Pagi ini terasa berbeda. Keira dan Dean tidur di tempat tidur yang sama walau ada pembatas guling di antara mereka berdua.“Syukurlah laki-laki ini tidak melewati batasannya,” ucap Keira.Keira sengaja bangun lebih pagi karena mau mengantarkan Rosanna ke pasar. Mama nya tidak suka membeli makan di restoran, tapi lebih suka masak sendiri.“Baru Mama mau banguni kamu,” ucap Rosanna yang sudah menunggu Keira di bawah.“Aku sudah bangun Ma.”“Sudah mandi?”“Nanti aja setelah dari pasar, aku cukup cuci muka, sikat gigi pakai krim pagi. Beres deh.”“Yaa ampun kamu memang benar-benar anak yang super jorok.”“Udahlah Ma jangan ngomel-ngomel terus. Nanti keburu kesiangan.”Keira menggunakan mobil Dean mengantarkan Rosanna kepasar. Dia juga sudah lama tidak ke pasar. Pasar dulu merupakan tempat favoritnya saat pergi berbelanja dengan Rosanna. Banyak sekali penjual makanan di sana dan dia sangat suka dengan tawar menawar.Sambil menyetir Keira melirik di jok belakang mobil. Ada sebuah kotak yang
Rasanya begitu berat meninggal orang yang dicintai, tapi sekaligus orang yang menorehkan luka. Terkadang tidak semua orang mengerti hal tersebut. Hanya yang pernah merasakan luka yang mendalam mengerti apa yang dirasakan.Keira menghela napasnya duduk di pinggir kolam renang dengan perasaan yang tidak menentu. Dia ingin sekali semua masalahnya selesai, terlalu lelah dia dengan semuanya.Kris melihat Keira duduk sendirian. Dia ingin membuat Keira tidak melakukan hal yang bodoh lagi. Dia pun mendekati Keira yang sedang duduk sendirian.“Lagi ngapain Kei? Kok melamun aja?” tanya Kris.“Lagi duduk aja di sini. Males di dalam,” jawab Keira santai.“Ooh di dalam ada Dean yaa. Akrab yaa Om dan Tante sama Dean. Memang menantu idaman.” Kris melirik Dean yang sedang membantu Rosanna dan Arman di dapur.“Iya. Dean selalu bisa mengambil hati orang tua ku.” Keira tersenyum tipis.“Kamu tau ga kalau Dean sangat mencintaimu, Kei?”Keira hanya diam. Dia malas menjawab pertanyaan Kris karena dia tahu
Cemburu merupakan tanda kalau masih ada rasa cinta di dalam hati. Rasa takut kehilangan akan membuat suatu hubungan yang tadinya tidak berarti menjadi lebih bermakna.Keira sangat kesal mendengar dari Kris kalau ada wanita lain yang mendekati Dean. Apalagi wanita tersebut lebih darinya.“Kayak apa sih dia? Siapa namanya?” tanya Keira penasaran.“Cantik banget lah Kei. Kamu tanya namanya?” tanya Kris yang masih bersemangat.“Iya siapa namanya?”“Namanya Vanessa.”“Ooh namanya Panessa. Aku ga yakin si Panessa itu secantik yang kamu bilang Kris.”“Namanya Vanessa, bukan Panessa, Keira.”“Akh, peduli setan dia Vanessa kek, Panessa kek, Vanili, Panili. Aku ga percaya kalau itu perempuan nyaris sempurna.”“Iih bukan nyaris sempurna lagi, tapi malah mirip boneka barbie hidup loh.”Keira semakin panas membara mendengar Kris yang terus menerus memuji Vanessa.“Ada fotonya? Aku mau lihat.”“Tentu saja ada dong, Kei.”“Mana aku mau lihat.”“Yakin mau lihat nih. Jangan minder loh. Si Vanessa itu
Dean berjalan perlahan menaiki anak tangga satu persatu. Merasa ragu untuk menuju ke kamarnya. Akankah Keira bisa merasakan perasaannya?Akankah Keira mengerti kalau dia hanya ingin bersama wanita yang dicintainya?Akhirnya Dean tiba juga di depan pintu kamar. Entah mengapa jarak yang begitu dekat menjadi terasa jauh. Dengan menghela napasnya dengan berat, menghembuskan napasnya berkali-kali.“Masuk ga yaa,” ucapnya ragu.“Tapi kalau ga masuk nanti Keira makin cemburu lagi. Aduuh si Kris ini, coba ga aneh-aneh pasti ga akan begini. Aku harus berpura-pura ga tau apapun ajalah.”Secara perlahan Dean membuka pintu. Terlihat Keira yang berada di atas tempat tidur dengan memunggungi arah pintu masuk. Ini masih siang, dia ragu apakah Keira tidur atau hanya pura-pura tidur.“Kei,” panggil Dean dengan suara lembut.Setelah menunggu beberapa waktu dan tidak ada sahutan dari Keira. Dia pun mendekati istrinya. Ingin sekali memeluk Keira dari belakang. Punggung istrinya terlihat kesepian.Dean me
