Bagus yang mengemudikan mobilnya berheti dari pintu samping rumah kediaman mereka, Alena dan Dewa Muara langsung turun dari mobil sementara Bagus langsung memasukkan mobil ke garasi.
Setelah duduk di ruang tamu cukup lama Dewa Muara ataupun Alena terdiam tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun.
Suasana diam seperti itu di pecahkan oleh suara bagus yang datang membawa gelas kopi buat mereka.
"Sebaiknya minum kopi dulu biar tidak terlalu tegang," Bagus yang baru datang langsung berkata sambil meletakkan gelas kopi di atas meja.
"Dewa Muara siapa sebenarnya Raja Kegelapan, kenapa aku di tinjukkan gambaran seperti itu ketika menyentuh batu yang ada di mahkota tadi" tanya Alena setelah menghirup berapa kali kopi di gelasnya.
"Sebenarnya kami berlima termasuk ayahmu dan pamanmu dahulu merupakan lima sekawan yang menjadi andalan para dewa di medan perang, sampai suatu ketika ketika
Mata Alena terbelalak melihat apa yang ada di depannya perutnya tiba-tiba merasa mual melihat apa yang ada di depannya.Di sana dia melihat lantai sebuah bangunan yang digenangi darah sangat banyak di antara darah itu dia melihat satu sosok tubuh wanita yang bermandikan darah dengan pisau di tangan.Rambut wanita itu panjang awut-awutan tiba-tiba sosok wanita yang dilihatnya menoleh kepadanya dengan rambut yang menutupi muka orang itu sehingga Alena tidak bisa melihat jelas muka orang itu.Bersama dengan sosok yang melihatnya itu Alena merasakan badannya tersentak kebelakang kemudian badannya terhuyung-huyung."Kakak ada non?" tanya Bagus kaget."Tidak apa-apa aku merasakan kepalaku tiba-tiba pusing," jawab Alena kepada Bagus."Kalau begitu kita pulang saja," Bagus dengan cepat berkata.Alena tidak menjawab dia hanya melihat Riki dan Amor
Alena terburu-buru menarik kepalanya begitu benda yang di lempar hampir mengenai kepalanya.Melihat kejadian itu Anwar Cokro langsung mendahului masuk kamar ketika anaknya sudah merasa tenang baru Anwar Cokro memanggil Alena dan Amor.Di dalam kamar Alena melihat anak Anwar Cokro gemetar ketakutan sementara di dekat pintu terdapat vas bunga yang tadi di lempar hancur berantakan.Dengan hati-hati dipegangnya kepala anak Anwar Cokro kemudian dia kirim energi gaib yang menenangkan anak itu.Begitu juga dengan anak Anwar Cokro yang lain kondisinya sama dengan Anwar Cokro yang tadi.Setelah mendapatkan kiriman energi gaib dari Alena kedua anak Anwar Cokro menjadi tenang kembali perlahan-lahan mereka kembali normal.Setelah itu Alena melihat lukisan yang di pajang di ruang tamu oleh Anwar Cokro setelah cukup lama memandang lukisan itu Alena membisikan sesuatu ke ku
Ledakan yang sangat keras terjadi di atas rumah membuat rumah Anwar Cokro tempat mereka berada berguncang sangat keras.Guncangan itu menyebabkan rumah tempat mereka berada seperti dilanda gempa besar beberapa benda yang ada di dalam rumah terjatuh dari tempatnya.Setelah guncangan itu berhenti sama sekali Alena tersenyum dia mengipas badannya yang terkena debu bekas pecahan berapa barang.Lain dengan Alena makhluk yang terikat dengan tali cahaya nampak ketakutan ketika mendengar suara ledakan keras yang terjadi.Sementara Bagus yang jatuh terbanting ketika terjadi guncangan menjadi bingung melihat senyum pada bibir Alena."Kenapa tersenyum non?" tanya Bagus yang bingung melihat reaksi Alena."Tongkat yang menjadi senjata andalan pertapa pemberi kutukan sudah hancur berarti sekarang dia tidak mempunyai kekuatan lagi maka menghancurkannya menjadi sangat mudah,
DDrrrttttDddrrrttttAlena yang sedang duduk santai di teras rumah mengangkat telponnya yang berbunyi.Dia melihat layar hpnya mengintip siapa yang menelpon, terlihat di layar telponnya muncul nama Kapten Japar. Dia tersenyum karen tahu pasti kasus misterius sebab Japar salah satu polisi yang sering meminta bantuannya ketika penyelidikan mereka menemui jalan buntu."Hallo kapten..." Alena menyapa begitu mengangkat telponnya."Alena kamu dimana?, aku bisa minta bantuan lagi nggak" Kapten Japar langsung bertanya kepada Alena."Aku lagi di di rumah kapten, ada apa?" Alena balik bertanya."Bisakah kamu mampir sebentar ke pekuburan yang ada di komplek perumahan Astra Giri, ada kejadian aneh di sini," jawab Kapten Japar dari seberang."Baik Kapten aku akan kesana," jawab Alena sambil menutup telponnya."Ada apa non?"
