“Kita akan diskusikan itu nanti. Kita harus meneliti kasus ini. Rapat selesai, kembali ke pekerjaan kalian.” Davin memijit pelipis setelah semua pegawai keluar. Kakiku melangkah mendekatinya. Aku tahu betapa pusingnya ia. Memberi sedikit pijitan mungkin akan membantunya. Tanganku pelan berada di pelipis, mulai memberikan pijitan.
***Meyyis***
POV DAVIN
Masalah selisih data ini membuatku sedikit pusing. Elsa juga ikut membantu mengatasinya. Kepercayaan klien itu yang sangat penting. Hari ini, ia datang ke kantorku untuk membantu membujuk beberapa klien agar tetap percaya pada produk dan menejemen kami.
“Coba catatannya, selain yang sudah kuhubingi mana saja yang aku kenal. Vin, yang aku hubungi tadi tidak masalah,” tutur Elsa.
“Terima kasih, kayaknya kita harus makan malam terlebih dahulu. Sayang, tolong beli makanan. Nyuruh OB saja,” perintahku pada Shasha.
“Tidak perlu, aku sudah membawa.” Kam
“Lalu?” tanya Arya.“Aku sudah bilang, wanita itu memiliki sisi baik yang tidak disangka. Elsa hanya datang memabntuku. Mungkin, takut aku jatuh miskin akan membahayakan adiknya.” Lagi-lagi kelakarku itu kami sambut dengan tertawa.***Meyyis***POV SHASHAMasalah selisih data ini membuat kami harus lembur. Elsa juga ikut membantu mengatasinya. Kepercayaan klien itu yang sangat penting. Hari ini, ia datang ke kantor untuk membantu membujuk beberapa klien agar tetap percaya pada produk dan menejemen kami.“Coba catatannya, selain yang sudah kuhubingi mana saja yang aku kenal. Vin, yang aku hubungi tadi tidak masalah,” tutur Elsa. Aku memberikan beberapa lembar kertas yang diminta oleh Elsa.“Terima kasih, kayaknya kita harus makan malam terlebih dahulu. Sayang, tolong beli makanan. Nyuruh OB saja,” perintah Davin padaku yang tentu saja kuangguki.“Tidak perlu, aku sudah membawa.&rdqu
“Ih, kenapa kita pergi, sih?” tanyaku. Sumpah, penasaran banget apakah mereka akan berdebat atau bahkan malu-malu saat duduk berdua.“Beri ruang pada mereka untuk berbaikan. Kenapa tiba-tiba kamu tidak pengertian pada kakakmu, sih?” Aku mencibikkan bibir, disambut ciuman oleh Davin. Selalu saja mencari celah.***Meyyis***POV AUTHOR“Kamu ada di sini?” tanya Arya.“Iya, aku bantuin adikku. Kamu sendiri?” Elsa menggeser duduknya, mengambil udang balut tepung yang sudah disediakan oleh Arya. Padahal, lelaki itu tidak tahu jika hari ini Elsa akan datang.“Aku dua hari ini menjadi tim pengacaranya.” Arya mengambil sayuran yang berada di depan Elsa, sehingga keduanya memegang sendok yang sama.“Kamu dulu,” ucap Arya.“Baiklah.” Elsa menyendok sayuran tersebut, sekaligus memberikan kepada Arya. Lelaki itu tersenyum, mengucapkan terima kasih.&l
“Baiklah jika rencanamu begitu. Hanya saja, perlukah kita mengundang orang luar juga untuk pemasangannya?” Arya mengangguk-anggukan kepala.“Tentu saja. Jika orang dalam, akan langsung ketahuan.” Davin mengerti. Lelaki itu langsung menelepon asistennya untuk mencari tukang CCTV. ***Meyyis***POV AUTHORElsa bermaksud memberikan kejutan dengan Arya. Wanita itu akan datang ke kantor lelaki tersebut selepas bekerja. Elsa tersenyum, menantikan pertemuannya pada Sabtu ini. Untuk mamanya, wanita itu menjadwalkan Minggu, karena Davin dan Sahsha juga akan ikut.Elsa datang sudah dengan dandanan yang semestinya. Dres navy dengan kerutan di bagian perut, sehingga menambah ramping pinggangnya yang sudah seksi. Elsa melangkah pasti ke dalam firma hukum tempat Arya bernaung.Sedangkan Arya sendiri sedang menyelesaikan beberapa berkas yang harus selesai hari ini, karena merencanakan akan makan malam dengan Elsa. “Nadia
“Baiklah, nanti aku cari cara. Sebaiknya, sekarang kamu tenang dulu, biar Elsa juga tenang.” Arya mengangguk, walau kenyataannya Davin tidak akan melihat anggukannya tersebut. Lelaki itu memilih lembur dan menyelesaikan pekerjaannya, sebelum besok sibuk mengejar Elsa.***Meyyis***POV SHASHAAku sedang sibuk di samping Davin ketika bunyi telepon berdering. Awalnya, tidak menggubris, karena paling hanya klien atau urusan pekerjaan.“Ada apa?” tanya Davin.“Gagal total.” Davin mengerutkan kening karena kemungkinan kebingungan. BUkan hanya Davin, aku juga spot jantung mendengar Arya mengatakan gagal total. Mungkinkah jika kasus itu tidak bisa dimenangkan?“Ngomong yang jelas. Maksudmu aku tidak akan pernah menang? Lakukan apa pun, agar masalah ini cepat selesai.” Davin sepertinya sudah naik pitam. Lelaki itu terlihat gelisah.Aku menjadi ingin tahu yang lebih detail, sambil bekerja te
