipis.“Nah begitu dong.”“L
Dean sudah tidak sabar menunggu kabar dari Yudika. Sudah 3 jam dia menatap ponselnya berharap adik iparnya segera memberikannya kabar, entah itu kabar baik ataupun buruk. Baginya Keira merupakan hal yang terpenting untuk saat ini walau ada keraguan dalam hatinya dengan kesetiaan Keira.Dia pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi Yudika dari pada harus menunggu dengan tak pasti.“Hallo Kak,” ujar Yudika.“Di mana kamu? Aku sudah menunggu kabarmu ini selama 3 jam,” ucap Dean kesal.“Maaf Kak bukannya tidak mau menghubungi, aku masih di depan rumah Kak Dean, tapi ga ada orang Kak di rumah.”“Masa ga orang sih. Kamu sudah pencet-pencet itu bel rumah.”“Sudah Kak tapi ga ada yang keluar.”“Panjat pagar lihat dari jendela.”“Aku ga berani Kak nanti dikiranya aku maling.”“Aku yang suruh, aku yang punya rumah. Kamu kan adik ipar Keira jadi bukan maling.”“Tapi Kak, aku —”“Aku apa