Kebahagiaan menanti buah hati bagi Bayu dan Eliana harus ternodai dengan munculnya Miranda yang memang masih mencintai Bayu dan memiliki misi tersendiri. Malam ini, Bayu memang lembur karena esok hari akan melakukan baby moon bersama istrinya. Mumpung usia kandungan baru menginjak enam bulan. Mereka tidak jauh-jauh mengadakan acara baby moon hanya ke pulau Lombok saja. pulau yang selalu diinginkan oleh Eliana untuk dikunjungi, walau sudah beberapa kali ke sana.
Sore ini, Miranda datang ke kantor Bayu. Dia ingin meminta tanda tangan. Tiba-tiba Bayu ke belakang ingin buang air. Di situlah Eliana beraksi. Dia memberikan obat pada Bayu agar tertidur. Sedangkan Miranda bisa beraksi. Bayu tidak mengatakan apa pun dia segera menandatangani berkasnya, kemudian mengenbalikan. Miranda akan bangkit, tapi melihat Bayu mengangkat gelasnya dan meminumnya. “Ngapain masih di sini? Silakan keluar!” Bayu mengusir Miranda.
“Baik, Pak. M
Eliana mendelik melihat nomor tak dikenal memberikan vidio syur suaminya. “Mama! Mama, tolong,” jerit Elaina. Mamanya langsung berlari mendekati Eliana yang histeris. Papanya, Papa Agung juga lari menuju kamar sang putri.“Eliana, ada apa? Makanya jangan tidur sore, jadinya mimpi buruk ‘kan?” Mamanya Eliana memeluk sang anak.“Ini bukan mimpi, Ma.” Agung memeinta ponsel Eliana yang masih dipegangnya.pasti ada sesuatu di ponsel itu.“Ya Allah!” pekik Agung.“Ada apa, Pa?” Agung menggeleng.“Tenangkan Eliana dulu. Papa akan ceritakan nanti.” Agung keluar dari kamar putrrinya. Terlihat wajahnya tidak percaya. Agung menarik napas sangat dalam agar perasaannya tenang. Bayu pengusaha sukses, dia pasti banyak musuh. Agung segera pamit istrinya pergi.“Mau ke mana, Pa? Mama hadapi Eli
Agung membawa Bayu ke rumah. Eliana sudah sangat marah. Dia sampai memukul-mukul Bayu. Karena obat tidur yang diberikan oleh Miranda sangat banyak, Bayu tidak juga bangun. “Sudah, Eli. Sudah! Bayu tidak ebrsalah. Dia korban. Tolong, Nak. Kita selesaikan masalah ini baik-baik. Kamu akan kehilangan suamimu kalau begitu. Papa mohon.” Eliana luruh ke kursi sambil memegangi perutnya.“Eliana, papa sudah melihat rekaman CCTV, lihatlah.” Eliana mengusap air matanya. Dia melihat setiap gerak-gerik dalam CCTV tersebut. Rasanya sangat sakit, melihat adegan tadi. Tapi Eliana berubah pikiran ketika melihat adegan yang sebenarnya. Tapi dia tetap kesal sama Bayu. Dari awal sudah dikatakan bahwa Miranda itu hanya pura-pura tapi tidak percaya. Dia kesel banget sama Bayu. Biarlkan, nanti dia kerjain saja.Eliana mengganti Baju sang suami dibantu oleh papanya. Dia sambil ngedumel sendiri karena suaminya tidak mau diberi tahu. &ld
“Sayang, kok cemberut mulu dari tadi? Bisa meminta tolong ikatin dasi nggak?” Bayu sampai meminta. Biasanya, dengan manja Eliana sudah siap mengikatkan dasi. “Jangan cemberut macam itu, nanti cantiknya ilang lho.” Bayu mencoba merayu sang istri.“Oh, gitu? Pantesan aja hepi-hepi dengan mantan. Aku baru tahu kamu mempertahankan dia karena masih kesengsem sama dia ;kan?” Bayu tidak baru ngeh arti kemarahan Eliana.“Sayang, kok jadi ngelantur? Ya mana mungkinlah? Aku hanya kasihan, lagi pula dia udah ngasih tahu banyak banget informasi tentang Stefan dan kecurangannya.” Eliana tertawa mengejek.“Sungguh polos kamu, Mas.” Eliana langsung meraih ponselnya dengan kasar. “Lihat baik-baik! ini yang kamu inginkan, Mas? Hah? Jawab aku!” Bayu melihat vidio itu. dia tidak percaya dan berulang kali melihat ke arah vidio dan Eliana secara bergantian.
