Share

71. Tamu Tak Diundang

Bel tanda pulang sudah berbunyi sekitar dua menit yang lalu. Aku menoleh ke samping mendapati Hana yang tampak lesu dan letih. Matanya juga agak sembab. Dia banyak menangis karena kejadian tadi. Dia juga tampak berbeda dari Hana yang biasanya kukenal.

Aku melirik loker Hana. Apakah dia belum membuka loker? Jika sudah seharusnya dia tak lagi murung.

“Begini…” Aku memberanikan diri untuk bertanya.

Hana menoleh menunggu kelanjutan dari kalimatku. “Begini.. kita berangkat sekarang?”

“Oh maaf,” Hana melupakan janji kami untuk sesaat. “Maaf, sepertinya kita pergi lain kali saja, hari ini aku sangat lelah.” Aku menyeringai memaksakan seulas senyum.

Tidak ada lagi wajah polos Hana yang terpancar pada raut mukanya. Hanya murung dan juga suram yang terlihat. Baiklah aku tak akan memaksa. Café di depan itu tidak akan tiba-tiba tutup esok hari bukan? Sehingga janji kami tak akan pernah terwujud?

“Baiklah, kalau begitu.” Aku b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status