Kakiku melangkah lewat zebra cross, menemui Elsa yang sepertinya sedang merenung. Dari cerita Davin, saat ini pasti kakakku itu sedang bersedih. Aku harus menghiburnya, paling tidak membuat sedikit perasaannya lebih baik.***Meyyis***POV SHASHA“Kamu sendirian di sini?” tanyaku pada Elsa yang kali ini sedang termenung mengaduk kopinya.“Eh, kamu sudah selesai? Aku ….” Aku mengacungkan tangan ke atas untuk memanggil pelayan. Seorang wanita datang dengan mengenakan baju khas pelayan restoran. Wanita itu menghampiri memberikan buku menu.“Americano saja.” Wanita itu sopan mengangguk dan membacakan pesananku kembali. Setelahnya, pergi meninggalkanku dan Elsa.“Ada apa?” Aku pura-pura saja tidak tahu.“Kamu tahu, ternyata Arya tidak sebaik pikiranku. Bagaimana bisa aku bodoh. Ternyata ia sudah memiliki orang lain. Lalu … kenapa ia mengajakku makan malam?” Elsa menye
“Baiklah, nanti aku cari cara. Sebaiknya, sekarang kamu tenang dulu, biar Elsa juga tenang.” Davin meletakkan kembali ponselnya.“Jadi begitu ceritanya. Kamu mau memaafkan Arya? Jangan sampai menyesal.” Elsa terlihat bingung sekarang.***Meyyis***POV SHASHA“Aku tidak tahu. Merasa sangat marah sehingga ingin lari sejauh-jauhnya ketika Arya bersama wanita lain. Hatiku, hatiku merasa sangat sakit. Pasti seperti itu yang dirasakan oleh Mama Sabrina dan Mama Rara waktu itu.” Elsa menunduk. Aku tahu banget perasaannya, karena aku pun pernah tidak bisa menyentuh Davin saat mencintainya.“Kak, simple sebenarnya. Arya tidak mencintai asistennya. Arya bisa memindahkan Nadia ke divisi lain jika kamu tidak percaya. Ia tidak sengaja melakukannya. Sebenarnya juga bukan selingkuh kalau aku bilang. Hanya kesalahpahaman saja. Jangan di sini sendirian. Mampir saja ke kantor, yuk.” Elsa bangkit, ba
“Jiah … seperti lihat drakor saja. Sepertinya memang efektif.” Aku berpendapat. Davin menyentuh daguku, aku tahu yang dipikirkannya, sehingga tanganku ini menepuk tangannya agar tidak macam-macam.“Kenapa?” tanyanya mendapatkan penolakanku.“Ini scanenya Elsa dan Arya, mengapa ikut-ikutan?” Davin tertawa mendengar perkataanku.***Meyyis***POV AUTHOR.Sepertinya cinta yang lama terpendam anara Elsa dan Arya kembali tercipta. Percikan api itu sudah mulai menguasai mereka. Keduanya kini pulang bersama, sebagai tanda bahwa mereka saling kembali memadu kasih. “Kenapa memandangku begitu?” tanya Elsa malu-malu.“Ternyata kamu masih secantik yang dulu. Aku … ck, sepertinya memang gagal move on.” Elsa tersenyum menyembunyikan wajahnya.“Malam ini, mau menginap di rumahku?” tanya Arya.“Tapi ….” Arya tersenyum melihat Elsa yang gugup
“Apaan, sih?” Elsa semakin memerah karena merasa malu. Arya melepaskan jasnya, menggantung ke gantungan baju.Lelaki itu melapaskan kemejanya juga, sehingga dadanya yang kekar terlihat. Elsa kembang kempis menyaksikan dada sang kekasih yang … ah, bikin gagal fokus.***Meyyis***POV AUTHOR“Apa? Kamu tidak mau tidur di sini?” Arya merebahkan diri dan menepuk dadanya.“Apaan, sih? Sudah mandi dulu. Aku juga mau mandi.” Elsa meutup layar ponselnya.“Boleh mandi bersama?” Arya menggoda Elsa.“Apa? Jangan semabrangan bicara.” Elsa masih saja malu-malu. Wanita itu membuang tasnya ke ranjang.“Aku menebak, ruangan itu pasti berantakan. Tidak masalah, kita bisa membereskan bersama.” Arya mulai melepaskan celananya, untuk pergi ke kamar mandi. Lelaki itu tinggal menenakan boxer saja.“Aku tutup!” Elsa menjaga kewarasannya, wanita itu menutup panggilanya, memegang dadanya.“Bagaimana bisa Arya melakukan itu. Ih, apakah dengan semua wanita begitu? Bahkan ia tidak mau hanya dengan mengenakan box