Eliana meminta sang suami untuk diantar pergi ke mal. Dia akan membeli perlengkapan bayi. Sebagai suami yang baik, sudah tentu Bayu menurutinya. Mereka mulai menyusuri mal itu. bayu padahal sudah memakai kaca mat dan topi.tapi ternyata masih saja pada mengenali. “Wow, Bang Bayu, ya? Kok nggak pernah narik lagi?padahal pelanggan dan viewernya sangat banyak. Mengapa bagai ditelan bumi.” Seorang wanita menghentikannya.“Mungkin kebetulan aja, Mbak. Maaf, Mbake salah orang.” Bayu mencoba menghindar dari wanita itu. Namun sia-sia. Wanita itu kekeh pada pendiriannya.“Aku tidak mungkin salah, Mas. Aku tahu itu kamu. Aku berlangganan ‘kan udah lama?” kata yang satunya lagi.“Maaf, ya? Saya harus menemani istri saya. Sayang ....” Bayu berlari mengejar Eliana.“Terus aja begitu? Kesenengen kalau banyak yang ngejar.” Bayu menggeleng.&nbs
Sebelum tepuk gemuruh menghilang, Bayu mengajak istrinya turun panggung. Mereka tidak jadi belanja. Bayu malah mengajak sang istri ke pantai. Suara debur ombak selalu menenangkan mereka. Karena debur ombak pantai yang menyatukan mereka dulu. “Sayang, jangan pernah ragu sama cintaku. Walau diakui kita dijodohkan, aku mencintaimu sangat dalam Eliana.” Bayu memeluk pinggang sang istri posesif.“Tapi aku cemburu, kamu selalu baik pada banyak wanita. Kau anggap aku apa?” Eliana tiba-tiba menangis tersedu. Bayu melepaskan pelukannya kemudian meraih pipi sang istri.“Hai, Cinta. Kok malah nangis? Aku tahu, itu artinya kamu pinter milih suami. Karena aku digemari. Hahaha, enggak bercanda. Sayang, kita tidak bisa menyuruh orang untuk berhenti menyukai atau mulai menyukai. Yang pasti, ini bukan pertama kalinya orang lain mengerumini kita. Sayang, sekali lagi Mas tegaskan. Aku hanya mencintaimu. Ini buktinya. Jadi, stop ma
Bayu mengajak istrinya pulang setelah perhelatan panas semalam. Mereka sudah berdamai. Kurang dari dua kali dua puluh empat jam, Stefan dan Miranda sudah di tangkap. Kali ini tidak ada ampun kepada mereka. Setelah ngedrop istrinya pulang, dengan seluruh emosi Bayu mendatangi penjara.“Pak Bayu, silakan. Buruan telah tertangkap,” ucap Wisnu sebagai kepala humas di kepolisian tersebut.“Stefan, kau sungguh menyedihkan! Rasa irimu membuatmu teraniaya begini. Salah apa aku sama kamu, hah? Sehingga kamu berkali-kali ingin mencelakakanku?” Di depan penjara itu Bayu meluapkan emosinya.“Salah apa? Salahmu adalah anaknya ibumu. Kamu tahu, ayahku tergila-gila pada ibumu hingga mengabaikan mama sampai meninggal,” rutuk Stefan.“Salahkah ibu kalau papamu mencintainya? Tapi nyatanya ibu nggak ernah meladeni. Lalu apa salahnya? Kamu terlalu picik, Stefan. Kita tidak perna
Bayu menyetir mobil dengan sedikit melambat. Hatinya sangat kacau sekarang. Perasaannya berantakan tidak karuan. Setefan adalah sahabat yang paling dicintainya. Tapi menjadi begini. Hati Bayu terasa porak-poranda. Dia ingin mengalah dengan Stefan dan membiarkan dia berkeliaran tanpa hukuman. Tapi rupanya Stefan tidak mengerti. Dia malah membahayakan Eliana. Sungguh sebuah kebingungan yang tidak bisa dipilihnya. Suara dering ponsel membuatnya kembali ke “Sayang, kamu di mana?” Eliana meneleponnya.“Di jalan, Cinta. Sebentar lagi Mas pulang.” Eliana memutuskan sambungannya setelah mengetahui suaminya mau pulang. Bayu sedikit mempercepat laju kendaraannya. Istrinya selalu bisa membuatnya tenang. Lelaki itu akhirnya masuk ke garasi rumahnya. Setelah mematikan mesin kendaraanya, Bayu masuk ke rumah. Terlihat Irwan dan Nilam sedang bercengkrama dengan Agung dan juga istrinya.“Bayu, dari ma
Sidang pertama Stefan dan Miranda digelar. Bayu dan keluarga datang. Sesungguhnya Bayu tidak tega melihat Stefan dalam keadaan begitu. Seperti apa pun jahatnya Stefan, dia adalah tangan dewa yang pernah menyelamatkannya. “Stefan,” panggil Bayu ketika Stefan keluar dari kursi pesakitan.“Kenapa? Mau menertawakan aku? Aku mungkin hanya seorang pecundang, tapi aku bukan seorang yang menusuk sahabat dari belakang.” Stefan berlalu saja. Eliana menepuk pundah Bayu agar lebih tenang. Demikian juga dengan Agung.“Papa mengerti sakitnya kamu, Bay. Tapi bagaimana pun kamu berusaha, tetap saja dia akan salah paham. Biarkan waktu yang akan membawa kesalah pahaman ini menjadi berarah ke mana.” Lelaki yang berambut mulai memutih itu mengajak Bayu untuk pulang. Ke kantor juga percuma karena memang sudah tidak mood lagi. Di kantor ada sekretaris yang menghendle semua pekerjaan. Biarlah mengabari jika ada perlu.