Ketika Alena dan Bagus sampai di hotel kepunyaan Tante Santi mereka melihat kalau dari depan hotel itu terlihat seperti rimba belantara. Sementara ada bagian rimba itu yang menjadi bagian tengah hotel seperti sebuah istana.Keseluruhan bagian hotel itu di tutup kabut warna hitam sehingga sangat wajar kalau tamu tidak mau datang atau yang sudah datang ingin pindah karena merasa seperti berada di sebuah kuburan.Begitu masuk kedalam hotel Alena melihat tante Santi menunggu di lobi, dia di temani beberapa orang karyawan yang masih bertahan. Sementara tamu tidak ada satu orangpun yang ada."Beginilah keadaannya sekarang, sehingga membuat hotel ini merugi dari hari ke hari," Tante Santi menjelaskan keadaannya kepada Alena."Wajar tidak ada yang menginap tante yang pasti hotel ini ada yang menutupi. Entah orang yang iri pada tante atau memang ada kekuatan gaib yang menghuni tempat ini," jawab Alena mengata
Dengan cepat Alena menghantamkan sinar merah di tangan kirinya yang berbentuk tali kepada dua pengawal Dewi Mayat sementara tangan kanannya terus menghantam Dewi Mayat.Duuuaaarrrr!!!Ledakan keras terjadi memekakkan telinga, untung ruangan itu berupa ruangan yang kedap suara jadi ledakan keras tidak sampai terdengar keluar.Pengawal Dewi Mayat yang terkena hantaman Alena keduanya terjatuh dengan seluruh tubuhnya gosong dan mengepulkan asap.Sementara Dewi Mayat gontai berdirinya, setelah menyeimbangkan tubuhnya dia menghardik galak kepada Alena.Alena sendiri setelah suara ledakan terseret mundur berapa langkah namun tetap dalam posisi berdiri, melihat Dewi Mayat menjadi marah dia menyalurkan kembali kekuatan bercahaya merah pada kedua tangannya.Dewi Mayat yang amarahnya sudag memuncak langsung kembali menyerang Alena dengan bola-bola api yang keluar dari t
Suara ledakan keras menggelegar di tempat itu yang membuat semua orang menutup telinganya sebab suara itu terasa memekakkan telinga mereka.Bagus yang tadi mengalami benturan tenaga gaib nampak berdiri dengan gontai dia merasakan sebuah aliran energi itu sangat menekannya, namun belum sempat dia berdiri sempurna, sebuah serangan energi hitam muncul lagi mengincar dirinya.Kali ini Bagus tak punya pilihan lain, dengan cepat dia melipat gandakan kekuatan jin miliknya sebelum melepas pukulan yang mempunyai cahaya berwarna ungu dari tangannya, tepat bersama dengan melesatnya cahaya ungu yang di lepaskan oleh Bagus, dari belakang tubuhnya terlihat juga bergerak cepat sebuah sinar berwarna merah yang membantu pukulannya menghantam sinar hitam yabg datang.Booommm!Ledakan keras terjadi lagi, tubuh Bagus yang terjajar beberapa langkah kebelakang, namun segera berhenti karena tertahan oleh seseorang yang sudah berdiri di belakangnya."Non Alena...." Bagus
Amin yang sudah duduk bersila tersentak kaget, tiba-tiba timbul rasa kecut di hatinya muncul, dia menjadi kecut dan ingin kembali saja ke rumah.Namun dia terngiang kembali lagi perkataan dukun yang dia temui kemaren sore di rumah sang dukun."Ingat, sekali kamu masuk kamu tidak akan keluar, jika kamu sudah duduk bersila tidak boleh mundur lagi atau kamu akan mati oleh penghuni pohon beringin, jika kamu lulus mengadakan tapa semalaman maka kamu akan mampu mencapai apa yang kamu inginkan," Suara sang dukun terngiang membuat dia menjadi mantap, rasa takut yang masuk perlahan sirna oleh tekadnya yang kuat.Amin merupakan seorang kuli bangunan di daerah Maskarebet, dia di kenal sebagai laki-laki miskin sehingga dia selalu di hina oleh warga yang rata-rata kaya.Ditambah lagi di wilayah Maskarebet ini dia mencintai seorang gadis cantik yang bekerja pada perusahaan besar di Kota Palembang, namun Amin tidak