Sebuah hubungan tanpa didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang hanya akan berakhir sia-sia. Tidak akan pernah sempurna bila suatu pernikahan tanpa ada pertengkaran lalu berbaikan dan melakukan hubungan intim sebagai salah satu tindakan saling memperbaiki hubungan emosional antara suami dan istri.Keira tersenyum menatap Dean. Dia mengerti maksud dan tujuan dari tatapan suaminya yang sudah bernapsu. Dia tahu kalau Dean pasti menginginkan lebih dari ini seperti dirinya. Bagian intinya juga sudah basah saat suaminya menghisap ujung buah dadanya penuh gairah.Dean mencium bibir Keira. Saling melumat dan memberikan kenikmatan. Keira menyentuh benda pusaka suaminya dari luar celana. Meraba adik kecil suaminya yang telah menegang.Dean merasa sudah sangat terangsang. Apalagi saat Keira meraba adik kecilnya. Sudah tak tahan lagi dia ingin naik turun di lembah-lembah kenikmatan. Dia melepaskan tautan bibir mereka.“Sayang kalau mau sentuh jangan dari luar.” Dean menarik tangan Keira masuk ke
Kebahagiaan terlihat dari wajah Dean dan Keira. Saat makan malam bersama mereka saling memberikan perhatian. “Sayang ini dimakan. Kamu ‘kan belum makan sore,” ucap Dean memberikan ayam goreng di piring Keira.“Sudah cukup Sayang. Ini kebanyakan,” sergah Keira.“Loh makin banyak kamu makan akan semakin membuatmu cepat pulih.”“Ini sih namanya kamu ingin membuat aku jadi gentong Sayang.”“Mau kamu gentong, tower air, bak mandi, aku akan selalu menerima kamu apa adanya.”“Apa adanya atau ada apanya, nih?”“Mau yang apa adanya dan ada apanya kayaknya lebih cocok.”“Sekalian borongan dong.”“Iya Sayang. Kalau bisa dipermudah kenapa harus dipersulit.”Dean mengambilkan Keira nasi putih dan ditaruh piring istrinya. Keira tidak bisa protes lagi, mau bagaimana lagi tidak ada pilihan lagi. Apa lagi saat ini ada Ayah dan Ibunya. Kalau dia membantah omongan Dean bisa-bisa dia sengsara dan kena omelan tak henti-hentinya.“Mau aku suapin Sayang?” tanya Dean dengan serius.“Aku bukan anak kecil lag
Di saat Keira sibuk dengan pemikirannya sendiri. Dean masuk ke dalam kamar. Tersenyum menatap Keira yang sedang melamun. Aduh… aduh si Keira kok malah melamun gitu sih, apa lagi tuh wajahnya cemberut gitu. Apa jangan - jangan ada masalah lagi nih. Gimana kalau ada masalah lagi yaa. Dean berkata dalam hatinya dengan khawatir, dia takut istrinya akan kembali marah dan meninggalkannya.Dengan perlahan Dean pun mendekati Keira. Walau dia sudah mendekati istrinya, tapi Keira tetap tidak menyadari kehadirannya.“Keira, kamu kenapa Sayang?” tanya Dean penasaran.“Yaa Tuhan, Dean. Kamu ini membuatku kaget aja sih, Sayang.” Keira terkejut sambil mengelus dadanya.“Eh, maaf yaa Sayang. Aku ga bermaksud kayak gitu.”“Untung aja jantungku ga keluar dari tempatnya.”“Tenang aja Sayang kalau keluar nanti aku tangkap.”Keira tertawa mendengar perkataan Dean. Dia menatap Dean dengan serius.“Kamu kenapa kok lihat aku kaya gitu?” tanya Dean.“Hmm, aku mau ngomong sesuatu sama kamu,” ucap Keira dengan
Suara helaan napas seorang pria terdengar berat. Membuang napasnya dengan kesal dan lelah, lalu menutupkan matanya. Dia hanya ingin lebih lama di Indonesia, tapi keadaan tidak memungkinkan lagi.Dean terus menerus menghela napas sambil menatap layar ponselnya. Laura, sekretarisnya sudah menghubunginya agar segera kembali ke Miami. Sudah banyak pekerjaan yang menunggunya, sedangkan permasalahan Etan belum juga ada titik terang.Nampan berisi roti bakar coklat keju dan kopi susu berada di tangan Keira. Sambil bersenandung dia membawakan sarapan pagi untuk suami tercintanya. Tapi, ada sesuatu yang berbeda. Wajah Dean tampak cemberut.“Dean kenapa ya?” gumam Keira menatap Dean penasaran.Keira mendekati suaminya. “Sayang, sarapan dulu,” ucapnya dengan semangat.Raut wajah Dean yang tadinya cemberut langsung berubah saat mendengar suara Keira. Dia tidak ingin istrinya mengetahui tentang kebimbangannya sendiri.“Kamu kenapa kok wajahnya cemberut tadi?” tanya Keira dengan penasaran.“Aku har